Kamis, 20 September 2018

Love You (Chapter 21 A)

Author                    :         Choi Im Kim ^^

Main Cast               :         Im Chella (Chella), Kang Lian (Lian), Park Nina (Nina)

Cast                        :         Park Fanny (Fanny), Kim Eyli (Eyli), Kwon Riri (Riri), Lee Mona (Mona), Bangtan Boys (BTS), EXO And other cast..

Genre                     :         Drama, Friendship, School Life, Romance, Sad

Length                   :         Chaptered

Disclaimer             :         THIS FANFICTION IS MINE. MOHON UNTUK TIDAK MENGCOPY / MENGGANDAKAN / ME-REMAKE / MENCONTEK FANFICTION INI. THANK YOU ^^





Happy Reading Reader’s , I hope all of you like this FF ;) <3
MOHON MAAF KALAU KETEMU TYPO’S  :D




- LOVE YOU CHAPTER 21 A -




Malam harinya, @Namsan Tower… Nina berkali-kali melirik arloji yang melingkar manis dipergelangan tangannya sambil mengedarkan pandangannya mencari seseorang. Dia sedang menunggu seseorang sekarang. Nina berdiri dengan paperbag kecil di tangannya. Nina tersenyum saat menatap benda tersebut, benda itu memberikan kenangan yang sangat berharga untuknya. Dia bahkan rela jauh-jauh datang ke Seoul hanya untuk bertemu dengan pemilik dari benda tersebut. Dia ingin memberikan, ani, mengembalikan benda yang sudah bertahun-tahun ada padanya pada pemilik benda tersebut, pemilik dari benda itulah yang sedang ditunggunya sekarang

“Park Nina”sebuah panggilan mengalihkan perhatiannya dari benda yang sedang dipegangnya sekarang, dia menatap yang memanggil, seketika itu juga senyumnya semakin mengembang

“Kim Seok Jin”katanya saat memandang orang tersebut, orang yang dipanggil Kim Seok Jin itu dengan cepat melangkah ke arahnya.

“aku minta maaf karena membuatmu menunggu lama, seharusnya aku memberitahu kalau aku harus menyelesaikan sesuatu dulu baru bisa kemari, tapi aku malah lupa! Jeongmal mianhae Nina-ya!”tutur namja yang biasa dipanggil Seokjin/Jin itu dengan perasaan bersalah saat dirinya tiba di hadapan Nina

“gwenchana, aku juga baru tiba”kata Nina sambil tersenyum, dia berbohong! Mengingat dia sudah berdiri selama setengah jam di tempat itu hanya untuk bertemu dengan Jin

“jeongmal?”tanya Jin dengan mata membulat

“nde”jawab Nina tanpa mengurangi senyum di wajahnya

“ahh syukurlah kalau begitu, kukira kau sudah lama di sini, mengingat ini sudah lewat setengah jam dari waktu janjian kita!”ujar Seokjin dengan perasaan legah

“hehehe”Nina membalas dengan tawa ‘biarlah dia tahu kalau aku baru tiba padahal sebenarnya tidak, yang penting aku bisa melihat wajah dan senyumnya, itu sudah cukup untuk menghilangkan pikiranku tentang kakiku yang mulai terasa keram sekarang!’batin Nina

“ngomong-ngomong apa yang ingin kau sampaikan?”tanya Jin mengingat tentang janji mereka untuk bertemu di tempat ini

“ah itu…”kata Nina sedikit menggantungkan kalimatnya, mengingat kerja detak jantungnya mulai meningkat dikarenakan dilandah gugup dadakkan ‘astaga, kenapa aku tiba-tiba gugup eoh?’pikir Nina

“itu apa?”tanya Jin saat tak mendengar kata lanjutan dari yeoja itu

“eum…”Nina berujar kemudian menarik nafas panjang sambil menutup kedua matanya lalu menghembuskan nafas panjangnya itu, melihat itu Jin menatap dia dengan alis terangkat satu! Setelah yakin, Ninapun menatap Seokjin lalu berkata:

“sudah sangat lama aku ingin mengatakan hal ini, tapi baru bisa sekarang karena kita baru bertemu kembali setelah bertahun-tahun (saat kalimat ini terucap Jin mengernyit) Eum.. sebenarnya aku…”Nina memberi jeda pada akhir kalimatnya saat nafasnya tercekat

“bertemu kembali?”Jin bertanya dengan ekspresi bingung

“nde”jawab Nina sambil menatap kedua mata Jin

“memangnya sebelumnya kita pernah bertemu?”Jin kembali bertanya

“nde”lagi Nina menjawab dengan jawaban yang sama

“eonjae?”tanya Jin untuk kesekian kalinya

“sudah sangat lama”jawab Nina, Jin terlihat berusaha berpikir dengan keras, mencoba mengingat akan hal yang dikatakan oleh Nina itu

“benarkah? Tapi kenapa aku tak mengingat apapun tentang pertemuan kita!”kata Jin

“mungkin dengan melihat ini kau akan mengingatnya”tutur Nina sambil menyodorkan paperbag kecil yang sedari tadi dipegangnya, Jinpun menatap benda kecil itu sambil kembali bertanya:

“apa ini?”

“ambil dan lihatlah”kata Nina sambil tersenyum, Jinpun memutuskan untuk mengambil benda tersebut. Jin menatap Nina terlebih dahulu sebelum menengok ke dalam paperbag itu, dengan alis berkerut dia merogoh isi paperbag tersebut. Nina menatap Jin, dia kembali dilanda gugup saat Jin dengan perlahan mengeluarkan tangannya dari dalam benda tersebut sambil memegang sapu tangan berwarna biru. Mata Jin mengamati dengan seksama benda itu sambil sesekali alisnya berkerut sampai pandangannya terhenti pada bagian bawah sebelah kanan benda tersebut

“igo..”dengan mata yang membulat sempurna, Jin menyentuh jahitan yang membentuk satu kalimat, kalimat itu bertuliskan ‘Kim Seok Jin’ Nina menatap Jin penuh minat

“itu milikmu oppa, aku menjaganya dengan baik, karena benda itu yang menyisakan kenangan tentangmu oppa”kata Nina sambil memanggil Jin dengan sebutan oppa saat tatapannya terarah pada sapu tangan yang sedang dipegang oleh Jin itu, Jin menatap Nina dengan ekspresi campur aduk

“kenangan? Maksudmu?”tanya Jin, entah sudah berapa kali dia bertanya. Dia patut bertanya karena dia sama sekali tak mengingat apapun tentang Nina

“nde kenangan, kenangan yang sangat membekas yang tak bisa aku lupakan! Benda itu satu-satunya petunjuk agar aku bisa bertemu kembali denganmu oppa. Apa kau ingat dengan gadis kecil yang menangis di taman dekat panti asuhan yang ada di Busan… ?”Tanya Nina

“taman…? Busan…?”kata Jin sambil berpikir, detik kemudian dia menatap Nina dengan mata membulat sempurna

“hoksi… Kau gadis kecil yang menangis dengan rambut yang dikuncir dua itu?”tanya Jin memastikan dengan ekspresi terkejut bukan main, dengan cepat pula Nina menganggukkan kepalanya sebagai jawaban sambil tersenyum

“astaga, ternyata gadis kecil itu adalah kau! Aku tak tahu sama sekali!”seru Jin kaget, sangking terkejutnya dia sampai mengangah. Dia menatap ke arah lain kemudian membuang nafas lalu kembali menatap ke arah Nina

“kau pasti terkejut yah?”Nina memberanikan diri untuk bertanya akan hal yang sudah pasti jawabannya

“sangat terkejut”jawab Jin, Nina tersenyum, diapun berkata:

“gumawo oppa”Jin kembali mengernyit heran, dia tak mengerti kenapa yeoja itu berkata demikian padanya, hei! memangnya dia berbuat apa sampai Nina berterimakasih?! pikir Jin, merasa tak mengerti, Jinpun bertanya:

“untuk apa?”

“untuk perlakuanmu padaku waktu itu. Kamu telah mengusap air mataku dan menenangkanku disaat aku sedang bersedih”Nina menjawab sambil tersenyum, hal itu membuat Jin mengerjap-ngerjapkan matanya lalu mengusap wajahnya dan kembali menatap ke arah lain, Nina menatap Jin heran lalu bertanya:

“oppa, kau kenapa?”Jin menutup mata lalu marik nafas kemudian menghembuskan dengan perlahan, merasa cukup, Jinpun menatap Nina

“Nina-ya, mianhae!”kata Jin sambil menatap Nina tepat pada manik mata yeoja itu. Nina menatap Jin sambil mengernyit, diapun kembali bertanya:

“kenapa oppa meminta maaf?”

“sebenarnya, kau salah orang! Aku bukanlah orang yang mengusap air matamu waktu itu!”jawab Jin sambil menatap Nina, mendengar itu, sontak mata Nina membulat sempurna

“mw..mwo?”tak percaya dengan apa yang didengarnya, Ninapun bertanya dengan ekspresi bak orang bodoh. Jin menjawab dengan jawaban yang sama

“aku bukan orang itu Nina-ya”seketika itu juga mata Nina berkaca-kaca

“maldo andwe..”ujar Nina sambil menggelengkan kepalanya, Jinpun menatap Nina

“Park Nin…!”kata Jin namun dengan cepat disela oleh Nina

“namamu Kim Seok Jin-kan?”Nina bertanya dengan mata yang berkaca-kaca

“iya benar itu namaku, tap…”belum selesai Jin menjawab namun disela lagi oleh Nina

“sapu tangan itu milikmukan?”tanya Nina untuk memastikan

“iya benar sapu tangan ini milikku, tap…”untuk ketiga kalinya perkataan Jin tak diselesaikan karena lagi-lagi disela oleh Nina

“namamu sama dengan nama yang tertera di sapu tangan itu dan kamu juga sudah mengakui kalau sapu tangan itu milikmu, jadi mana mungkin aku salah orang!”tutur Nina menjelaskan akan pemikirannya membuat Jin merasa kasihan

“memang benar aku pemilik sapu tangan ini, tapi orang yang bertemu denganmu saat itu bukan aku! Orang itu adalah sahabat masa kecilku saat di Busan. Waktu itu dia meminjam sapu tanganku dan saat aku meminta kembali sapu tanganku, dia bilang kalau sapu tanganku itu diberikannya pada gadis kecil yang sedang menangis, dan dia bilang kalau rambut gadis kecil itu dikucir dua!”kata Jin menjelaskan, Nina terdiam ketika mendengar penjelasan dari namja tampan tersebut

“bohong!”Nina membantah sambil menatap Jin dengan tajam

“aku tak bohong Nina-ya”kata Jin

“tidak! kau berbohong!”Nina kembali membantah dengan menghilangkan kata ‘oppa’ saat berkata pada Jin

“aku tak bo…”

“KAU BEROHONG! NAMJA ITU ADALAH KAU OPPA! Kau sedang bercandakan oppa? KATAKAN PADAKU KALAU KAU SEDANG BERCANDA OPPA!”Nina berseru, dengan nada suara yang naik dan turun, detik kemudian air matanya mengalir, melihat itu membuat Jin terkejut, diapun berkata:

“Park Nina”

“katakan padaku kalau kau sedang berbohong oppa!”Nina berujar dengan volume suara yang mulai memelan dikarenakan tangisnya itu. Jin menatap Nina ibah, dengan perlahan Jin melangkah mendekati Nina dan dengan perlahan pula Jin merangkul pundak Nina

“uljima”kata Jin sambil mengelus pundak Nina, bukannya berhenti, tangisan yeoja itu semakin menjadi! Dengan ragu Jin menarik Nina ke dalam pelukkannya, dia membiarkan Nina menangis dalam pelukkannya. Tak jauh dari situ seorang yeoja sedang menatap mereka dengan tatapan senduh.


***


Lian duduk di tangga dekat sungai Han, udara malam itu terasa dingin tapi tak membuat yeoja itu beranjak dari duduknya. Dia membiarkan rambut panjangnya diterpa oleh angin, hal itu membuat beberapa helai rambutnya menutupi sebagian wajahnya, namun dia hanya menatap lurus ke depan tanpa berniat mengatur rambutnya agar terlihat rapi. Dia terus memikirkan apa yang Jungkook katakan padanya. Air matanya memang sudah berhenti mengalir tapi sakit hatinya belum juga sembuh. Dia tak menyangkah akan mendengar kata-kata sadis itu dari Jungkook. Dia tak mengerti mengapa namja itu bisa berkata sekasar itu padanya padahal dia merasa tidak melakukan hal yang salah

“Kang Lian-ssi”panggil seseorang dari arah belakang yeoja yang namanya sedang disebut itu, namun sang empunya nama tiba-tiba mendadak tuli?! Dia tak menjawab ataupun menengok ke arah orang itu, dia tenggelam dengan pikirannya

“Kang Lian-ssi!”orang itu kembali memanggil Lian, namun yang dipanggil tak merespon. Orang itu memutuskan untuk mendekati yeoja tersebut

“hei!”panggilnya saat dia menepuk pundak Lian, hal itu membuat yeoja itu sedikit terlonjat, Lianpun menatap ke arah orang tersebut

“kau!”serunya saat menyadari siapa yang sedang menegurnya itu

“kau melamun yah sampai tak mendengar panggilanku!”tanya orang itu pada Lian

“a..aniyo, aku tak melamun kok!”jawab Lian dengan tergagap, dia mengelak, tak mungkin jugakan dia bilang yang sebenarnya terjadi pada orang yang baru dikenalnya kemarin!

“bohong! Buktinya tadi aku memanggil namamu tapi kamu tak menjawab panggilanku!”ujar orang itu tak percaya akan apa yang dikatakan Lian

“eum….”Lian tak mampu mengelak lagi, karena apa yang dikatakan orang itu benar adanya. Orang itu sedikit terseyum

“bisa aku duduk di sini?”tanya orang itu sambil menunjuk tempat yang kosong yang ada di samping Lian

“huh?”Lian spontan berseru sambil menatap orang itu dengan mata membulat sempurna

“kau tak perlu terkejut seperti itu! Aku hanya bertanya apa aku bisa duduk di sini bukan sedang mengajakmu kencan Lian-ssi!”tutur orang itu, Lian hanya mampu tersenyum sambil mengelus tengkuknya, mungkin dia malu sekarang!

“jadi bagaimana? Aku bisa ngak duduk di sini?”tanya orang itu lagi

“silahkan kalau kau ingin duduk”jawab Lian sambil menatap tempat yang dimaksudkan oleh orang tersebut lalu kembali menatap ke arah orang itu. Sudah mendapat izin, orang tersebut langsung duduk di samping Lian. Dia menatap ke arah Lian yang juga sedang menatap ke arahnya

“apa yang kau lakukan di sini?”tanya orang itu yang sedari tadi penasaran dengan apa yang dilakukan yeoja itu di sini

“aku sedang bersantai saja, kau sendiri?”jawab Lian lalu balik bertanya

“aku hanya jalan-jalan saja”jawab namja itu sambil tersenyum, Lianpun ikut tersenyum. Keduanya menatap ke arah sungai Han

“eum D.O-ssi”Lian memanggil nama orang itu tanpa menatap ke arahnya, orang itu menatap ke arah Lian saat mendengar namanya dipanggil

“wae?”jawab serta tanya D.O, Lian memberi sedikit jeda sebelum menatap ke arah D.O

“tidak jadi”jawab Lian sambil tersenyum simpul lalu kembali menatap ke arah depan

“aneh!”D.O berujar sambil menggeleng-gelengkan kepalanya

“itulah aku!”ceplos Lian tanpa menatap ke arah D.O

“he?”D.O berseru, dia terkejut atas penuturan Lian yang blak-blakkan itu. Lian terkekeh saat mendengar seruan D.O itu

“bukannya membantah kau malah meng-ia-kan apa yang ku katakan!”ujar D.O masih dalam kondisi tercengang

“kan aku orangnya jujur!”tutur Lian saat menatap D.O

“daebbak!”kata D.O sambil sedikit menganggukkan kepalanya beberapa kali masih dengan ekspresi kagetnya, hal itu membuat Lian tertawa

“euw”ujar D.O saat melihat Lian tertawa, diapun tertular akan tawa Lian itu. Keduanyapun tertawa bersama.

Tak terasa setengah jam dihabiskan mereka dengan berbincang-bincang sambil menyisikan tawa diperbincangan mereka, hal itu membuat Lian melupakan masalah yang terjadi antara dirinya dengan Jungkook.

“mau pulang bersama?”D.O bertanya pada Lian, Lian menggelengkan kepalanya lalu menjawab sambil tersenyum:

“tidak usah! Aku bisa pulang sendiri”

“yakin?”tanya D.O memastikan

“yakin”jawab Lian sambil tersenyum

“baiklah”ujar D.O sambil membalas senyuman yeoja tersebut. Lianpun berdiri dari tempatnya lalu beranjak meninggalkan D.O yang sedang menatap dirinya. Lian menghentikan langkahnya lalu berbalik menatap D.O, D.O-pun menatap Lian sambil mengangkat kedua alisnya seperti bertanya

“gumawo untuk malam ini Do Kyung Soo-ssi”kata Lian dengan menyisikan nama lengkap namja tersebut sambil tersenyum

“cheonmayo”balas D.O sambil tersenyum, Lianpun tersenyum lalu kembali melangkah pergi. D.O menatap Lian yang semakin jauh lalu menatap ke arah lain, dia tersenyum sampai deretan gigi putihnya nampak lalu kembali menatap punggung yeoja cantik tersebut


***


Chella menatap senduh pemandangan di hadapannya, dengan perlahan yeoja itu membalikkan badannya. Dia menghembuskan nafasnya lalu berjalan meninggalkan Namsan Tower. Kini Chella berada di halte bus. Dia duduk di tempat duduk yang ada di halte tersebut sambil menatap lurus ke depan dengan tatapan kosong. Tak terasa 15 menit berlalu dan dalam waktu yang cukup lama itu orang-orang yang berada di tempat yang sama dengannya berganti-ganti, bahkan beberapa bus berhenti dan pergi dari tempat itu, namun tak membuat Chella beranjak dari tempatnya. Dia masih diam dalam posisi yang sama.

“apa kau belum pergi ke psikiater?”tiba-tiba sebuah suara menginstrupsi kegiatan Chella itu, diapun menatap ke asal suara tersebut

“kau”seru Chella, dia bahkan terbelalak sangking kagetnya saat menatap pemilik suara tersebut. Orang itu adalah orang yang membuat dirinya jengkel saat berada di sungai Han (baca Chapter 19 A) dan entah mengapa orang itu muncul lagi. Orang tersebut memamerkan smirk saat melihat ekspresi Chella tersebut

“apa yang kau lakukan di sini?”tanya orang itu

“seharusnya aku yang bertanya seperti itu! Dan kenapa juga kau bisa ada di sini? Apa jangan-jangan kau sedang mengikutiku?”Chella bertanya dengan sinis

“mengikutimu? untuk apa aku mengikuti yeoja aneh sepertimu? seperti tak ada kerjaan yang lebih bermutu saja!”jawab orang itu menyindir

“mwo? Yeoja aneh?”Chella bertanya dengan nada naik satu oktaf, dia merasa kesal saat mendengar sindiran orang tersebut

“nde, yeoja aneh!”jawab orang itu, hal itu membuat Chella mengeraskan rahangnya sangking emosi

“YAH!”Chella berteriak kesal

“wow…wow tenanglah, kau sensitive sekali!”tutur orang tersebut, Chella menatap orang itu dengan tajam, oh ayolah, dia hanya ingin menggoda Chella saja, tak bermaksud membuat yeoja itu emosi

“baiklah kau yeoja normal, bukan yeoja aneh”kata orang itu berusaha membuat emosi Chella stabil. Chella membuang pandangannya ke arah lain. Dia sedang dalam kondisi emosi yang tak stabil sekarang, jadi dia bisa dengan gampang marah, sedih dan menangis. Melihat itu, orang itupun duduk dengan jarak yang cukup jauh dengan Chella, mengingat kondisi Chella sekarang yang seperti bom waktu yang bisa meledak kapan saja. Suasanapun menjadi hening, tak ada satupun yang bersuara, masing-masing sibuk dengan pikiran mereka sampai sebuah bus berhenti di hadapan mereka. Merasa busnya tiba, Chellapun dengan cepat beranjak dari tempatnya menuju bus tersebut.

“hati-hati kau bisa tersandung jika berlari seperti itu!”seru orang yang sampai sekarang namanya tak diketahui oleh Chella itu (karena hanya authorlah yang tahu nama orang tersebut :D) Chellapun menatap kesal ke arah orang tersebut lalu kembali berjalan dan masuk ke dalam bus. Setelah melihat tempat yang baik untuk di duduki, dengan cepat yeoja itu meletakkan bokongnya ke tempat duduk yang ada di barisan belakang. Chella menatap keluar jendela di mana orang itu berada. Dia melihat orang itu menampilkan smirknya, melihat itu, dengan sinis Chella membuang pandangannya ke arah lain. Dia merogoh sakunya untuk mengambil HPnya

“yah.. di mana gantunganku?”seru Chella panik saat menyadari gantungan HPnya tak ada, diapun mencari di segala tempat (saku, tas dan sekitar tempat duduknya) tapi nihil, benda itu tak ada

“hah eopsseo! Eish menyebalkan sekali!”Chella berujar saat menatap HP putihnya

“kenapa tak ada yang benar dengan hari ini sih? Haish!”Chella berseru dengan kesal, membuat dirinya ditatap oleh orang-orang yang ada di bus tersebut, termasuk sang pengemudi yang juga menatapnya dari kaca bus, namun Chella tak memperdulikan hal tersebut, dia terlalu lelah dengan apa yang terjadi padanya hari ini. Sedangkan di Halte Bus, orang yang bersama-sama dengan Chella tadi menatap benda yang tergeletak di aspal dengan smirk yang mulai mengotori wajah tampannya. Diapun berdiri dari tempatnya lalu berjalan ke arah tempat benda itu. Dia berjongkok lalu meraih benda tersebut. Dia menatap benda itu lalu berkata:

“dasar ceroboh”benda itu berupa gantungan berbentuk dolphin berwarna biru mudah


***

@Toko Buku

Fanny terlihat sedang mencari buku yang ada di tempat tersebut. Dia terus mencari sampai pandangannya terhenti pada satu buku yang tak terlalu tebal bersampul pink, seketika itu juga senyumnya merekah ‘akhirnya dapat juga!”batinnya. Setelah mendapatkan apa yang dicarinya itu, diapun berjalan ke arah kasir. Namun baru saja ingin melangkah, dia menghentikan langkahnya saat dirinya melihat namja tampan yang sangat dikenalnya yang juga sedang berjalan menuju kasir

“Kim Tae Hyung”gumamnya melafalkan nama sang namja tersebut. Seketika itu perasaan aneh kembali muncul DEG DEG dan entah mengapa jantungnya berdetak lebih cepat saat melihat namja itu tersenyum walaupun bukan padanya. Saat namja itu melangkah keluar toko dengan cepat Fanny berjalan ke arah kasir lalu membayar buku yang ada ditangannya itu. Setelah membayar, dengan cepat dia berlari keluar toko tersebut. Setelah melihat V yang sedang berjalan tak jauh dari tempatnya dengan cepat dia berjalan mengikuti namja tersebut. V menghentikan langkahnya saat merasa seseorang mengikutinya, dengan cepat namja itu membalikkan badannya dan HAP

“omona”pekik Fanny kaget ketika V dengan tiba-tiba membalikkan badannya dan menatap ke arahnya. V mendapati Fanny berdiri dengan ekspresi terkejut ‘mati aku, aku ketahuan!’batin Fanny berseru

“Park Fanny!”kata V dengan alis berkerut, hal itu membuat Fanny menelan salivanya

“sedang apa kau?”tanya V to the point

“ak..aku”kata Fanny ‘ya Tuhan aku harus jawab apa?’batin Fanny, dia menggigit bibir bawahnya karena dilandah gugup

“kau mengikutiku?”tanya V lagi dengan tatapan menyelidik

“mw..mwo? a..aniyo, ak…aku hanya sedang … eum sedang..”Fanny mengelak dengan tergagap-gagap, dia bingung mau jawab apa

“sedang apa?”dengan cepat V kembali bertanya, hal itu membuat Fanny kebingungan

“ak..aku sedang…”

“V oppa”baru saja ingin menjawab tiba-tiba sebuah suara dari arah belakang namja itu memotong perkataan Fanny, Fanny sedikit merasa legah karena dia tak perlu menjawab pertanyaan V itu tapi dia penasaran dengan pemilik suara yang memotong perkataannya itu, mendengar dari suara itu, bisa dipastikan jika pemilik suara itu adalah seorang yeoja. Dia dan V menatap ke arah orang tersebut dan tampillah sosok yeoja cantik nan imut yang kini berdiri menatap mereka, lebih tepatnya menatap V, saat melihat V menatap ke arahnya, diapun tersenyum ‘ya Tuhan, dia cantik sekali!’batin Fanny saat melihat yeoja tersebut, entah mengapa tiba-tiba dia merasa minder

“Jung Yerin!”kata V dengan menyembutkan nama lengkap yeoja yang memanggilnya itu, yeoja yang biasa disapa Yerin itupun berjalan ke arah mereka (V dan Fanny)

“apa yang oppa lakukan di sini?”tanya Yerin pada V

“seharusnya aku yang bertanya seperti itu!”kata V, Fanny hanya diam sambil terus memperhatikan kedua orang itu

“aku kebetulan mampir ke mini market itu, kalau oppa sendiri?”Yerin menjawab sambil menunjuk ke arah Mini Market lalu balik bertanya

“aku baru saja membeli komik”jawab V, Yerinpun mengangguk sebagai tanda dia mengerti. Pandangannya berhenti pada Fanny yang masih setia menatap mereka berdua

“dia siapa oppa?”tanya Yerin sambil menatap Fanny dan V secara bergantian, mendengar itu Fannypun terkejut

“dia Fanny, Park Fanny, dia teman sekelasku”jawab V memperkenalkan Fanny

“hai, perkenalkan namaku Jung Yerin, kau bisa memanggilku Yerin, aku yeojachingu V oppa!”kata Yerin sambil tersenyum, seketika itu juga mata Fanny membulat sempurna saat mendengar perkataan Yerin itu

“ye...yeojachingu?”tanya Fanny pada Yerin dengan ekspresi terkejut, V hanya diam sambil terus memperhatikan ekspresi Fanny

“nde”jawab Yerin sambil tersenyum, DEG Fanny merasa dadanya tiba-tiba terasa sakit saat mendengar penuturan Yerin itu, dia hanya diam, dia tak mampu berkata-kata lagi, dia terlampau terkejut, perasaannya campur aduk sekarang

“kami pamit yah?! kajja oppa”pamit Yerin pada Fanny lalu menarik lengan V untuk mengikutinya, V berjalan sambil menatap Fanny yang sekarang sedang memandang kosong ke arah mereka, namun pandangannya teralih pada Yerin yang berbicara padanya, dia tersenyum menanggapi perkataan yeoja cantik itu lalu kembali menatap ke arah belakang, tepatnya ke arah Fanny, dengan perlahan dia mengalihkan pandangannya ke arah depan, mereka berduapun meninggalkan Fanny. Entah mengapa hatinya (Fanny) terasa sakit saat mengetahui siapa Yerin itu, hatinya terasa seperti disayat, tanpa bisa ditahan lagi, air mata yeoja itu mengalir dari sudut matanya


 To Be Continue :)


Kelar juga, fiuh~ Author ingin bilang terimakasih untuk waktu yang diberikan reader’s untuk membaca FF ini. Mohon maaf jika ditemukan kesalahan dalam FF ini, silahkan jika reader’s ingin memberikan kritik dan saran demi perkembangan kelanjutan dari FF ini :) (author malah bakal senang sekali jika reader’s mau memberi komentar :))

Pengennya author sih jangan hanya jadi SILENT READER’S saja, beri komentarnya juga, kan enak kalau begitu :)

Sekali lagi terimakasih dan sampai jumpa di chapter selanjutnya :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar