Minggu, 02 September 2018

Love You (Chapter 19 B)

Author                   :         Choi Im Kim ^^

Main Cast              :         Im Chella (Chella), Kang Lian (Lian), Park Nina (Nina)

Cast                       :         Park Fanny (Fanny), Kim Eyli (Eyli), Kwon Riri (Riri), Lee Mona (Mona), Bangtan Boys (BTS), EXO And other cast..

Genre                    :         Drama, Friendship, School Life, Romance, Sad

Length                   :         Chaptered

Disclaimer             :         THIS FANFICTION IS MINE. MOHON UNTUK TIDAK MENGCOPY / MENGGANDAKAN / ME-REMAKE / MENCONTEK FANFICTION INI. THANK YOU ^^




#Sekilah Info, diberitahukan jika genrenya diubah urutannya yah ;), Thankyou :*
 
#jika perlu, bisa baca sambil play music OST dari Moon Lover’s, Goblin, School 2015 & The Heirs. Kalaupun mau dengar sambil dengar lagu lain juga bisa, sesuaikan dengan keinginan saja, author hanya menyarankan karena author ketik chapter ini sambil dengar lagu dari OST tersebut ^^




MOHON MAAF KALAU KETEMU TYPO’S  :D




~@Lee’s Home…

“ada yang ingin ayah sampaikan padamu Mona-ya”ujar tuan Lee saat putrinya yang tak lain adalah Mona itu tiba di rumah. Mereka sekarang berada di ruang keluarga.

“apa itu?”tanya Mona to the point dengan ekspresi datar. Tuan Lee pun menatap putrinya dengan ekspresi serius, sedangkan Ny. Lee hanya diam menunggu reaksi dari putrinya saat mengetahui apa yang akan dikatakan oleh ayahnya itu yang tak lain adalah suaminya

“ayah ingin kau bertunangan dengan putra keluarga Kim, rekan bisnis ayah!”jawab tuan Lee sambil menatap kedua bola mata putrinya itu

“MWO?”seru Mona dengan mata yang membulat sempurna~




- LOVE YOU CHAPTER 19 B –


 



Mona terkejut bukan main sedangkan tuan Lee hanya menatap Mona dengan tenang

“ayah ingin kau bertunangan dengan putra keluarga Kim, rekan bisnis ayah!”tuan Lee kembali mengucapkan kalimat yang sama dan itu membuat Mona menatap tajam ayahnya, dia mengepalkan kedua tangannya saat emosi mulai memuncak, dia berharap itu sedikit menahan hasratnya agar tidak meneriaki ayahnya sekarang

“tunangan? Aku masih kelas 1 SMA! aku juga belum genap 17 tahun! bagaimana bisa ayah merencanakan hal gila seperti itu?”seru Mona, dia mulai melayangkan protesnya, Ny. Lee hanya bisa menghembuskan nafasnya saat melihat kedua orang yang disayanginya yang sedang berdebat

“tunangan di masamu sekarang bukanlah hal yang tabu!”tutur tuan Lee, Mona semakin mengeraskan kepalan tangannya saat mendengar kalimat yang meluncur lewat bibir ayahnya itu

“aku tak mau!”tolak Mona tanpa menghilangkan tatapan tajamnya

dan sayangnya aku tak menerima penolakan!”ujar tuan Lee tak terbantahkan, hal itu membuat Mona menatap ayahnya dengan ekspresi tak percaya

“aboji!”seru Mona dengan volume suara meninggi membuat Ny. Lee sedikit mengangah saat menarik nafas, sudah cukup! Ini sudah dibatas kesabarannya, dia tak mau melakukan hal gila yang direncanakan ayahnya itu

“tanpa persetujuanmu, pertunangan kalian akan tetap dilaksanakan!”tutur tuan Lee tegas tak terbantahkan lagi

“aku tak mau! Bagaimana bisa kau menjual putrimu sendiri hanya untuk bisnis perusahaan s***** itu? aku bahkan tak tahu siapa calon tunanganku! bagaimana kepribadiannya? apakah dia baik untukku? bahkan aku tak tahu dia masih mudah atau seumuran dengan dirimu!”keluarlah kalimat tanya yang begitu banyak dan penuh emosi dari mulut Mona. Itu merupakan pertanyaan terbanyak dan terpanjang yang pernah diajukannya pada ayahnya

“jaga ucapanmu Lee Mona! Putra tuan Kim tak setua diriku, aku juga tak mungkin mau menjodohkan kamu dengan lelaki yang seumur denganku! dia masih mudah. Kau juga tak perlu khawatir, putra tuan Kim adalah lelaki yang baik, pintar dan serajat dengan kita, dia sangat cocok untukmu!”ujar tuan Lee mulai terpancing emosi, Mona menahan nafasnya sangking emosinya saat mendengar penuturan ayahnya itu

“bagaimana bisa kau mengatakan jika dia cocok untukku sedangkan aku saja tak mengenal siapa dia?!”Mona kembali bertanya dengan emosi

“aku akan mengatur pertemuan kalian agar kalian bisa mengenal satu dengan yang lain dan kalian akan bertunangan awal bulan Desember!”kata tuan Lee mengabaikan pertanyaan putri tunggalnya itu

“MWO?”seru Mona dengan mata yeoja yang kembali membulat sempurna

“istirahatlah, besok kau harus sekolah!”kata tuan Lee mengakhiri perbincangan yang panas itu secara sepihak. Mona menatap ayahnya tak percaya dengan mata yang mulai berkaca-kaca, tuan Lee berdiri dari duduknya kemudian meninggalkan ruangan tersebut. Mona menatap ibunya yang masih duduk

ibu, kumohon hentikan rencana ayah!”pintah Mona dengan mata yang mulai berkaca-kaca dan hidung yang memerah, Ny Lee menatap Mona iba kemudian berkata:

“mianhae Mona-ya, ibu tak bisa melakukan apa-apa, kau tahu ayahmu seperti apakan? Ibu yakin apa yang menjadi keputusan ayahmu itu untuk kebaikanmu!”tubuhnya terasa tak bertenaga saat mendengar perkataan Ny. Lee itu yang tak lain adalah ibunya, dia diam di tempatnya saat ibunya ikut beranjak meninggalkan dirinya. Penglihatan yeoja manis itu mengabur dan detik kemudian cairan bening mengalir membasahi pipinya, sakit! itulah yang dirasakan Mona sekarang, bukan pada badannya tapi pada hatinya! dia tak menyangkah ayahnya tegah melakukan hal tersebut padanya. Dia tahu jika ayahnya seorang yang sangat menggilai pekerjaan tapi tak terbesit sekalipun pikiran jika ayahnya tergah menjadikan dirinya sebagai ‘barang’ untuk bisnisnya, kebaikan apa yang dimaksud oleh mereka? ‘Kebaikan’ yang menghancurkan masa depan? Itulah yang dipikirkan Mona. Yah Tuhan, rasanya dunia seakan berakhir saat ini juga. Tinggal 2 bulan lagi dirinya akan bertunangan dengan namja yang tak dikenalnya sedangkan saat ini hatinya sudah dimiliki namja lain, apa yang harus dilakukannya? Mona hanya bisa terisak ‘I need Fanny now’batin Mona


***


@Kedai Teh(emangnya ada? Dibuat ada aja yah reader’s :D)

“uljima Mona-ya”kata bujukkan itu terlontar dari mulut yeoja cantik yang tak lain adalah Fanny itu yang kini berada di depan yeoja yang namanya disebutkan tadi

“hiks..hiks”Mona, yeoja itu hanya mampu terisak, melihat itu Fannypun berdiri dari tempatnya kemudian berpindah di samping Mona. Dia mengelus punggung Mona kemudian berkata:

“uljima Mona-ya”Mona tersendat-sendat dalam tangisnya sambil menatap Fanny

“ak..aku tak bisa Fanny-ah! aku tak bisa mencintai namja lain selain J-Hope oppa Fanny-ah!”ujar Mona masih dalam keadaan terisak

“ya aku tahu Mona-ya, aku sangat tahu itu, tapi jelaskan dulu padaku sebenarnya apa yang terjadi? Aku tak mengerti kenapa kamu tiba-tiba mengajakku bertemu di sini dengan keadaan seperti ini-menangis-, kamu belum menjelaskan apa-apa padaku dan juga kenapa kamu menyebut tak bisa mencintai namja lain selain dia, sebenarnya apa yang terjadi Mona-ya?”tutur Fanny diakhiri kalimat tanya, tentu saja dia pasti bingung dengan apa yang sedang terjadi pada sahabatnya sekarang mengingat dia belum dapat kejelasan!

“aku diperintahkan untuk mencintai namja lain”kalimat yang sangat menohok itu meluncur lewat bibir Mona, setelah mengucapkan kalimat tersebut Mona kembali terisak

“me..mencintai namja lain? Diperintahkan? Maksudmu apa?”tanya Fanny dengan alis berkerut menandahkan yeoja itu tak mengerti dengan penuturan Mona. Mona menatap Fanny kemudian menjawab pertanyaan itu dengan mata berlinang airmata:

“aku dijodohkan”bukan hanya alis yang berkerut, kini mata Fanny membulat sempurna

“dijodohkan?”Fanny bertanya untuk memastikan apa yang didengarnya itu benar atau salah

“nde”jawab Mona jujur, dia kembali terisak dengan keadaan menunduk

“bagaimana bisa? Ka..kau masih sangat mudah Mona-ya! kenapa bisa dijodohkan?”kalimat tanya kembali diajukan Fanny karena dia masih tak mengerti

“dia-ayah Mona- menjodohkanku untuk memperkaya dirinya!”jawab Mona dengan tatapan penuh kebencian tentu bukan pada Fanny karena sekarang dia sedang menatap lurus ke depan

“memperkaya? Tolong jelaskan padaku apa maksud dari perkataanmu itu! Karena sungguh dari tadi aku tak mengerti dengan apa yang kau katakan!”tutur Fanny, mendengar itu Mona menghentikan tangisnya dengan mengusap jejak air mata yang tercetak dipipinya kemudian menghirup dan menghembuskan nafasnya berulang-ulang sampai akhirnya dia bernafas seperti biasa kemudian menatap Fanny yang terlihat menunggu jawabannya itu

“rumit Fanny-ah”jawab Mona sambil tersenyum masam

“maka dari itu beritahu aku, mungkin dengan begitu hal yang kau sebut rumit itu bisa sedikit lebih baik! Kau bisa percaya padaku Mona-ya seperti yang biasa kau lakukan!”kata Fanny sambil memegang lengan Mona

“ada hal yang bisa ku bagikan padamu dan juga ada hal yang tak bisa ku bagikan padamu! Jujur aku sangat percaya padamu, tapi yang ini aku tak bisa menjelaskan semuanya padamu Fanny-ah! seperti yang pernah kau katakan, kita masing-masing punya privasi yang hanya bisa kita dan Tuhan yang tahu! Aku hanya bisa bilang sedikit padamu Fanny-ah, mianhae dan gumawo sudah datang saat aku membutuhkanmu!”ujar Mona, Fannypun menatap Mona sambil mengelus punggung yeoja itu

“arraseo Mona-ya, gwenchana, aku takkan memaksamu untuk menceritakan semuanya padaku”kata Fanny sambil tersenyum sembari terus mengelus punggung Mona, dia sebenarnya sangat penasaran namun tak diungkapkannya karena ujaran Mona itu

“gumawo Fanny-ah”kata Mona sambil tersenyum

“hmm”balas Fanny sambil tersenyum juga ‘mianhae Fanny-ah’batin Mona

***

Kini kedua yeoja itu berjalan bersama menuju halte bus. Mereka berjalan dalam diam sampai seseorang menghentikan langkah mereka

“yah Lee Mona kemana saja kau? Kenapa kau mengabaikan panggilanku-telpon- hah?”seorang namja tiba-tiba mengoceh pada Mona saat keluar dari mobil sport hitam, melihat itu membuat mata kedua yeoja itu membulat sempurna, bahkan mata Fanny hampir keluar dari tempatnya saat melihat namja yang kini berdiri di hadapan mereka berdua. Mata namja itu yang tadinya menatap Mona, kini berpindah pada yeoja mungil yang berdiri di samping Mona-Fanny-

“KAU”dengan spontan Fanny dan namja itu berseru bersama saat menyadari keberadaan masing-masing. Melihat itu Mona hanya bisa mengutuk namja itu dalam hati ‘sialan! kenapa dia harus muncul di sini sih?’maki Mona dalam hati. Mona menggigit bibir bawahnya, dia mulai panik, dia tak tahu harus bagaimana sekarang!

“wow tak ku sangkah bisa bertemu di sini denganmu nona Park, ternyata dunia begitu sempit yah?”kata namja itu dengan seringai di wajahnya, mendengar itu rahang milik Fanny mengeras, dia mulai mengepalkan kedua tangannya saat merasa emosinya memuncak waktu mendengar perkataan namja tersebut

“kenapa hari ini begitu banyak hal yang tak diinginkan terjadi eoh?”Fanny membalas dengan kata sindiran, berharap agar namja itu merasa kesal

“benarkah? Tapi kenapa aku merasa beruntung hari ini bisa bertemu dengan ‘mainanku’!”bukannya dibuat kesal oleh sindiran Fanny, malah sebaliknya, Fannylah yang dibuat kesal dengan ‘balasan’nya, melihat yeoja itu kesal smirk diwajah tampannya semakin menjadi!

“jaga ucapanmu Wu Yi Fan aku bukan mainanmu!”kata Fanny penuh emosi, dia tersinggung disebut ‘mainan’ oleh namja yang namanya baru saja disebut olehnya

“sepertinya kau marah nona Park!”ujar namja yang biasa disapa dengan sebut Kris itu saat melihat kepalan tangan Fanny yang mulai memutih, dari hal itu bisa disimpulkan jika kepalan tangan tersebut sangat erat! smirk masih mengotori wajah tampannya, dia semakin bersemangat mengerjai Fanny mengingat Fanny merupakan ‘mainan’nya! Mengapa seperti itu? Entahlah! Hanya saja namja itu sering menjadikan Fanny bahan bullynya waktu masih di tingkat Junior High School. Hal yang paling mengerikan yang pernah dibuatnya pada Fanny yaitu makan siang yeoja itu disembunyikan olehnya sampai membuat Fanny pingsan, sadis bukan? Bisa dibilang Kris adalah orang yang membuat masa SMP Fanny bagaikan neraka. Beruntung setelah lulus Fanny tak lagi satu sekolah dan bertemu dengan Kris karena namja itu pindah ke China. Dan entah kesialan apa dia bisa bertemu dengan namja tampan jelmaan setan ini, hari ini di sini, di Seoul. Andaikan saja dengan menenggelamkan namja tampan itu ke lautan terdalam bukan dosa pasti sudah dilakukan Fanny dari dulu agar dia tak bertemu dengan orang sepertinya, walaupun diperbolehkan tentu saja hal tersebut tak bisa dilakukannya, mengingat kekuatannya tak mencukupi untuk melakukan hal gila tersebut!

“Kris stop it! Kau benar-benar keterlaluan! Sudahlah Fanny, tak ada gunanya meladeni namja gila ini, lebih baik kita pergi saja!”kata Mona sambil menatap Kris tajam lalu menarik lengan Fanny, baru saja ingin melangkah namun diurungkannya saat mendengar Kris bertanya:

“eum Mona-ya, apa kau tak memberitahukannya?”mengerti maksud dari perkataan Kris, Monapun membalikkan badannya dan menatap tajam kearah Kris. Melihat itu Fanny hanya bisa memasang tampang bingung

“Kris..”kata Mona dengan tatapan tajamnya

“ah melihat reaksimu sepertinya kau belum mengatakan padanya!”tutur Kris dengan senyum kemenangan sambil menatap Mona dan Fanny secara bergantian. Mona menahan nafasnya dan mengepalkan kedua tangannya saat emosinya kembali memuncak

maksudmu apa?”tanya Fanny pada Kris dengan ekspresi bingung, mendengar itu membuat Mona panik sekarang

“seb…”Kris baru saja akan menjawab namun dengan cepat dipotong oleh Mona

“e..eopsseo, tak usah kau dengan perkataannya! kau tahu dia seperti apakan? Jadi tak perlu kau pikirkan apa yang dikatakan namja sialan ini, kajja kita pergi!”Mona menjawab dengan terbatah-batah sambil menarik lengan Fanny

“kasihan sekali kau nona Park, kau menganggap dia sahabatmu, tapi nyatanya orang yang kau anggap sahabat menyembunyikan sebuah rahasia ten…

“WU YI FAN!”perkataan Kris terhenti ketika Mona meneriaki namanya dengan emosi! Fanny yang melihat itu semakin dibuat bingung

“okay”ujar Kris sambil mengangguk-anggukkan kepalanya, dia memamerkan smirknya saat menatap Fanny yang menatap dirinya dengan ekspresi bingung, tanpa berkata lagi diapun berjalan masuk ke dalam mobil sportnya lalu pergi. Fanny memandang Mona yang terlihat emosi dan panik itu lalu bertanya:

“Mona-ya, ada apa sebenarnya? Rahasia apa yang kau sembunyikan dariku?terucaplah pertanyaan yang ingin ditanyakan dari tadi oleh Fanny, Mona menatap Fanny sambil menelan salivanya kemudian menjawab:

aku tak merahasiakan sesuatu darimu Fanny-ah, percayalah! Jadi kau tak perlu menanggapi perkataan tak jelas dari namja sialan itu!”kata Mona menjelaskan

“arra, aku percaya padamu!”ujar Fanny walaupun sebenarnya hatinya berkata lain ‘apa yang sebenarnya terjadi?’batin Fanny ‘mianhae Fanny-ah jeongmal mianhae, aku tak bisa memberitahukan hal itu padamu, aku takut kalau nantinya kau tak mau bersahabat lagi denganku!’batin Mona


***


Di lain tempat terlihat Chella berjalan menyusuri trotoar menuju terminal bus dengan perasaan kesal. Bagaimana tidak, tiba-tiba saja ada namja asing yang membuatnya kesal saat sedang di Sungai Han tadi. Sambil menggerutu, Chella terus berjalan sampai sebuah suara menghentikan langkahnya dan mengalihkan perhatiannya

“hei nona Im, kau seperti orang gila saja!”perkataan sindiran itu keluar dari mulut seorang namja yang sekarang sedang menatap kearah Chella, Chellapun menatap namja yang mengatainya itu

“neo!”seru Chella dengan ekspresi kaget & kesal secara bersamaan saat melihat sosok namja tersebut


***


Entah bagaimana ceritanya, kedua orang itu kini berada di kedai teh. Kedua orang tersebut adalah Chella dan namja yang mengatainya tadi, namja itu adalah Luhan. Mereka berdua sekarang sedang berbincang. Chella terus saja berbicara dengan kesal, dia mengeluarkan unek-uneknya yang sejak tadi ditahannya sedangkan Luhan hanya terkekeh saat yeoja itu mengakhiri cerita panjangnya tentang ‘orang asing yang menyebalkan’ yang membuat dirinya kesal sepanjang jalan tadi. Sebenarnya Luhan terkekeh bukan hanya diakhir cerita, dari awal cerita saja dia sudah mulai terkekeh

“kenapa kau terus saja tertawa hah?”tanya Chella dengan alis berkerut, tak mengerti mengapa sahabatnya itu tertawa padahal menurutnya itu bukan hal yang lucu! Luhan menghentikan kekehannya(?) lalu menatap yeoja tersebut kemudian berkata:

“kau juga salah! Ngapain melamun di sana di jam seperti ini? Memangnya kau sedang syuting film eoh?”Luhan mulai menggoda Chella

“aish jincha, kau minta dipelintir rupanya!”kata Chella masih kesal dan ditambah kesal lagi

“ah aku takut!”seru Luhan dibuat-buat PLUK akhirnya sedotan yang dipegang Chellapun mendarat tepat di dahi namja tampan nan cantik itu. Bukannya marah, dia malah kembali terkekeh

“kamu menyebalkan sekali! Aku menyesal curhat sama kamu, lebih baik aku pulang!”kata Chella kemudian berdiri dari duduknya, Luhanpun dengan terpaksa menghentikan kekehan(?)nya itu

“mian..mian, jangan pergi dulu! Kau ini sensitive sekali, lagi PMS yah?”kata Luhan mencegah tanpa menghilangkan godaannya pada Chella, Chellapun mendengus lalu kembali meletakkan bokongnya di kursi sambil menatap Luhan sangar

“bukan, lagi ngidam!”jawab Chella kesal

“ngidam? Kamu hamil?!”tanya Luhan seolah-olah dia terkejut, yah walaupun dia tahu yeoja itu tak serius

“nde aku hamil. hamil anak Kyuhyun!!”jawab Chella sinis

“tsk, selalu saja! hei aku ingatkan jangan terlalu banyak menghayal yang tinggi-tinggi, entar kalau jatuh sakit loh!”kata Luhan mengingatkan saat yeoja itu mulai membahas ‘itu’ dengan melibatkan idolnya

bodoh amet!”balas Chella tak perduli

“dasar tukang menghayal!”Luhan mencibir namun tak dihiraukan oleh Chella, dia lebih memilih menyesap tehnya yang mungkin tak disentuhnya tadi mengingat dia hanya memesan tanpa mencicipi minuman tersebut karena berbicara lebih dulu. Tak ada gunanya membalas namja itu, pikir Chella

“ngomong-ngomong kenapa kau melamun di sebelah sungai Han? Memangnya apa yang kau lamunkan?”tanya Luhan mengganti topik pembicaraan, hal itu membuat Chella terdiam. Tiba-tiba saja kejadian di mobil itu terulang dipikirannya membuat kedua pipi putih yeoja itu merona. Melihat itu Luhan mengernyit heran, kenapa tiba-tiba wajah Chella merona? Pikir Luhan

“hei nona, kenapa kau merona eoh?”tanya Luhan, Chella dengan cepat mengontrol detak jantungnya yang tadi sempat memacuh dan merubah ekspresinya

“a..ani, perasaanmu saja!”bantah Chella sambil menatap kearah lain

“aku mengenalmu cukup lama nona Im, jadi aku tahu kau sedang berbohong atau tidak! Malhaebwa, apa jangan-jangan kau berfikir sesuatu yang berbau mesum?”tanya Luhan dengan tatapan menyelidik

“mw..mwo? mesum? neo michisseo!seru Chella kesal, yah walaupun yang dikatakan Luhan itu benar, dia tetap membantahnya

“kalau bukan hal mesum, lalu kenapa pipimu merona hah?”tanya Luhan

“i..itu karena minuman ini! minuman ini terlalu panas, makanya pipiku merona!”jawab Chella asal dan bohong, lagian masa iya dia harus menjawab kalau dia sedang berfikir tentang ciumannya di mobil! mau taru di mana mukanya jika itu terjadi?

“jawaban yang sangat tak masuk diakal! kalau memang minuman itu panas, bibirmu yang memerah bukan pipimu!”ujar Luhan

“beda denganku, pipiku yang akan memerah kalau minum sesuatu yang panas!”Chella membantah dengan jawaban yang konyol menurut Luhan

“aku tak pernah melihat kau merona saat minum sesuatu yang panas!”kata Luhan dengan tatapan datar, Chellapun terlihat kebingungan

“kau saja yang tak memperhatikan dengan baik! sudahlah, aku harus pulang! ini sudah sangat malam!”kata Chella beralibi ‘sungguh acting yang buruk nona!’batin Chella. Chellapun berdiri dari tempatnya.

“kau yang bayar!”kata Chella lalu meninggalkan namja tampan itu

MWO?seru Luhan terkejut dengan perkataan Chella itu

“YAH IM CHELLA!”Luhan berteriak saat melihat Chella keluar dari kedai tersebut

“aish yeoja itu benar-benar!”ujar Luhan kesal, dia menatap isi dompetnya

“heih uangku!”kata Luhan saat menatap uang yang seadahnya yang dibawanya. Dia bukan orang miskin, hanya saja dia membawa uang yang pas untuk belanjanya tadi, dia tak membawa uang lebih dan dia tak membawa kartu ATMnya dan lebih sialnya lagi dia harus membayar pesanan mereka berdua, kalau tahu begini dia tak mengajak yeoja itu untuk mampir di Kedai tersebut


***


Di lain tempat terlihat Fanny sedang berjalan sendirian sambil berpikir dalam diam. Dia sedikit terganggu dengan perkataan Kris tadi. Walaupun Mona sudah mengatakan tidak ada apa-apa, namun dia merasa memang ada sesuatu yang disembunyikan oleh sahabatnya itu, tapi apa? pikir Fanny. Fanny terus saja berjalan sampai langkahnya terhenti saat matanya menangkap sosok namja yang sedang duduk di tembok jalan yang mengarah kearah rumahnya itu. Namja itu memakai jaket dan topi berwarna hitam. Fanny tak bisa melihat wajah namja itu dengan jelas dikarenakan topi yang dipakai namja tersebut. Melihat cara namja itu berpakaian membuat Fanny merasa sesuatu yang tidak enak, mengingat hanya dirinya dan namja itu yang ada di jalan saat ini ‘yah Tuhan jika namja itu orang jahat, maka tolonglah aku Tuhan!’Fanny berdoa dalam hati sambil terus melangkah tanpa menoleh ke arah namja itu. Dia terus berdoa dalam hati sampai dirinya tiba di hadapan namja itu

“akhirnya kau datang juga!”ujar namja itu dengan suara parau

DOWA JUSEYO!!”Fanny refleks menjerit saat mendengar namja itu berujar, bahkan yeoja itu sekarang memegang dadanya sambil menutup kedua matanya

yah kau tak perlu berteriak Fanny-ah!”kata namja itu sambil berdiri dari duduknya, mendengar namnaya disebutkan oleh namja itu Fannypun mengumpulkan keberaniannya untuk membuka matanya, Fannypun menatap namja tersebut dengan perasaan was-was

“nu..nuguya?”tanya Fanny dengan suara yang bergetar, bahkan mata yeoja itu mulai berkaca-kaca sekarang

“nan Taehyung-ie, Kim Tae Hyung, V!”jawab namja itu, mendengar jawaban namja tersebut membuat Fanny menghembuskan nafas legah

“yah Tuhan ku pikir siapa, ternyata kamu!”kata Fanny sambil menetralisir detak jantung dan nafasnya

“kau terkejut yah?”tanya Taehyung sedikit terkekeh

“pakai tanya lagi, mana ada yeoja yang tak terkejut saat mengalami kejadian seperti ini!”jawab Fanny dengan nada suara yang sedikit meninggi

“mian~”ujar Taehyung sambil menghentikan kekehannya(?). raut wajah namja yang biasa disapa dengan sebutan Taehyung/V itu berubah saat mendengar bentakkan Fanny, melihat itu Fannypun sedikit merasa bersalah, dengan cepat yeoja itu mengendalikan ekspresinya

ehem.. apa yang kau lakukan di sini?”tanya Fanny mencoba mengalihkan perasaannya yang tak enak itu, Taehyungpun menatap Fanny kemudian menjawab:

“aku menunggumu!”kedua alis Fanny terangkat saat mendengar jawaban Taehyung

untuk apa?”Fanny kembali bertanya dengan alis yang berubah menjadi sedikit berkerut

“aku ingin memberikan ini padamu!”jawab Taehyung sambil menyodorkan benda berbentuk persegi empat panjang dalam keadaan yang terbungkus dengan kertas kado berwarna pink

“apa ini?”tanya Fanny lagi, entah sudah berapa kali dia bertanya! yeoja itu hanya menatap benda tersebut tanpa berniat mengambilnya

“ini coklat ak...”baru dua setengah kata yang dikatakan V dengan cepat disela oleh Fanny

“coklat? Untukku? Ini bukan hari valentinekan? dan juga ini bukan hari ulang tahunku! Lalu kenapa kau memberikan ini padaku?”Fanny kembali bertanya–lagi- dengan ekspresi bingung

“itu.. aku hanya ingin memberikannya saja padamu tidak dalam rangkah apapun!”jawab Taehyung sambil tersenyum

“tapi aku tak mau!”tolak Fanny, mendengar jawaban yang tak menyenangkan itu membuat ekspresi V berubah, V-pun bertanya:

“wae..waeyo?”

“hanya tak mau saja!”jawab Fanny sambil menatap ke arah lain. Sebenarnya Fanny sangat ingin menerima pemberian V itu, hanya saja akhir-akhir ini dia alergi dengan makan tersebut-coklat-! Dokter yang menangani alergi Fanny itu menyarankan agar Fanny mengurangi mengonsumsi coklat agar alerginya bisa hilang. Kesimpulannya yeoja itu tak mau kalau sampai Taehyung tahu alasan mengapa dia menolak pemberian namja tersebut, menurutnya sangat memalukan jika Taehyung tahu kalau dia sedang alergi dengan coklat, oh ayolah, alergi coklat? itu sangat aneh! Pikir Fanny

arraseokata Taehyung sambil menatap coklat yang dipegangnya itu dengan ekspresi sedih nan kecewa, mendengar itu Fanny dengan cepat menatap Taehyung, dengan perlahan tapi pasti Taehyung mulai melangkahkan kedua kakinya meninggalkan Fanny yang menatapnya dengan mulut yang ingin mengeluarkan kata namun tak terucap itu

Tae..”hanya satu kata itu yang terucap oleh bibir Fanny, dia ingin mencegah namja itu namun seluruh tubuhnya seketika tak bisa bekerja dengan baik, diapun hanya mampu menatap Taehyung yang semakin menjauh

“mianhae, jeongmal mianhae~”Fanny berujar dengan penuh penyesalan, bahkan sudut mata yeoja itu  mulai meneteskan cairan bening yang disebut air mata. Entah mengapa, hatinya terasa sakit saat melihat ekspresi Taehyung tadi, dan untuk kedua kalinya dia membuat Taehyung sakit hati. Padahal Taehyung sudah melupakan kejadian saat di halte tadi ketika dirinya tak sengaja melihat coklat yang ingin diberikannya itu untuk Fanny di sebuah toko saat dia sedang berjalan tadi. Waktu dia melihat coklat tersebut, yang pertama kali dipikirkannya adalah Fanny, dan dalam sekejap dia melupakan kejadian yang menyakitkan di halte bus itu, diapun berencana untuk memberikan coklat tersebut pada Fanny malam ini juga tapi dengan kejadian barusan, mungkin akan sulit untuk Taehyung melupakan sakit hati dan kecewanya itu (double kill :D)


***


@Park’s Home...

Fanny dan Nina terlihat saling curhat di kamar mereka. Nina menatap Fanny ibah, Fanny tak berhenti menangis sejak dia tiba di rumah. Untungnya orangtua Fanny sedang berada di luar kota sekarang jadi dia tak dapat pertanyaan-pertanyaandari kedua orangtuanya yang mungkin akan sulit dijawabnya

“aku tak bermaksud menolak pemberiannya eonni hiks..hiks..hiks”kata Fanny sambil terisak

“uljima Fanny-ah, nanti asmamu kambuh!”kata Nina mengingatkan sambil terus mengelus punggung Fanny, berharap agar Fanny merasa sedikit tenang walaupun sebenarnya tidak

“ak..aku tak ingin dia sedih eonni, tapi aku malah membuatnya sedih! Dia pasti kecewa dengan perlakuanku tadi, eottokae eonni hiks…hiks?”Fanny berujar dan bertanya sambil tersendat-sendat membuat Nina menatap dirinya dengan ibah

kau hanya perlu menjelaskan padanya Fanny-ah!”kata Nina memberi saran

“ak..aku tak bisa!”kata Fanny disela tangisnya

“kenapa tidak bisa?”kini Nina yang bertanya

 “ak..aku tak tahu bagaimana harus menjelaskannya, dan aku juga tak mungkin memberitahukan alasan yang sebenarnya”jawab Fanny

“beritahu saja alasan yang sebenarnya Fanny-ah agar dia tidak salah paham!”kata Nina memberi saran, hal tersebut membuat Fanny sedikit menghentikan tangisnya

“tapi itu memalukan eonni!”kata Fanny sambil menatap Nina, hal itu membuat Nina memutar bola matanya

“jangan malu Fanny-ah! kalau kamu tak ingin dia kecewa maka beritahu alasannya!”tutur Nina

“tapi eon…”

“tak ada tapi-tapian! jika kamu tak ingin dia kecewa maka beritahu alasannya!”dengan cepat Nina memotong perkataan Fanny dengan mengulangi perkataan yang sama. Fannypun terdiam, dia terlihat memikirkan saran dari sepupunya itu. Setelah memikirkan apa yang akan dia lakukan, diapun berkata:

“baiklah eonni!”Ninapun tersenyum saat mendengar kata yang diharapkannya itu keluar dari bibir Fanny, Fannypun tertular senyum sepupunya itu

“sekarang hapus air matamu! itu mengurangi kecantikkanmu tahu!”perintah Nina, Fannypun menghapus jejak airmata yang tercetak di pipinya, keduanya saling bertatapan kemudian tertawa




To Be Continue :)



END :), maksudnya untuk chapter 19 :D, sebenarnya author ingin post chapter ini tadi malam, tapi berhubung tadi malam authornya ngantuk berat maka authorpun memutuskan untuk mempostingnya hari ini. Itulah sekilas kisah dibalik ‘kisah’ posting-memposting, sekarang author ingin bilang terimakasih untuk waktu yang diberikan reader’s untuk membaca FF ini. Mohon maaf jika ditemukan kesalahan dalam FF ini, dipersilahkan jika reader’s ingin memberikan kritik dan saran demi perkembangan kelanjutan dari FF ini :)

Sekali lagi terimakasih dan sampai jumpa di chapter selanjutnya ;)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar