Main
Cast : Im Chella (Chella),
Kang Lian (Lian), Park Nina (Nina)
Cast : Park Fanny (Fanny), Kim
Eyli (Eyli), Kwon Riri (Riri), Lee
Mona (Mona), Bangtan Boys (BTS),
EXO And other cast..
Genre : Drama, Friendship,
School Life, Romance, Sad
Length : Chaptered
Disclaimer : THIS FANFICTION IS MINE. MOHON UNTUK TIDAK MENGCOPY
/ MENGGANDAKAN / ME-REMAKE / MENCONTEK FANFICTION INI.
THANK YOU ^^
#Sekilah Info, diberitahukan jika genrenya diubah
urutannya yah ;), Thankyou :*
#jika perlu, bisa baca sambil play music OST dari Moon
Lover’s, Goblin, School 2015 & The Heirs. Kalaupun mau dengar sambil dengar
lagu lain juga bisa, sesuaikan dengan keinginan saja, author hanya menyarankan
karena author ketik chapter ini sambil dengar lagu dari OST tersebut ^^
MOHON MAAF
KALAU KETEMU TYPO’S :D
~@Lee’s Home…
“ada yang ingin
ayah sampaikan padamu Mona-ya”ujar tuan Lee
saat putrinya yang tak lain adalah Mona itu tiba di rumah. Mereka sekarang berada di ruang keluarga.
“apa itu?”tanya
Mona to the point dengan ekspresi datar. Tuan Lee pun menatap putrinya dengan
ekspresi serius, sedangkan Ny. Lee hanya diam menunggu reaksi dari putrinya saat
mengetahui apa yang akan dikatakan oleh ayahnya itu yang tak lain adalah
suaminya
“ayah ingin kau
bertunangan dengan putra keluarga Kim, rekan bisnis ayah!”jawab tuan Lee sambil
menatap kedua bola mata putrinya itu
“MWO?”seru Mona dengan mata yang
membulat sempurna~
- LOVE YOU
CHAPTER 19 B –
Mona terkejut bukan main sedangkan tuan
Lee hanya menatap Mona dengan tenang
“ayah ingin kau bertunangan dengan putra keluarga Kim,
rekan bisnis ayah!”tuan Lee kembali mengucapkan kalimat yang sama dan itu membuat Mona menatap tajam ayahnya, dia
mengepalkan kedua tangannya saat emosi mulai memuncak, dia berharap itu sedikit menahan
hasratnya agar tidak meneriaki ayahnya sekarang
“tunangan? Aku masih kelas 1 SMA! aku juga belum genap 17 tahun! bagaimana
bisa ayah merencanakan hal gila seperti itu?”seru Mona, dia mulai melayangkan protesnya, Ny. Lee hanya bisa menghembuskan nafasnya saat melihat kedua orang yang disayanginya yang sedang
berdebat
“tunangan di masamu sekarang bukanlah hal yang
tabu!”tutur tuan Lee, Mona semakin mengeraskan kepalan tangannya saat mendengar kalimat yang meluncur lewat bibir ayahnya itu
“aku tak mau!”tolak Mona tanpa menghilangkan tatapan
tajamnya
“dan sayangnya aku
tak menerima penolakan!”ujar tuan Lee tak terbantahkan, hal itu membuat Mona menatap ayahnya dengan
ekspresi tak percaya
“aboji!”seru Mona dengan volume suara meninggi membuat Ny. Lee sedikit
mengangah saat menarik nafas, sudah cukup! Ini
sudah dibatas kesabarannya, dia tak mau melakukan
hal gila yang direncanakan ayahnya itu
“tanpa persetujuanmu, pertunangan kalian
akan tetap dilaksanakan!”tutur tuan Lee tegas tak terbantahkan
lagi
“aku tak mau! Bagaimana bisa kau menjual putrimu sendiri hanya untuk
bisnis perusahaan s***** itu? aku bahkan tak tahu siapa calon tunanganku! bagaimana kepribadiannya?
apakah dia baik untukku? bahkan aku tak
tahu dia masih mudah atau seumuran dengan dirimu!”keluarlah kalimat tanya yang begitu banyak
dan penuh emosi dari mulut Mona. Itu merupakan pertanyaan terbanyak dan
terpanjang yang pernah diajukannya pada ayahnya
“jaga ucapanmu Lee Mona! Putra tuan Kim tak setua diriku,
aku juga tak mungkin mau menjodohkan kamu dengan
lelaki yang seumur denganku! dia masih mudah. Kau juga tak perlu khawatir, putra tuan
Kim adalah lelaki yang baik,
pintar dan serajat dengan kita, dia sangat cocok untukmu!”ujar tuan Lee mulai terpancing
emosi, Mona menahan nafasnya sangking emosinya saat mendengar penuturan ayahnya
itu
“bagaimana bisa kau mengatakan jika dia cocok untukku
sedangkan aku saja tak mengenal siapa dia?!”Mona kembali bertanya dengan emosi
“aku akan mengatur pertemuan kalian agar kalian bisa
mengenal satu dengan yang lain dan kalian akan bertunangan awal bulan Desember!”kata tuan Lee mengabaikan pertanyaan putri
tunggalnya itu
“MWO?”seru Mona dengan mata yeoja yang kembali membulat
sempurna
“istirahatlah, besok kau harus sekolah!”kata tuan Lee
mengakhiri perbincangan yang panas itu secara sepihak. Mona menatap ayahnya tak
percaya dengan mata yang mulai
berkaca-kaca, tuan Lee berdiri dari duduknya kemudian
meninggalkan ruangan tersebut.
Mona menatap ibunya yang masih duduk
“ibu, kumohon hentikan rencana ayah!”pintah
Mona dengan mata yang mulai berkaca-kaca dan hidung yang
memerah, Ny Lee menatap
Mona iba kemudian berkata:
“mianhae Mona-ya, ibu tak bisa
melakukan apa-apa, kau tahu ayahmu seperti apakan? Ibu yakin apa yang
menjadi keputusan ayahmu itu untuk kebaikanmu!”tubuhnya terasa tak
bertenaga saat mendengar perkataan Ny. Lee itu yang tak lain adalah ibunya, dia
diam di tempatnya
saat ibunya ikut beranjak meninggalkan dirinya. Penglihatan yeoja
manis itu mengabur dan detik kemudian
cairan bening mengalir membasahi pipinya, sakit!
itulah yang dirasakan Mona sekarang, bukan pada badannya tapi pada hatinya! dia tak menyangkah
ayahnya tegah melakukan hal
tersebut padanya. Dia tahu jika ayahnya seorang yang sangat menggilai pekerjaan tapi tak terbesit sekalipun pikiran jika
ayahnya tergah menjadikan
dirinya sebagai ‘barang’ untuk bisnisnya, kebaikan apa yang
dimaksud oleh mereka? ‘Kebaikan’ yang menghancurkan masa depan? Itulah yang dipikirkan
Mona. Yah Tuhan, rasanya dunia seakan berakhir saat ini juga. Tinggal 2 bulan lagi
dirinya akan bertunangan dengan namja yang tak dikenalnya sedangkan saat ini hatinya sudah dimiliki namja lain, apa yang harus dilakukannya? Mona
hanya bisa terisak ‘I need Fanny now’batin Mona
***
@Kedai Teh(emangnya
ada? Dibuat ada aja yah
reader’s :D)
“uljima Mona-ya”kata bujukkan itu
terlontar dari mulut yeoja cantik yang tak lain adalah Fanny itu yang kini
berada di depan yeoja yang namanya disebutkan tadi
“hiks..hiks”Mona, yeoja itu hanya
mampu terisak, melihat itu Fannypun berdiri dari tempatnya kemudian berpindah
di samping Mona. Dia mengelus punggung Mona kemudian berkata:
“uljima Mona-ya”Mona
tersendat-sendat dalam tangisnya sambil menatap Fanny
“ak..aku tak bisa Fanny-ah! aku
tak bisa mencintai namja lain selain J-Hope oppa Fanny-ah!”ujar Mona masih
dalam keadaan terisak
“ya aku tahu Mona-ya, aku sangat
tahu itu, tapi jelaskan dulu padaku sebenarnya apa yang terjadi? Aku tak
mengerti kenapa kamu tiba-tiba mengajakku bertemu di sini dengan keadaan seperti
ini-menangis-, kamu belum menjelaskan apa-apa padaku dan juga kenapa kamu
menyebut tak bisa mencintai namja lain selain dia, sebenarnya apa yang terjadi
Mona-ya?”tutur Fanny diakhiri kalimat tanya, tentu saja dia pasti bingung
dengan apa yang sedang terjadi pada sahabatnya sekarang mengingat dia belum
dapat kejelasan!
“aku diperintahkan untuk
mencintai namja lain”kalimat yang sangat menohok itu meluncur lewat bibir Mona,
setelah mengucapkan kalimat tersebut Mona kembali terisak
“me..mencintai namja lain?
Diperintahkan? Maksudmu apa?”tanya Fanny dengan alis berkerut menandahkan yeoja
itu tak mengerti dengan penuturan Mona. Mona menatap Fanny kemudian menjawab
pertanyaan itu dengan mata berlinang airmata:
“aku dijodohkan”bukan hanya alis
yang berkerut, kini mata Fanny membulat sempurna
“dijodohkan?”Fanny bertanya untuk
memastikan apa yang didengarnya itu benar atau salah
“nde”jawab Mona jujur, dia
kembali terisak dengan keadaan menunduk
“bagaimana bisa? Ka..kau masih
sangat mudah Mona-ya! kenapa bisa dijodohkan?”kalimat tanya kembali diajukan
Fanny karena dia masih tak mengerti
“dia-ayah Mona- menjodohkanku
untuk memperkaya dirinya!”jawab Mona dengan tatapan penuh kebencian tentu bukan
pada Fanny karena sekarang dia sedang menatap lurus ke depan
“memperkaya? Tolong jelaskan
padaku apa maksud dari perkataanmu itu! Karena sungguh dari tadi aku tak
mengerti dengan apa yang kau katakan!”tutur Fanny, mendengar itu Mona
menghentikan tangisnya dengan mengusap jejak air mata yang tercetak dipipinya
kemudian menghirup dan menghembuskan nafasnya berulang-ulang sampai akhirnya
dia bernafas seperti biasa kemudian menatap Fanny yang terlihat menunggu
jawabannya itu
“rumit Fanny-ah”jawab Mona sambil
tersenyum masam
“maka dari itu beritahu aku,
mungkin dengan begitu hal yang kau sebut rumit itu bisa sedikit lebih baik! Kau
bisa percaya padaku Mona-ya seperti yang biasa kau lakukan!”kata Fanny sambil
memegang lengan Mona
“ada hal yang bisa ku bagikan
padamu dan juga ada hal yang tak bisa ku bagikan padamu! Jujur aku sangat
percaya padamu, tapi yang ini aku tak bisa menjelaskan semuanya padamu
Fanny-ah! seperti yang pernah kau katakan, kita masing-masing punya privasi
yang hanya bisa kita dan Tuhan yang tahu! Aku hanya bisa bilang sedikit padamu
Fanny-ah, mianhae dan gumawo sudah datang saat aku membutuhkanmu!”ujar Mona,
Fannypun menatap Mona sambil mengelus punggung yeoja itu
“arraseo Mona-ya, gwenchana, aku
takkan memaksamu untuk menceritakan semuanya padaku”kata Fanny sambil tersenyum
sembari terus mengelus punggung Mona, dia sebenarnya sangat penasaran namun tak
diungkapkannya karena ujaran Mona itu
“gumawo Fanny-ah”kata Mona sambil
tersenyum
“hmm”balas Fanny sambil tersenyum
juga ‘mianhae Fanny-ah’batin Mona
***
Kini kedua yeoja itu berjalan
bersama menuju halte bus. Mereka berjalan dalam diam sampai seseorang menghentikan langkah mereka
“yah Lee Mona kemana saja kau? Kenapa kau mengabaikan
panggilanku-telpon- hah?”seorang namja
tiba-tiba mengoceh pada Mona saat keluar dari mobil sport hitam, melihat itu membuat mata kedua yeoja
itu membulat sempurna, bahkan mata Fanny hampir keluar dari tempatnya saat
melihat namja yang kini berdiri di hadapan mereka berdua. Mata
namja itu yang tadinya menatap Mona, kini berpindah pada yeoja mungil yang berdiri di samping Mona-Fanny-
“KAU”dengan spontan Fanny dan namja itu berseru bersama saat menyadari
keberadaan masing-masing. Melihat itu Mona
hanya bisa mengutuk namja itu dalam hati ‘sialan!
kenapa dia harus muncul di sini sih?’maki
Mona dalam hati. Mona menggigit
bibir bawahnya, dia mulai panik, dia tak tahu harus bagaimana sekarang!
“wow tak ku sangkah bisa bertemu di sini denganmu nona
Park, ternyata dunia begitu sempit yah?”kata
namja itu dengan seringai di wajahnya, mendengar itu rahang
milik Fanny mengeras, dia mulai mengepalkan
kedua tangannya saat merasa
emosinya memuncak waktu mendengar perkataan namja tersebut
“kenapa hari ini begitu banyak hal yang tak diinginkan terjadi
eoh?”Fanny membalas dengan kata sindiran, berharap agar namja itu merasa kesal
“benarkah? Tapi kenapa aku merasa beruntung hari ini bisa
bertemu dengan ‘mainanku’!”bukannya dibuat kesal oleh sindiran Fanny, malah sebaliknya, Fannylah yang dibuat
kesal dengan ‘balasan’nya,
melihat yeoja itu kesal smirk diwajah tampannya semakin menjadi!
“jaga ucapanmu Wu Yi Fan aku bukan mainanmu!”kata Fanny penuh emosi, dia tersinggung disebut ‘mainan’ oleh namja yang namanya baru saja disebut olehnya
“sepertinya kau marah nona Park!”ujar namja yang biasa disapa dengan sebut Kris itu saat melihat kepalan tangan Fanny yang mulai
memutih, dari hal itu bisa disimpulkan jika kepalan tangan tersebut sangat
erat! smirk masih mengotori wajah tampannya, dia semakin bersemangat mengerjai
Fanny mengingat Fanny merupakan ‘mainan’nya! Mengapa
seperti itu? Entahlah! Hanya saja namja itu sering menjadikan Fanny bahan
bullynya waktu masih di tingkat Junior High School. Hal yang paling
mengerikan yang pernah dibuatnya pada Fanny yaitu makan
siang yeoja itu disembunyikan olehnya sampai membuat
Fanny pingsan, sadis bukan? Bisa dibilang Kris
adalah orang yang membuat masa SMP Fanny bagaikan neraka. Beruntung setelah lulus Fanny tak lagi satu sekolah dan bertemu dengan
Kris karena namja itu pindah
ke China. Dan entah kesialan apa dia bisa
bertemu dengan namja tampan jelmaan setan ini, hari ini di
sini, di Seoul. Andaikan saja dengan menenggelamkan
namja tampan itu ke lautan terdalam bukan dosa pasti sudah
dilakukan Fanny dari dulu agar dia tak bertemu dengan orang sepertinya, walaupun diperbolehkan tentu saja hal tersebut tak bisa
dilakukannya, mengingat kekuatannya tak mencukupi untuk melakukan hal gila tersebut!
“Kris stop it! Kau benar-benar keterlaluan! Sudahlah Fanny, tak ada gunanya meladeni namja gila ini, lebih baik kita pergi saja!”kata
Mona sambil menatap Kris tajam lalu menarik lengan Fanny, baru saja ingin
melangkah namun diurungkannya saat mendengar Kris bertanya:
“eum Mona-ya, apa kau tak memberitahukannya?”mengerti maksud dari perkataan
Kris, Monapun membalikkan
badannya dan menatap tajam kearah Kris. Melihat itu
Fanny hanya bisa memasang tampang bingung
“Kris..”kata Mona dengan tatapan tajamnya
“ah melihat reaksimu sepertinya kau belum mengatakan
padanya!”tutur Kris dengan senyum kemenangan sambil menatap Mona dan Fanny
secara bergantian. Mona menahan nafasnya dan mengepalkan
kedua tangannya saat emosinya
kembali memuncak
“maksudmu apa?”tanya
Fanny pada Kris dengan ekspresi bingung, mendengar itu membuat Mona panik sekarang
“seb…”Kris baru saja akan
menjawab namun dengan cepat dipotong oleh Mona
“e..eopsseo, tak usah kau dengan perkataannya! kau tahu dia seperti apakan? Jadi tak perlu kau pikirkan apa yang dikatakan namja sialan ini, kajja kita pergi!”Mona menjawab dengan terbatah-batah sambil menarik lengan Fanny
“kasihan sekali kau nona Park, kau menganggap dia
sahabatmu, tapi nyatanya orang yang kau anggap sahabat menyembunyikan sebuah rahasia ten…”
“WU YI FAN!”perkataan Kris terhenti
ketika Mona meneriaki namanya dengan emosi! Fanny yang melihat itu semakin
dibuat bingung
“okay”ujar Kris sambil
mengangguk-anggukkan kepalanya, dia memamerkan smirknya saat menatap Fanny yang menatap dirinya dengan ekspresi bingung,
tanpa berkata lagi diapun berjalan masuk ke dalam
mobil sportnya lalu pergi. Fanny memandang Mona yang terlihat emosi dan panik itu lalu bertanya:
“Mona-ya, ada apa
sebenarnya? Rahasia apa yang kau sembunyikan dariku?”terucaplah pertanyaan yang ingin
ditanyakan dari tadi oleh Fanny, Mona menatap Fanny sambil menelan salivanya
kemudian menjawab:
“aku tak merahasiakan sesuatu darimu Fanny-ah, percayalah! Jadi kau tak perlu menanggapi perkataan tak jelas dari namja
sialan itu!”kata Mona menjelaskan
“arra, aku percaya padamu!”ujar
Fanny walaupun sebenarnya hatinya berkata lain ‘apa yang sebenarnya terjadi?’batin Fanny ‘mianhae Fanny-ah jeongmal mianhae, aku tak
bisa memberitahukan hal itu padamu, aku
takut kalau nantinya kau tak mau bersahabat lagi denganku!’batin Mona
***
Di lain tempat terlihat Chella berjalan
menyusuri trotoar menuju terminal bus dengan perasaan kesal. Bagaimana tidak,
tiba-tiba saja ada namja asing yang membuatnya kesal
saat sedang di Sungai Han tadi. Sambil menggerutu, Chella terus berjalan sampai sebuah suara menghentikan langkahnya
dan mengalihkan perhatiannya
“hei nona Im, kau seperti orang gila saja!”perkataan sindiran itu keluar dari mulut seorang namja yang sekarang sedang
menatap kearah Chella, Chellapun menatap namja yang mengatainya itu
“neo!”seru Chella dengan ekspresi kaget & kesal secara
bersamaan saat melihat sosok namja tersebut
***
Entah bagaimana ceritanya, kedua orang itu kini berada di kedai
teh. Kedua orang tersebut adalah Chella dan namja yang
mengatainya tadi, namja itu adalah Luhan. Mereka berdua sekarang sedang berbincang. Chella terus saja
berbicara dengan kesal, dia mengeluarkan
unek-uneknya yang sejak tadi ditahannya
sedangkan Luhan hanya terkekeh saat yeoja itu mengakhiri cerita panjangnya tentang ‘orang asing yang menyebalkan’ yang
membuat dirinya kesal sepanjang jalan tadi. Sebenarnya Luhan terkekeh bukan
hanya diakhir cerita, dari awal cerita saja dia sudah mulai terkekeh
“kenapa kau terus saja
tertawa hah?”tanya Chella
dengan alis berkerut, tak mengerti mengapa sahabatnya
itu tertawa padahal menurutnya itu bukan hal yang lucu! Luhan
menghentikan kekehannya(?) lalu menatap
yeoja tersebut kemudian berkata:
“kau juga salah! Ngapain melamun di sana di
jam seperti ini? Memangnya kau sedang
syuting film eoh?”Luhan mulai menggoda Chella
“aish jincha, kau minta dipelintir rupanya!”kata Chella masih kesal dan ditambah kesal lagi
“ah aku takut!”seru Luhan dibuat-buat PLUK akhirnya sedotan yang dipegang
Chellapun mendarat tepat di dahi namja tampan nan cantik itu. Bukannya marah, dia malah kembali terkekeh
“kamu menyebalkan
sekali! Aku menyesal curhat
sama kamu, lebih baik aku pulang!”kata Chella kemudian berdiri dari
duduknya, Luhanpun dengan terpaksa menghentikan kekehan(?)nya itu
“mian..mian, jangan pergi dulu! Kau ini sensitive sekali, lagi PMS yah?”kata Luhan mencegah tanpa menghilangkan godaannya pada Chella, Chellapun mendengus lalu kembali meletakkan bokongnya di kursi sambil menatap
Luhan sangar
“bukan, lagi ngidam!”jawab
Chella kesal
“ngidam? Kamu
hamil?!”tanya Luhan seolah-olah dia
terkejut, yah walaupun dia tahu yeoja itu tak serius
“nde aku hamil. hamil anak Kyuhyun!!”jawab Chella sinis
“tsk, selalu saja! hei aku
ingatkan jangan terlalu banyak menghayal yang tinggi-tinggi, entar kalau jatuh sakit loh!”kata Luhan mengingatkan
saat yeoja itu mulai membahas ‘itu’ dengan melibatkan idolnya
“bodoh amet!”balas Chella tak perduli
“dasar tukang menghayal!”Luhan mencibir namun tak dihiraukan oleh Chella, dia lebih
memilih menyesap tehnya yang mungkin tak disentuhnya
tadi mengingat dia hanya memesan tanpa mencicipi minuman tersebut karena berbicara
lebih dulu. Tak ada gunanya membalas namja itu,
pikir Chella
“ngomong-ngomong kenapa kau melamun di sebelah sungai
Han? Memangnya apa yang kau lamunkan?”tanya Luhan mengganti topik pembicaraan, hal itu membuat Chella terdiam. Tiba-tiba saja ‘kejadian di mobil itu’
terulang dipikirannya membuat kedua pipi putih yeoja itu merona. Melihat itu
Luhan mengernyit heran, kenapa tiba-tiba wajah Chella merona? Pikir Luhan
“hei nona, kenapa kau merona eoh?”tanya Luhan, Chella
dengan cepat mengontrol detak jantungnya yang tadi sempat memacuh dan merubah ekspresinya
“a..ani, perasaanmu saja!”bantah Chella sambil menatap
kearah lain
“aku mengenalmu cukup lama nona Im, jadi aku tahu kau
sedang berbohong atau tidak! Malhaebwa, apa jangan-jangan kau berfikir sesuatu
yang berbau mesum?”tanya Luhan dengan tatapan menyelidik
“mw..mwo? mesum? neo michisseo!”seru Chella kesal, yah walaupun yang dikatakan Luhan itu benar, dia tetap membantahnya
“kalau bukan hal mesum, lalu kenapa pipimu merona
hah?”tanya Luhan
“i..itu karena minuman ini! minuman ini terlalu panas, makanya pipiku merona!”jawab Chella asal dan bohong, lagian masa iya dia harus
menjawab kalau dia sedang berfikir tentang
ciumannya di mobil! mau taru di mana mukanya jika itu terjadi?
“jawaban yang sangat tak masuk diakal! kalau memang minuman itu panas, bibirmu yang memerah bukan pipimu!”ujar Luhan
“beda denganku, pipiku yang akan memerah kalau minum
sesuatu yang panas!”Chella membantah dengan jawaban
yang konyol menurut Luhan
“aku tak pernah melihat kau merona saat minum sesuatu
yang panas!”kata Luhan dengan tatapan datar,
Chellapun terlihat kebingungan
“kau saja yang tak memperhatikan dengan baik! sudahlah, aku harus pulang! ini
sudah sangat malam!”kata Chella beralibi ‘sungguh acting yang buruk nona!’batin
Chella. Chellapun berdiri dari tempatnya.
“kau yang bayar!”kata Chella lalu meninggalkan namja
tampan itu
“MWO?”seru Luhan terkejut dengan perkataan Chella
itu
“YAH IM CHELLA!”Luhan berteriak
saat melihat Chella keluar dari kedai tersebut
“aish yeoja itu benar-benar!”ujar
Luhan kesal, dia menatap isi dompetnya
“heih uangku!”kata Luhan saat
menatap uang yang seadahnya yang dibawanya. Dia bukan orang miskin, hanya saja
dia membawa uang yang pas untuk belanjanya tadi, dia tak membawa uang lebih dan
dia tak membawa kartu ATMnya dan lebih sialnya lagi dia harus membayar pesanan
mereka berdua, kalau tahu begini dia tak mengajak yeoja itu untuk mampir di
Kedai tersebut
***
Di lain tempat terlihat Fanny sedang
berjalan sendirian sambil berpikir
dalam diam. Dia sedikit terganggu dengan perkataan Kris tadi. Walaupun Mona sudah mengatakan tidak
ada apa-apa, namun dia merasa memang ada sesuatu yang
disembunyikan oleh sahabatnya itu, tapi apa? pikir Fanny. Fanny terus saja berjalan sampai langkahnya terhenti saat matanya menangkap sosok namja yang sedang duduk di tembok jalan
yang mengarah kearah rumahnya itu. Namja itu memakai jaket dan topi berwarna hitam. Fanny tak bisa melihat wajah namja
itu dengan jelas dikarenakan topi yang dipakai
namja tersebut. Melihat cara namja itu berpakaian
membuat Fanny merasa sesuatu yang tidak enak, mengingat hanya dirinya dan namja itu yang ada
di jalan saat ini ‘yah Tuhan jika
namja itu orang jahat, maka tolonglah aku Tuhan!’Fanny berdoa dalam hati sambil
terus melangkah tanpa menoleh ke arah
namja itu. Dia terus berdoa dalam hati sampai dirinya tiba di hadapan namja itu
“akhirnya kau datang juga!”ujar namja itu dengan suara
parau
“DOWA JUSEYO!!”Fanny refleks
menjerit saat mendengar namja itu berujar,
bahkan yeoja itu sekarang memegang dadanya sambil menutup kedua matanya
“yah kau tak perlu berteriak
Fanny-ah!”kata namja itu sambil berdiri
dari duduknya, mendengar namnaya disebutkan oleh
namja itu Fannypun mengumpulkan keberaniannya
untuk membuka matanya, Fannypun menatap namja tersebut dengan perasaan was-was
“nu..nuguya?”tanya Fanny dengan suara yang bergetar,
bahkan mata yeoja itu mulai berkaca-kaca
sekarang
“nan Taehyung-ie, Kim Tae Hyung, V!”jawab
namja itu, mendengar jawaban namja tersebut membuat Fanny menghembuskan nafas legah
“yah Tuhan ku pikir siapa, ternyata kamu!”kata Fanny sambil menetralisir detak jantung dan
nafasnya
“kau terkejut yah?”tanya Taehyung sedikit terkekeh
“pakai tanya lagi, mana ada yeoja yang tak terkejut saat
mengalami kejadian seperti ini!”jawab Fanny dengan nada suara yang sedikit
meninggi
“mian~”ujar Taehyung sambil
menghentikan kekehannya(?). raut wajah namja yang biasa disapa dengan sebutan
Taehyung/V itu berubah saat mendengar bentakkan Fanny, melihat itu Fannypun sedikit merasa bersalah, dengan cepat yeoja itu mengendalikan
ekspresinya
“ehem.. apa yang kau
lakukan di sini?”tanya Fanny mencoba mengalihkan perasaannya yang tak enak itu, Taehyungpun menatap Fanny kemudian menjawab:
“aku menunggumu!”kedua alis Fanny
terangkat saat mendengar jawaban Taehyung
“untuk apa?”Fanny kembali bertanya dengan alis yang berubah menjadi
sedikit berkerut
“aku ingin memberikan ini padamu!”jawab Taehyung sambil menyodorkan benda
berbentuk persegi empat panjang dalam keadaan yang terbungkus
dengan kertas kado berwarna pink
“apa ini?”tanya Fanny lagi, entah
sudah berapa kali dia bertanya! yeoja itu hanya menatap benda tersebut tanpa berniat mengambilnya
“ini coklat ak...”baru dua setengah
kata yang dikatakan V dengan cepat disela oleh Fanny
“coklat? Untukku? Ini bukan hari valentinekan? dan juga ini bukan hari ulang tahunku! Lalu kenapa
kau memberikan ini padaku?”Fanny kembali bertanya–lagi- dengan ekspresi bingung
“itu.. aku hanya ingin memberikannya saja padamu tidak dalam rangkah apapun!”jawab
Taehyung sambil tersenyum
“tapi aku tak mau!”tolak Fanny, mendengar jawaban yang tak menyenangkan itu membuat ekspresi V berubah, V-pun bertanya:
“wae..waeyo?”
“hanya tak mau saja!”jawab Fanny sambil menatap ke arah lain. Sebenarnya Fanny sangat ingin menerima pemberian V itu, hanya saja akhir-akhir ini dia alergi dengan makan tersebut-coklat-! Dokter yang menangani alergi Fanny itu menyarankan
agar Fanny mengurangi mengonsumsi coklat agar alerginya bisa hilang. Kesimpulannya yeoja
itu tak mau kalau sampai Taehyung tahu alasan mengapa dia menolak pemberian
namja tersebut, menurutnya sangat
memalukan jika Taehyung tahu kalau dia sedang alergi dengan coklat, oh ayolah,
alergi coklat? itu sangat aneh! Pikir Fanny
“arraseo”kata Taehyung sambil menatap coklat yang dipegangnya itu dengan ekspresi
sedih nan kecewa, mendengar itu Fanny dengan cepat menatap Taehyung, dengan perlahan
tapi pasti Taehyung mulai melangkahkan kedua kakinya meninggalkan
Fanny yang menatapnya dengan mulut yang ingin mengeluarkan
kata namun tak terucap itu
“Tae..”hanya satu kata itu yang terucap oleh bibir Fanny, dia ingin mencegah namja itu namun seluruh
tubuhnya seketika tak bisa bekerja dengan baik, diapun hanya mampu
menatap Taehyung yang semakin
menjauh
“mianhae, jeongmal mianhae~”Fanny berujar dengan penuh penyesalan, bahkan sudut mata yeoja itu mulai meneteskan cairan bening yang
disebut air mata. Entah mengapa, hatinya terasa sakit saat
melihat ekspresi Taehyung tadi, dan untuk
kedua kalinya dia membuat Taehyung sakit hati. Padahal Taehyung
sudah melupakan kejadian saat di halte tadi ketika dirinya
tak sengaja melihat coklat yang ingin diberikannya itu untuk Fanny di sebuah toko
saat dia sedang berjalan tadi. Waktu dia melihat coklat tersebut, yang pertama
kali dipikirkannya adalah Fanny, dan dalam sekejap dia melupakan kejadian yang
menyakitkan di halte bus itu, diapun berencana untuk memberikan coklat tersebut
pada Fanny malam ini juga tapi dengan kejadian barusan, mungkin akan sulit untuk Taehyung melupakan sakit hati dan
kecewanya itu (double kill :D)
***
@Park’s Home...
Fanny dan Nina terlihat saling
curhat di kamar mereka. Nina menatap Fanny ibah,
Fanny tak berhenti menangis sejak
dia tiba di rumah. Untungnya orangtua Fanny sedang
berada di luar kota sekarang jadi dia tak dapat ‘pertanyaan-pertanyaan’ dari kedua orangtuanya yang mungkin akan sulit dijawabnya
“aku tak bermaksud menolak pemberiannya eonni hiks..hiks..hiks”kata Fanny sambil terisak
“uljima Fanny-ah, nanti asmamu kambuh!”kata Nina mengingatkan sambil terus mengelus punggung Fanny, berharap agar
Fanny merasa sedikit tenang walaupun sebenarnya tidak
“ak..aku tak ingin dia sedih eonni,
tapi aku malah membuatnya sedih! Dia pasti kecewa dengan perlakuanku tadi,
eottokae eonni hiks…hiks?”Fanny berujar dan bertanya sambil
tersendat-sendat membuat Nina menatap dirinya dengan ibah
“kau hanya perlu menjelaskan
padanya Fanny-ah!”kata Nina memberi saran
“ak..aku tak bisa!”kata Fanny
disela tangisnya
“kenapa tidak bisa?”kini Nina
yang bertanya
“ak..aku tak tahu bagaimana harus
menjelaskannya, dan aku juga tak mungkin memberitahukan alasan yang sebenarnya”jawab
Fanny
“beritahu saja alasan yang
sebenarnya Fanny-ah agar dia tidak salah paham!”kata Nina memberi saran, hal
tersebut membuat Fanny sedikit menghentikan tangisnya
“tapi itu memalukan eonni!”kata
Fanny sambil menatap Nina, hal itu membuat Nina memutar bola matanya
“jangan malu Fanny-ah! kalau kamu
tak ingin dia kecewa maka beritahu alasannya!”tutur Nina
“tapi eon…”
“tak ada tapi-tapian! jika kamu
tak ingin dia kecewa maka beritahu alasannya!”dengan cepat Nina memotong
perkataan Fanny dengan mengulangi perkataan yang sama. Fannypun terdiam, dia
terlihat memikirkan saran dari sepupunya itu. Setelah memikirkan apa yang akan
dia lakukan, diapun berkata:
“baiklah eonni!”Ninapun tersenyum
saat mendengar kata yang diharapkannya itu keluar dari bibir Fanny, Fannypun
tertular senyum sepupunya itu
“sekarang hapus air matamu! itu
mengurangi kecantikkanmu tahu!”perintah Nina, Fannypun menghapus jejak airmata
yang tercetak di pipinya, keduanya saling bertatapan kemudian tertawa
To Be Continue :)
END :), maksudnya untuk chapter 19 :D,
sebenarnya author ingin post chapter ini tadi malam, tapi berhubung tadi malam authornya
ngantuk berat maka authorpun memutuskan untuk mempostingnya hari ini. Itulah sekilas
kisah dibalik ‘kisah’ posting-memposting, sekarang author ingin bilang
terimakasih untuk waktu yang diberikan reader’s untuk membaca FF ini. Mohon maaf
jika ditemukan kesalahan dalam FF ini, dipersilahkan jika reader’s ingin
memberikan kritik dan saran demi perkembangan kelanjutan dari FF ini :)
Sekali lagi terimakasih dan
sampai jumpa di chapter selanjutnya ;)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar