Sabtu, 06 Oktober 2018

Love You (Chapter 21 B)

Author                   :         Choi Im Kim ^^

Main Cast              :         Im Chella (Chella), Kang Lian (Lian), Park Nina (Nina)

Cast                       :         Park Fanny (Fanny), Kim Eyli (Eyli), Kwon Riri (Riri), Lee Mona (Mona), Bangtan Boys (BTS), EXO And other cast..

Genre                     :         Drama, Friendship, School Life, Romance, Sad

Length                   :         Chaptered

Disclaimer             :         THIS FANFICTION IS MINE. MOHON UNTUK TIDAK MENGCOPY / MENGGANDAKAN / ME-REMAKE / MENCONTEK FANFICTION INI. THANK YOU ^^




MOHON MAAF KALAU KETEMU TYPO’S  :D



- LOVE YOU CHAPTER 21 B -

 

Keesokan harinya…

Eyli, gadis itu terlihat berjalan menyusuri trotoar yang berada dekat sekolahnya. Gadis itu berjalan dengan earphone ditelinganya. Dia terus saja berjalan sampai pandangannya menangkap sosok gadis yang dikenalnya turun dari mobil mewah

“itu bukannya Lee Mona?”monolognya, dia semakin mempertajam penglihatannya

“benar itu Lee Mona! Kenapa dia bisa turun dari mobil itu?”lagi dia bertanya pada dirinya sendiri. Penasaran, Eylipun berjalan mendekati Mona.

“Mona-ya”panggil Eyli, Mona yang merasa namanya dipanggil dengan cepat menoleh ke arah yang memanggil. Matanya terbelalak melihat siapa yang memanggilnya. Pasalnya ini masih sangat pagi, dan sekarang Eyli memergokinya ‘bagaimana ini?’batin Mona. Dia terlihat bingung sekarang

“eum, hai Eyli, kenapa bisa ada di sini sepagi ini eoh?”balas Mona sembari bertanya dengan senyum, namun terlihat aneh oleh Eyli

“aku datang sepagi ini untuk sekolahlah, pakai tanya lagi”jawab Eyli

“ah nde, kenapa juga aku tanya? hahahaha”ujar Mona sambil tertawa yang dibuat-buat, hal itu membuat Eyli mengernyit heran, pasalnya baru kali ini dia melihat Mona yang biasa terlihat tenang dengan kecerdasannya berubah menjadi orang yang aneh menurutnya ‘apa dia salah minum obat yah?’pikir Eyli melihat tingkah Mona itu

“ngomong-ngomong kamu kok bisa turun dari mobil hitam tadi?”tanya Eyli penasaran

“eum, tadi itu tetanggaku, dia memberiku tumpangan, mengingat itu gratis jadi aku ikut saja!”jawab Mona yang seratus persen bohong! Mana mungkin dia mengatakan yang sebenarnya pada Eyli, yang ada semuanya akan hancur berantakkan!

“oh begitu”kata Eyli sambil mangut-mangut

“kajja!!”melihat Eyli sepertinya percaya dengan omongannya, dengan cepat Mona mengajak Eyli untuk pergi ke Sekolah bersama

“baiklah!”kata Eyli mengi-iya-kan ajakkan Mona, mereka berduapun berjalan bersama ‘mian Eyli-ya’batin Mona saat menatap Eyli, diapun menatap ke arah depan

***

Fanny berjalan di koridor sekolahnya dengan pikiran melayang! Keadaannya sekarang terlihat sangat mengerikan mungkin! Mengapa? Lihat saja lingkaran hitam di sekitar matanya, membuat dia terlihat seperti panda betina yang kekurusan! (no bash!) dia menangis semalam karena namja bernama Kim Tae Hyung. Entah mengapa hatinya terasa sakit dengan penuturan gadis bernama Jung Yerin itu! Serta dipikir-pikir bukannya dia tak suka dengan V? lalu mengapa dia sakit hati dengan pernyataan Yerin itu? Seharusnya dia tak perlu sakit hatikan! Lalu mengapa dia menangis? dia juga bingung mengapa dia bersedih! Dia terus berjalan sampai pandangannya bertemu dengan pandangan namja yang membuat hatinya tersobek-sobek itu! Namja itu adalah Kim Tae Hyung. Saat itu juga mereka saling pandang. Taehyung / V berjalan berlawanan arah dengannya, hal itu membuat V dengan leluasa menatap wajah Fanny. Detik kemudian dia menyadari jika mata gadis itu agak membengkak, dia menyimpulkan jika gadis itu habis menangis. V menghentikan langkahnya, dia hendak memanggil Fanny namun tak dilakukannya ketika gadis itu membuang pandangannya ke arah lain. Fanny terus berjalan tanpa menoleh ke arah V yang terdiam di tempatnya. V menoleh ke arah belakang, ke arah Fanny, saat itu juga perasaannya terasa menjanggal nan sakit saat melihat kondisi gadis itu ‘Fanny-ah, apa yang sebenarnya terjadi denganmu?’batin V bertanya melihat kondisi Fanny sekarang

***

@Tingkat 2-1

“eonni, apa kau membawa buku matematikamu?”tanya Chella sambil menatap Lian

“changkaman!”kata Lian kemudian mencari buku matematikanya. Setelah mencari buku tersebut dia menatap Chella dengan mata terbelalak

“Chella-ya, Bagaimana ini? sepertinya bukuku tertinggal di kamar!”kata Lian mulai panik, dia kembali mengotak-ngatik benda-benda yang ada di meja dan lacinya, dia berharap buku itu terselip di antara benda-benda tersebut

“eopsseo!”kata Lian ketika memastikan jika buku itu memang tidak ada

“yah Tuhan, bagaimana ini? Catatannya harus dikumpulkan hari ini juga!”keluh Chella, dia ikut panik, pasalnya dia belum menyelesaikan catatannya, dia berniat menyalin catatan sahabatnya itu

“kita akan mati ditangan Jung songsaenim!”ucap Lian dramatis membuat Chella mengusap kasar wajahnya

“selamat pagi anak-anak”kata sapaan dari guru yang dibicarakan oleh Chella dan Lian itu membuat seluruh penghuni kelas itu terdiam, sama halnya dengan Chella dan Lian. Mereka saling bertatapan kemudian menghembuskan nafas berat secara bersama-sama, mereka sudah pasrah dengan apa yang akan dilakukan Jung songsaenim kepada mereka

“selamat pagi songsaenim”balas seluruh murid kelas tersebut

“seperti yang sudah saya katakan, hari ini akan dikumpul catatan kalian selama 1 semester, dan bagi siapa yang tidak menyelesaikan catatan atau tidak membawa catatan kalian, maka kalian yang tidak melakukan apa yang ku perintahkan harus membersihkan ruang teather setelah seluruh jam pelajaran berakhir”ujar guru Jung ‘mati aku’batin Chella dan Lian. Mereka yang membawa catatan maju satu/satu sambil mengumpulkan buku mereka di atas meja Jung songsaenim. Jung songsaenim mulai mengecek buku-buku tersebut dan mencari nama-nama murid yang tidak mengumpulkan catatan

“Kim Seok Jin, Im Chella, Kang Lian mana catatan kalian?”tanya guru Jung sambil menatap tajam ketiga orang tersebut ‘Jin juga?’batin Chella sambil menatap Jin

“jeongseohamnida songsaenim, aku lupa membawa bukuku”jawab Jin sambil berdiri dan membungkuk

“Kim Seok Jin, kau itu ketua kelas, seharusnya kau memberikan contoh yang baik bukannya memberi contoh yang buruk seperti ini”ucap guru itu memberi nasehat

“jeongseohamnida”kata Jin meminta maaf dengan membungkuk lagi, guru itu membuang tatapannya dari namja tampan tersebut lalu mengalihkannya pada Chella dan Lian

“lalu kalian Im Chella, Kang Lian, kenapa kalian tidak mengumpulkan catatan kalian?”tanya guru itu pada kedua gadis tersebut

“kami juga melupakan catatan kami songsaenim”jawab Chella dengan suara yang sedikit gemetar

“kalau seperti ini, bagaimana kalian bisa naik tingkat?”seru guru itu, dia marah sekarang. Jiyeon menampilkan smirknya saat melihat Chella dan Lian dimarahi, yah walaupun bukan hanya mereka berdua, tapi hal itu membuat dia senang. Dia menatap Naeun yang duduk disampingnya yang juga terlihat bahagia atas apa yang terjadi pada Chella dan Lian.

“karena kalian tidak melakukan tugas kalian, kalian harus melakukan apa yang sudah saya katakan tadi!”kata Jung songsaenim pada Chella, Lian dan Jin

“ye~”jawab ketiga murid itu dengan pasrah. Chella menghembuskan nafas beratnya ‘aku harus membersihkan ruang teater bersama namja yang harus kuhindari! yah Tuhan kenapa harus seperti ini eoh?’batin Chella

“yahh~ bagaimana kalau kita memberi mereka berdua pelajaran?”Naeun membisikkan tawaran pada Jiyeon, hal itu menarik perhatian Jiyeon

“bagaimana caranya?”tanya Jiyeon

“kita kerjai mereka saat mereka membersihkan ruang teather!”jawab Naeun

“andwe, ada Jin oppa di situ!”tolak Jiyeon mengingat bukan hanya Chella dan Lian saja yang dihukum, Jin juga

“ahh aku lupa kalau Jin oppa juga dihukum!”ujar Naeun

“itu berarti mereka berdua akan bersama-sama dengan Jin oppa dong?”kata Jiyeon dengan ekspresi terkejut, dia baru sadar jika Chella dan Lian akan bersama dengan Jin nanti

“nde!”jawab Naeun yang memasang ekspresi tak rela

“aish~ s*alan! Enak sekali mereka berdua! Kalau tahu begini aku juga takkan mengumpulkan catatanku!”ujar Jiyeon kesal

“ohh~ menyebalkan sekali!”Naeun menambahkan, kedua yeoja itu terlihat kesal sekarang

“Im Chella, Kang Lian! Lihat saja apa yang akan ku lakukan pada kalian berdua!”kata Jiyeon sambil menatap kedua gadis itu dengan tajam nan emosi

***

Jam istirahatpun tiba, seluruh siswa keluar dari kelas mereka masing-masing. Mereka pergi menuju tempat yang mereka inginkan. Begitu pula dengan Lian, gadis itu berjalan menuju ruang seni. Entah mengapa gadis itu memilih tempat itu dari pada kantin. Diapun masuk ke dalam ruangan tersebut. Ruangan itu tertata rapi dengan alat seni di dalamnya. Gadis itu menarik nafasnya lalu menghembuskan dengan perlahan, dia duduk di salah satu bangku yang ada di tempat itu. Dia mengeluarkan HPnya dari sakunya lalu memutar lagu. Saat music berjalan, dia menyandarkan punggungnya di sandaran kursi lalu memejamkan mata. Dia tenggelam dalam suasana yang damai itu sampai sebuah suara berbunyi:

“berisik!”hal itu mengganggu ketenangan yang mulai dirasanya, mau tidak mau dipun membuka matanya dan menoleh ke sumber suara tersebut. Seketika itu matanya terbelalak saat menatap sang pemilik suara tersebut

“Jung…Jungkook”katanya yang hampir mirip gumaman. Jungkook keluar dari tempat persembunyiannya(?) yang tak jauh dari tempat Lian berada

“kau lagi! kenapa kau bisa disini? kau mengikutiku lagi?”tanya Jungkook dengan tatapan menyelidik

“ak..aku hanya mencari tempat untuk beristirahat dan aku sama sekali tak tahu kalau kau ada di sini!”jawab Lian berusaha menjaga suaranya agar tidak bergetar

“alasan! bukannya sudahku katakan untuk tidak mengikutiku lagi?”kata Jungkook sinis, hal itu membuat Lian mendesah kasar. Dia tak melupakan ucapan namja itu! Bahkan ucapan namja itu telah terprogram di otaknya, ucapannya seperti alarm bagi Lian yang tak berhenti mengingatkannya, dan sekarang dia mulai merasa kesal!

“aku tak berbohong Jeon Jungkook”tutur Lian jujur

“memangnya ada ‘penguntit’ yang jujur kalau dia sedang menguntit?”ujar Jungkook sinis, lagi!

“penguntit?”tanya Lian

“nde”jawab Jungkook

“aku tak mengungtit(?)mu Jeon Jungkook!”kata Lian, dia ingin namja itu percaya, karena dia memang hanya ingin istirahat di tempat itu saja!

“dan kau pikir aku percaya?”balas Jungkook, Lian menghembuskan nafasnya sambil menatap Jungkook

“apa aku serendah itu di matamu Jungkook?”tanya Lian sambil tetap menatap mata Jungkook

“menurutmu?”bukannya menjawab, Jungkook malah balik bertanya, dan dengan pertanyaan itu Lian sudah tahu jawabannya apa! Lian menatap Jungkook dengan ekspresi tak percaya, dia menatap ke arah lain lalu menghembuskan nafasnya kemudian menatap Jungkook kembali dengan tajam

“ternyata selama ini aku salah menilaimu! Kupikir kau namja yang baik, tapi ternyata tidak! Kau orang yang hanya bisa berkata tanpa memikirkan perasaan orang lain! Kau memang tampan tapi kelakuanmu sungguh tidak terpuji! Wajahmu itu menipu! Aku baru sadar, kenapa juga aku menyia-nyiakan waktuku untuk orang sepertimu?! Tenang saja, aku akan mengingat semua perkataanmu itu dan mulai sekarang aku takkan lagi mengusik dirimu! Maaf sudah membuatmu terganggu walaupun aku tak mengerti bagaimana sampai kau bisa berasumsi kalau aku mengganggumu! mudah-mudahan kita takkan bertemu lagi!”muak, yah mungkin itu yang bisa mengekspresikan perasaan Lian sekarang. Dia muak direndahkan oleh Jungkook yang dengan bodohnya dikaguminya itu. Saat itu juga Lian berdiri dari tempatnya lalu berjalan keluar ruangan tersebut. Jungkook terkejut dengan apa yang dikatakan oleh Lian. Dia tak menyangkah jika Lian akan berkata seperti itu padanya. Sebenarnya dia tak sepenuhnya membenci gadis itu, hanya saja, waktu itu dia hilang control dan melampiaskan seluruh amarahnya pada Lian dan dia menyesal sekarang, dia merasa telah melakukan hal yang salah. BRAK Jungkook membanting sesuatu yang dipengangnya, dia mengusap wajahnya dengan kasar, dia merasa kacau sekarang

***

Nina terlihat sedang melamun di taman kota. Dia memilih untuk bolos hari ini! Gadis itu terus memikirkan kejadian kemarin. Dia tak menyangkah kalau dia ternyata salah orang! Orang yang mengusap air matanya bukanlah Jin, lalu siapa orang itu? Pikir Nina. Sedangkan dari arah lain, seorang namja berjalan dengan ice cream ditangannya. Namja itu melihat Nina yang sedang melamun.

“bukannya dia gadis yadong itu?”tanya namja itu pada dirinya saat melihat Nina. Setelah berfikir, namja itupun memutuskan untuk menghampiri Nina. Kini dia berdiri di samping Nina, tapi Nina sama sekali tak meliriknya karena dia sedang melamun. Melihat tak ada respon, namja itupun langsung duduk di samping Nina sambil memakan ice creamnya.

“hei nona jangan banyak melamun!”kata namja itu tanpa menoleh ke arah Nina. Bunyi suara yang asing ditelinga Nina itu membuat dia menatap ke arah sumber suara tersebut

“kau!”seru Nina, dia terkejut, hal itu membuat mata yeoja itu membulat sempurna, sedangkan namja itu hanya menujukkan smirknya

“hai nona yadong”sapa namja itu pada Nina

“jangan memanggilku dengan sebutan itu! namaku bukan nona yadong!”kata Nina mengingatkan, dia tak suka dengan julukan yang diberikan namja itu

“itu karena pertemuan pertama kita saat kamu membeli komik yadong, yah kuputuskan untuk memanggilmu dengan sebutan itu!”tutur namja itu sambil tersenyum lalu kembali memakan ice creamnya

“jangan bicara seperti itu! bagaimana jika ada yang mendengar ucapanmu itu!”kata Nina mengingatkan sambil menatap sekitar mereka

“itu salahmu!”kata namja itu acuh

“mwo? Kau bilang salahku?”seru Nina tak terima, namja itupun menatap ke arahnya

“nde, bukannya sudah ku jelaskan tadi!”kata namja itu, Nina mengepalkan kedua tangannya saat merasa emosinya memuncak

“terserah!”kata Nina memutuskan untuk tak memperpanjang masalah karena dia terlalu lelah untuk beradu mulut sekarang. Namja itu tersenyum kemenangan

“kenapa kau bisa duduk di sini hah? Ku rasa aku tak melihat seorangpun duduk di bangku ini saat pertama kali aku duduk di tempat ini!”kata tanya itu terlontar dari mulut Nina, dia bertanya dengan tidak suka sambil mengangkat alis satu

“ini tempat umum nona, jadi aku berhak untuk duduk di sini”jawab namja itu

“tapi kenapa harus di tempat ini?”tanya Nina lagi, dia terlihat kurang senang dengan keberadaan namja itu

“aku bisa berada di mana saja aku mau nona!”jawab namja itu lagi, dan itu membuat Nina kesal

“baiklah tuan, terserah kau saja!”ujar Nina lalu kembali mengacuhkan namja itu. Sedangkan namja itu berlaku sama dengannya.

“apa yang sedangkan kau pikirkan?”tanya namja itu setelah beberapa saat mereka terdiam

“bukan urusanmu!”jawab Nina sinis

“tsk, kau dingin sekali! Berbagilah, mungkin aku bisa meringankan bebanmu”tutur namja itu sembari memakan ice cream, sedangkan Nina hanya diam, tak berniat menanggapi perkataan namja itu

“siapa namamu?”tanya Nina sembari menoleh ke arah namja itu. Namja itu menatap Nina, dengan perlahan dia mendekatkan wajahnya ke wajah Nina. Melihat itu, reflex Nina memundurkan kepalanya

“apa kamu mau menjadi pacarku jika aku menjawab pertanyaanmu itu?”bukannya menjawab, namja itu malah balik bertanya dengan smirk

“dwaesseo!”kata Nina kemudian menggeser duduknya sedangkan namja itu hanya terkekeh

“Oh Sehun”kata namja itu tiba-tiba tanpa menoleh ke arah Nina, Nina menatap namja itu, mengerti akan maksud perkataan namja tersebut, Ninapun kembali berkata:

“baiklah tuan Oh, bisakah kau diam sedikit?”tanya Nina sambil menatap namja itu, namja yang biasa dipanggil dengan sebutan Sehun itu menjawab dengan gelengan kepala. Melihat itu, Ninapun beranjak dari tempat duduknya lalu berjalan meninggalkan namja tersebut

“mau kemana kau?”tanya Sehun saat melihat Nina beranjak

“pulang”jawab Nina singkat

“ireumi mwohaeyo?”tanya Sehun setengah berteriak, mengingat posisi Nina sekarang agak jauh darinya

“Park Nina”jawab Nina setengah berteriak juga tanpa menoleh ke arah Sehun

“Park Nina?”ujar Sehun terbelalak saat menyebutkan nama yeoja yang olehnya dijuluki nona yadong itu. Dia menatap ke arah lain lalu berkata:

“maldo andwe!”dia menggelengkan kepalanya

“kebetulan saja nama mereka sama! Mana mungkin dia orangnya! Heih~ tak mungkin!”ujar Sehun setengah tersenyum. Ekspresinya berubah saat dia menatap lurus ke depan sambil kembali berpikir tentang ‘nama’ yang mengganggunya itu

***

TENG..NENG..NONG jam pelajaranpun berakhir, murid-murid telihat keluar dari kelas mereka termasuk kelas 1-2. Eyli berjalan bersama dengan ketiga sahabatnya.

“Eyli-ya”panggil Jimin, Eylipun menatap kepada yang memanggil

“oppa!”jawab Eyli dengan senyum yang merekah tentunya

“pulang bersama?”tawar Jimin, Eylipun mengangguk

“kami duluan nde?”pamit Eyli pada ketiga sahabatnya

“nde”dengan kompak mereka membalas. Sepasang kekasih itupun pergi. Dari arah belakang mereka, menyusul Taehyung dan Jungkook. Fanny hanya diam saat dirinya dengan namja aneh nan tampan itu saling pandang. Tak ingin berlama-lama, Fanny dengan cepat membuang tatapannya ke arah lain

“aku duluan!”pamit Fanny kemudian berjalan meninggalkan mereka

“Fanny-ah!”panggil Mona pada Fanny saat yeoja itu berjalan meninggalkan mereka

“dia kenapa?”tanya Riri pada Mona

“dia mau pulang!”bukannya Mona yang menjawab, malah Jungkook yang menjawab! Hal itu membuat ketiga orang itu menatap ke arahnya

“bukan itu maksudku! Aku bertanya apa yang terjadi dengannya? karena dari tadi pagi dia hanya diam dan murung, tak seceria biasanya!”kata Riri menjelaskan, mendengar itu membuat Taehyung terdiam

“mana ku tahu!”ujar Jungkook, hal itu membuat dirinya ditatap gemes oleh Riri, Mona dan Taehyung

“memangnya tadi aku bertanya padamu?”tanya Riri pada Jungkook dengan ekspresi datar

aku bertanya apa yang terjadi dengannya? apa itu tak ditujukan padaku?”Jungkook menjawab dengan pertanyaan sambil mengcopy gaya bicara Riri tadi

“bukan yang itu Jungkook-ah, aigoo~”ujar Riri gemas dengan perkataan Jungkook itu

“terserah~ kajja hyung”ujar Jungkook lalu berjalan meninggalkan mereka

“menyebalkan sekali! Memangnya aku bertanya padanya? akukan tanya pada Mona!”kata Riri kesal sambil menatap Jungkook yang semakin mejauh itu

“tak usah tanggapi perkataannya, dia sedang datang bulan!”kata Taehyung pada Riri sebelum dia menyusul Jungkook

“sudahlah! Lebih baik kita pulang”ajak Mona pada Riri, merekapun pulang ke rumah masing-masing. Sedangkan di lain tempat lebih tepatnya di ruang teather, Chella, Lian dan Jin terlihat sedang merapikan beberapa barang yang tidak teratur yang ada di ruangan tersebut

“Chella-ya apa kau melihat kemoceng?”tanya Lian sambil memperhatikan sekitarnya

“tidak”jawab Chella sambil terus merapihkan beberapa barang

“kalau begitu coba kau lihat di belakang Chella-ya!”perintah Lian, hal itu membuat Chella menatapnya dengan ekspresi datar kemudian bertanya:

“apa kau sedang memerintahku eonni?

“aigoo, baiklah-baiklah aku yang akan mengambilnya!”jawab Lian lalu melangkah pergi. Chella mengalihkan pandangannya pada Jin yang juga sedang merapikan beberapa barang

“wait”seru Chella, hal itu membuat Lian memandang ke arahnya

“apa sekarang huh?”tanya Lian malas

“biar aku saja, kau urus yang ini okay!”jawab Chella kemudian berlari tanpa menunggu persetujuan dari Lian, hal itu membuat Lian melongoh

“heol, kenapa dengannya? aneh skali!”kata Lian sambil menatap Chella heran. Chella berpikir lebih baik dia yang mengambil kemoceng dari pada harus berada di tempat yang sama dengan namja yang sudah meremukkan hatinya itu

“di mana itu yah?”monolog Chella sambil celingak-celinguk mencari keberadaan benda tersebut. Chella melangkah ke tengah ruangan yang minim cahaya itu, maklum saja sekarang sudah sangat sore dan ruangan itu tak memiliki lampu, entah kenapa alasannya yang pasti ruangan itu tak ada lampu. Chella meraba-raba benda yang ada disekitarnya

“dapat”seru Chella kemudian berjalan ke arah pintuh namun langkahnya terhenti saat Jin masuk keruangan itu dengan beberapa barang ditangannya. Chella berusaha menetralisir jantungan yang mulai berdetak tak karuan. Chella melangkah ke kiri bermaksud membiarkan namja itu lewat namun sayangnnya Jin melangkah ke kanan membuat keduanya saling berhadapan, mereka kembali melangkah kearah yang berlawanan, tapi malah membuat keduanya saling berhadapan lagi, namun dengan cepat Chella melangkah ke arah berlawanan lalu berkata:

“silahkan lewat”Jinpun berjalan tanpa mengatakan apapun. Chella menghembuskan nafas lalu keluar dari tempat itu dan berjalan ke arah Lian.

“eonni, igo!”kata Chella sambil memberikan kemoceng pada Lian

“gumawo”balas Lian sambil tersenyum. Mereka berdua kembali merapikan benda-benda yang ada di dalam ruangan itu. Chella meraih sapu saat dirinya melihat jaring laba-laba yang ada di atas lemari ruangan itu. Dia mengambil kursi lalu naik di atasnya. Chella berjinjit saat membersihkan jaring laba-laba itu. Chella terlihat kesusahan, diapun sedikit melompat, dan lagi melompat lalu BRUK

“ARGH”jeritnya saat dirinya mendarat di lantai ruangan tersebut, mendengar Chella menjerit Lian dan Jin menoleh ke arahnya

“omo Chella-ya!”pekik Lian kaget, saat itu juga mereka berdua berlari ke arah Chella

“gwenchana?”tanya Jin saat dirinya lebih dulu sampai di tempat Chella. Jin terlihat panik, Chellapun mendongkak lalu menatap namja itu

“gwenchana”jawab Chella mengernyit menahan sakit. Dia berusaha berdiri, namun BRUK dia kembali merosot ke lantai

“gwenchana apanya? berdiri saja tak bisa!”kata Lian saat melihat Chella yang melantai itu, Chellapun menatap Lian kesal

“biar ku bantu”tawar Jin sambil mengulurkan tangannya pada Chella

“ani, aku bisa sendiri!”tolak Chella, dia memegang kursi yang dia naiki tadi, namun lagi-lagi dia merosot ke lantai

“keras kepala”kata Jin, tanpa aba-aba dia mengangkat tubuh Chella sehingga gadis itu bisa berdiri lagi. Mereka berdua saling bertatapan agak lama, namun diputuskan Chella secara sepihak, hal itu membuat Jin mengerjap-ngerjapkan matanya, diapun berkata:

“duduk di situ”perntah Jin, Chellapun duduk di kursi yang dimaksudkan oleh Jin itu. Lian hanya diam sambil terus memperhatikan kedua orang itu. Jinpun berjongkok di hadapan Chella

“mau apa kau?”tanya Chella saat namja itu meraih kakinya

“aku akan mengurut kakimu, jadi kumohon jangan bertanya lagi”jawab Jin tegas, membuat kedua gadis itu terbelalak kaget

“tak usah nanti sembuh sendiri!”tolak Chella sambil menarik kakinya

“apa kau ingin ini semakin parah?”tanya Jin sambil menatap Chella dengan serius

“percayalah ini akan….AKH YAH APA YANG KAU LAKUKAN HAH!”pekik Chella saat Jin menekan pergelangan kakinya, dia bahkan tak sadar telah berteriak pada namja itu, hancur sudah imagenya di depan Jin! Lian yang melihat itu hanya bisa menahan tawanya agar tak meledak

“kakimu terkilir! kalau kamu membiarkannnya nanti kamu tak bisa berjalan dengan baik! Apa kamu mau seperti itu?”tanya Jin pada Chella, Chella terlihat berpikir, dia menatap Lian yang berdiri di samping Jin itu, Lianpun memberi kode agar Chella membiarkan Jin mengurut kakinya. Chellapun menatap Jin yang dari tadi menatapnya

“baiklah”kata Chella hampir tak terdengar

“tapi pelan-pelan”tambahnya

“nde”Jin pun meraih kaki Chella kemudian mengurut bagian yang sakit. Chella mengernyit menahan sakit sedangkan Lian lagi-lagi berusaha menahan tawanya agar tak meledak. Beberapa menit kemudian akhirnya selesai acara memijit kaki Chella.

“eottae? Masih sakitkah?”tanya Jin memastikan

“sedikit, gumawo”jawab Chella

“urwell”balas Jin dengan senyum ‘yah Tuhan dia tampan sekali!’jerit batin Chella, setelah beberapa hari terakhir ini tak melihat senyuman Jin itu, kini akhirnya dia bisa melihat senyum namja itu lagi. Jin melirik ke belakang.

“sepertinya kita sudah selesai”ujar Jin saat selesai menatap seluruh ruangan tersebut diikuti oleh Chella dan Lian

“sepertinya begitu”kata Lian menanggapi perkataan Jin

“bagaimana kalau kita pulang?”kata Jin pada mereka

“setuju”jawab Lian, yeoja itu berjalan ke arah tempat ranselnya. Jinpun berdiri lalu mengulurkan tangannya pada Chella. Chella menatap tangan Jin yang terulur padanya, baru saja ingin meraih tangan itu tapi bunyi hp sang namja berbunyi, mau tak mau Jin menarik tangannya kembali

“changkaman”ucap Jin kemudian mengangkat telfonnya, Chella memayunkan bibirnya karena kesal tak jadi menggenggam tangan namja tampan itu. Tanpa menunggu Jin kembali mengulurkan tangannya, Chella berusaha berdiri

“ah Suzy-ah waeyo?”mendengar itu Chella terdiam di tempat sedangkan Jin dengan perlahan berjalan agak menjauh dari Chella. Lian yang melihat itu dengan cepat mendekati Chella

“Chella-ya”panggil Lian hati-hati, dia tahu apa yang terjadi pada Chella waktu itu, Chella sudah menceritakannya dan mulai saat itu Lian berusaha menghiburnya. Chella menatap Lian lalu berkata:

“eonni, kajja, kita pulang”ajak Chella, dia tak mau terlihat menyedihkan

“nde”kata Lian meng-iya-kan ajakkan Chella tanpa membantah ataupun berkata apa-apa

“mau pulang bersama?”tawar Jin pada mereka berdua saat dirinya selesai berkomunikasi dengan Suzy lewat hp. Dengan cepat Chella menggelengkan kepalanya

“kami bisa pulang sendiri”kata Chella menolak ajakkan Jin itu, sedangkan Lian hanya diam

“tapi ini hampir malam, halte bus juga cukup jauh dari sini!”tutur Jin

“don’t worry, kami bisa pulang dengan selamat! Tak ada yang akan mengganggu kami kalau ada eonni, dia jago bela diri”kata Chella memberi alasan sambil tersenyum

“tapi kal…”

“eum, kalau begitu kami pamit yah? Kajja eonni!”dengan cepat Chella memotong perkataan Jin lalu menarik Lian untuk mengikutinya. Mereka berduapun meninggalkan Jin yang diam di tempat sambil menatap kepergian mereka.

“aigoo, keras kepala sekali!”ujar Jin, diapun ikut pergi dari tempat itu


To Be Continue :)


Kelar juga, fiuh~ Author ingin bilang terimakasih untuk waktu yang diberikan reader’s untuk membaca FF ini. Mohon maaf karena lama nge-post chapter ini dan mohon maaf juga jika ditemukan kesalahan dalam FF ini. Silahkan jika reader’s ingin memberikan kritik dan saran demi perkembangan kelanjutan dari FF ini J (author malah bakal senang sekali jika reader’s mau memberi komentar :))

Pengennya author sih jangan hanya jadi SILENT READER’S saja, beri komentarnya juga, kan enak kalau begitu :)

Sekali lagi terimakasih dan sampai jumpa di chapter selanjutnya :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar