Main
Cast : Im Chella (Chella),
Kang Lian (Lian), Park Nina (Nina)
Cast : Park Fanny (Fanny), Kim
Eyli (Eyli), Kwon Riri (Riri), Lee
Mona (Mona), Bangtan Boys (BTS),
EXO And other cast..
Genre : Drama, Friendship,
School Life,
Romance, Sad
Length : Chaptered
Disclaimer : THIS FANFICTION IS MINE. MOHON UNTUK TIDAK MENGCOPY
/ MENGGANDAKAN / ME-REMAKE / MENCONTEK FANFICTION INI.
THANK YOU ^^
MOHON MAAF
KALAU KETEMU TYPO’S :D
- LOVE YOU CHAPTER 21 B -
Keesokan
harinya…
Eyli, gadis itu terlihat berjalan menyusuri
trotoar yang berada dekat sekolahnya. Gadis itu berjalan dengan earphone
ditelinganya. Dia terus saja berjalan sampai pandangannya menangkap sosok gadis
yang dikenalnya turun dari mobil mewah
“itu bukannya Lee Mona?”monolognya, dia semakin
mempertajam penglihatannya
“benar itu Lee Mona! Kenapa dia bisa turun dari
mobil itu?”lagi dia bertanya pada dirinya sendiri. Penasaran, Eylipun berjalan
mendekati Mona.
“Mona-ya”panggil Eyli, Mona yang merasa namanya dipanggil
dengan cepat menoleh ke arah yang memanggil. Matanya terbelalak melihat siapa
yang memanggilnya. Pasalnya ini masih sangat pagi, dan sekarang Eyli
memergokinya ‘bagaimana ini?’batin Mona. Dia terlihat bingung sekarang
“eum, hai Eyli, kenapa bisa ada di sini sepagi ini
eoh?”balas Mona sembari bertanya dengan senyum, namun terlihat aneh oleh Eyli
“aku datang sepagi ini untuk sekolahlah, pakai tanya
lagi”jawab Eyli
“ah nde, kenapa juga aku tanya? hahahaha”ujar Mona
sambil tertawa yang dibuat-buat, hal itu membuat Eyli mengernyit heran,
pasalnya baru kali ini dia melihat Mona yang biasa terlihat tenang dengan
kecerdasannya berubah menjadi orang yang aneh menurutnya ‘apa dia salah minum
obat yah?’pikir Eyli melihat tingkah Mona itu
“ngomong-ngomong kamu kok bisa turun dari mobil
hitam tadi?”tanya Eyli penasaran
“eum, tadi itu tetanggaku, dia memberiku
tumpangan, mengingat itu gratis jadi aku ikut saja!”jawab Mona yang seratus
persen bohong! Mana mungkin dia mengatakan yang sebenarnya pada Eyli, yang ada
semuanya akan hancur berantakkan!
“oh begitu”kata Eyli sambil mangut-mangut
“kajja!!”melihat Eyli sepertinya percaya dengan
omongannya, dengan cepat Mona mengajak Eyli untuk pergi ke Sekolah bersama
“baiklah!”kata Eyli mengi-iya-kan ajakkan Mona,
mereka berduapun berjalan bersama ‘mian Eyli-ya’batin Mona saat menatap Eyli,
diapun menatap ke arah depan
***
Fanny berjalan di koridor sekolahnya dengan
pikiran melayang! Keadaannya sekarang terlihat sangat mengerikan mungkin!
Mengapa? Lihat saja lingkaran hitam di sekitar matanya, membuat dia terlihat
seperti panda betina yang kekurusan! (no bash!) dia menangis semalam karena
namja bernama Kim Tae Hyung. Entah mengapa hatinya terasa sakit dengan
penuturan gadis bernama Jung Yerin itu! Serta dipikir-pikir bukannya dia tak suka
dengan V? lalu mengapa dia sakit hati dengan pernyataan Yerin itu? Seharusnya
dia tak perlu sakit hatikan! Lalu mengapa dia menangis? dia juga bingung
mengapa dia bersedih! Dia terus berjalan sampai pandangannya bertemu dengan
pandangan namja yang membuat hatinya tersobek-sobek itu! Namja itu adalah Kim
Tae Hyung. Saat itu juga mereka saling pandang. Taehyung / V berjalan
berlawanan arah dengannya, hal itu membuat V dengan leluasa menatap wajah Fanny.
Detik kemudian dia menyadari jika mata gadis itu agak membengkak, dia
menyimpulkan jika gadis itu habis menangis. V menghentikan langkahnya, dia
hendak memanggil Fanny namun tak dilakukannya ketika gadis itu membuang
pandangannya ke arah lain. Fanny terus berjalan tanpa menoleh ke arah V yang terdiam
di tempatnya. V menoleh ke arah belakang, ke arah Fanny, saat itu juga
perasaannya terasa menjanggal nan sakit saat melihat kondisi gadis itu
‘Fanny-ah, apa yang sebenarnya terjadi denganmu?’batin V bertanya melihat kondisi
Fanny sekarang
***
@Tingkat
2-1
“eonni, apa kau membawa buku matematikamu?”tanya
Chella sambil menatap Lian
“changkaman!”kata Lian kemudian mencari buku
matematikanya. Setelah mencari buku tersebut dia menatap Chella dengan mata terbelalak
“Chella-ya, Bagaimana ini? sepertinya bukuku
tertinggal di kamar!”kata Lian mulai panik, dia kembali mengotak-ngatik benda-benda
yang ada di meja dan lacinya, dia berharap buku itu terselip di antara
benda-benda tersebut
“eopsseo!”kata Lian ketika memastikan jika buku
itu memang tidak ada
“yah Tuhan, bagaimana ini? Catatannya harus
dikumpulkan hari ini juga!”keluh Chella, dia ikut panik, pasalnya dia belum
menyelesaikan catatannya, dia berniat menyalin catatan sahabatnya itu
“kita akan mati ditangan Jung songsaenim!”ucap
Lian dramatis membuat Chella mengusap kasar wajahnya
“selamat pagi anak-anak”kata sapaan dari guru yang
dibicarakan oleh Chella dan Lian itu membuat seluruh penghuni kelas itu
terdiam, sama halnya dengan Chella dan Lian. Mereka saling bertatapan kemudian menghembuskan
nafas berat secara bersama-sama, mereka sudah pasrah dengan apa yang akan
dilakukan Jung songsaenim kepada mereka
“selamat pagi songsaenim”balas seluruh murid kelas
tersebut
“seperti yang sudah saya katakan, hari ini akan
dikumpul catatan kalian selama 1 semester, dan bagi siapa yang tidak
menyelesaikan catatan atau tidak membawa catatan kalian, maka kalian yang tidak
melakukan apa yang ku perintahkan harus membersihkan ruang teather setelah
seluruh jam pelajaran berakhir”ujar guru Jung ‘mati aku’batin Chella dan Lian. Mereka
yang membawa catatan maju satu/satu sambil mengumpulkan buku mereka di atas
meja Jung songsaenim. Jung songsaenim mulai mengecek buku-buku tersebut dan
mencari nama-nama murid yang tidak mengumpulkan catatan
“Kim Seok Jin, Im Chella, Kang Lian mana catatan
kalian?”tanya guru Jung sambil menatap tajam ketiga orang tersebut ‘Jin juga?’batin
Chella sambil menatap Jin
“jeongseohamnida songsaenim, aku lupa membawa
bukuku”jawab Jin sambil berdiri dan membungkuk
“Kim Seok Jin, kau itu ketua kelas, seharusnya kau
memberikan contoh yang baik bukannya memberi contoh yang buruk seperti ini”ucap
guru itu memberi nasehat
“jeongseohamnida”kata Jin meminta maaf dengan
membungkuk lagi, guru itu membuang tatapannya dari namja tampan tersebut lalu
mengalihkannya pada Chella dan Lian
“lalu kalian Im Chella, Kang Lian, kenapa kalian
tidak mengumpulkan catatan kalian?”tanya guru itu pada kedua gadis tersebut
“kami juga melupakan catatan kami songsaenim”jawab
Chella dengan suara yang sedikit gemetar
“kalau seperti ini, bagaimana kalian bisa naik
tingkat?”seru guru itu, dia marah sekarang. Jiyeon menampilkan smirknya saat
melihat Chella dan Lian dimarahi, yah walaupun bukan hanya mereka berdua, tapi
hal itu membuat dia senang. Dia menatap Naeun yang duduk disampingnya yang juga
terlihat bahagia atas apa yang terjadi pada Chella dan Lian.
“karena kalian tidak melakukan tugas kalian, kalian
harus melakukan apa yang sudah saya katakan tadi!”kata Jung songsaenim pada
Chella, Lian dan Jin
“ye~”jawab ketiga murid itu dengan pasrah. Chella
menghembuskan nafas beratnya ‘aku harus membersihkan ruang teater bersama namja
yang harus kuhindari! yah Tuhan kenapa harus seperti ini eoh?’batin Chella
“yahh~ bagaimana kalau kita memberi mereka berdua
pelajaran?”Naeun membisikkan tawaran pada Jiyeon, hal itu menarik perhatian Jiyeon
“bagaimana caranya?”tanya Jiyeon
“kita kerjai mereka saat mereka membersihkan ruang
teather!”jawab Naeun
“andwe, ada Jin oppa di situ!”tolak Jiyeon
mengingat bukan hanya Chella dan Lian saja yang dihukum, Jin juga
“ahh aku lupa kalau Jin oppa juga dihukum!”ujar
Naeun
“itu berarti mereka berdua akan bersama-sama
dengan Jin oppa dong?”kata Jiyeon dengan ekspresi terkejut, dia baru sadar jika
Chella dan Lian akan bersama dengan Jin nanti
“nde!”jawab Naeun yang memasang ekspresi tak rela
“aish~ s*alan! Enak sekali mereka berdua! Kalau
tahu begini aku juga takkan mengumpulkan catatanku!”ujar Jiyeon kesal
“ohh~ menyebalkan sekali!”Naeun menambahkan, kedua
yeoja itu terlihat kesal sekarang
“Im Chella, Kang Lian! Lihat saja apa yang akan ku
lakukan pada kalian berdua!”kata Jiyeon sambil menatap kedua gadis itu dengan
tajam nan emosi
***
Jam istirahatpun tiba, seluruh siswa keluar dari
kelas mereka masing-masing. Mereka pergi menuju tempat yang mereka inginkan. Begitu
pula dengan Lian, gadis itu berjalan menuju ruang seni. Entah mengapa gadis itu
memilih tempat itu dari pada kantin. Diapun masuk ke dalam ruangan tersebut.
Ruangan itu tertata rapi dengan alat seni di dalamnya. Gadis itu menarik
nafasnya lalu menghembuskan dengan perlahan, dia duduk di salah satu bangku
yang ada di tempat itu. Dia mengeluarkan HPnya dari sakunya lalu memutar lagu.
Saat music berjalan, dia menyandarkan punggungnya di sandaran kursi lalu
memejamkan mata. Dia tenggelam dalam suasana yang damai itu sampai sebuah suara
berbunyi:
“berisik!”hal itu mengganggu ketenangan yang mulai
dirasanya, mau tidak mau dipun membuka matanya dan menoleh ke sumber suara
tersebut. Seketika itu matanya terbelalak saat menatap sang pemilik suara
tersebut
“Jung…Jungkook”katanya yang hampir mirip gumaman.
Jungkook keluar dari tempat persembunyiannya(?) yang tak jauh dari tempat Lian
berada
“kau lagi! kenapa kau bisa disini? kau mengikutiku
lagi?”tanya Jungkook dengan tatapan menyelidik
“ak..aku hanya mencari tempat untuk beristirahat
dan aku sama sekali tak tahu kalau kau ada di sini!”jawab Lian berusaha menjaga
suaranya agar tidak bergetar
“alasan! bukannya sudahku katakan untuk tidak mengikutiku
lagi?”kata Jungkook sinis, hal itu membuat Lian mendesah kasar. Dia tak
melupakan ucapan namja itu! Bahkan ucapan namja itu telah terprogram di
otaknya, ucapannya seperti alarm bagi Lian yang tak berhenti mengingatkannya, dan
sekarang dia mulai merasa kesal!
“aku tak berbohong Jeon Jungkook”tutur Lian jujur
“memangnya ada ‘penguntit’ yang jujur kalau dia
sedang menguntit?”ujar Jungkook sinis, lagi!
“penguntit?”tanya Lian
“nde”jawab Jungkook
“aku tak mengungtit(?)mu Jeon Jungkook!”kata Lian,
dia ingin namja itu percaya, karena dia memang hanya ingin istirahat di tempat
itu saja!
“dan kau pikir aku percaya?”balas Jungkook, Lian
menghembuskan nafasnya sambil menatap Jungkook
“apa aku serendah itu di matamu Jungkook?”tanya
Lian sambil tetap menatap mata Jungkook
“menurutmu?”bukannya menjawab, Jungkook malah
balik bertanya, dan dengan pertanyaan itu Lian sudah tahu jawabannya apa! Lian
menatap Jungkook dengan ekspresi tak percaya, dia menatap ke arah lain lalu menghembuskan
nafasnya kemudian menatap Jungkook kembali dengan tajam
“ternyata selama ini aku salah menilaimu! Kupikir
kau namja yang baik, tapi ternyata tidak! Kau orang yang hanya bisa berkata
tanpa memikirkan perasaan orang lain! Kau memang tampan tapi kelakuanmu sungguh
tidak terpuji! Wajahmu itu menipu! Aku baru sadar, kenapa juga aku menyia-nyiakan
waktuku untuk orang sepertimu?! Tenang saja, aku akan mengingat semua
perkataanmu itu dan mulai sekarang aku takkan lagi mengusik dirimu! Maaf sudah
membuatmu terganggu walaupun aku tak mengerti bagaimana sampai kau bisa berasumsi kalau aku mengganggumu! mudah-mudahan
kita takkan bertemu lagi!”muak, yah mungkin itu yang bisa mengekspresikan
perasaan Lian sekarang. Dia muak direndahkan oleh Jungkook yang dengan bodohnya
dikaguminya itu. Saat itu juga Lian berdiri dari tempatnya lalu berjalan keluar
ruangan tersebut. Jungkook terkejut dengan apa yang dikatakan oleh Lian. Dia
tak menyangkah jika Lian akan berkata seperti itu padanya. Sebenarnya dia tak
sepenuhnya membenci gadis itu, hanya saja, waktu itu dia hilang control dan
melampiaskan seluruh amarahnya pada Lian dan dia menyesal sekarang, dia merasa
telah melakukan hal yang salah. BRAK
Jungkook membanting sesuatu yang dipengangnya, dia mengusap wajahnya dengan
kasar, dia merasa kacau sekarang
***
Nina terlihat sedang melamun di taman kota. Dia
memilih untuk bolos hari ini! Gadis itu terus memikirkan kejadian kemarin. Dia
tak menyangkah kalau dia ternyata salah orang! Orang yang mengusap air matanya bukanlah
Jin, lalu siapa orang itu? Pikir Nina. Sedangkan dari arah lain, seorang namja
berjalan dengan ice cream ditangannya. Namja itu melihat Nina yang sedang
melamun.
“bukannya dia gadis yadong itu?”tanya namja itu
pada dirinya saat melihat Nina. Setelah berfikir, namja itupun memutuskan untuk
menghampiri Nina. Kini dia berdiri di samping Nina, tapi Nina sama sekali tak
meliriknya karena dia sedang melamun. Melihat tak ada respon, namja itupun
langsung duduk di samping Nina sambil memakan ice creamnya.
“hei nona jangan banyak melamun!”kata namja itu
tanpa menoleh ke arah Nina. Bunyi suara yang asing ditelinga Nina itu membuat dia
menatap ke arah sumber suara tersebut
“kau!”seru Nina, dia terkejut, hal itu membuat mata
yeoja itu membulat sempurna, sedangkan namja itu hanya menujukkan smirknya
“hai nona yadong”sapa namja itu pada Nina
“jangan memanggilku dengan sebutan itu! namaku
bukan nona yadong!”kata Nina mengingatkan, dia tak suka dengan julukan yang
diberikan namja itu
“itu karena pertemuan pertama kita saat kamu
membeli komik yadong, yah kuputuskan untuk memanggilmu dengan sebutan
itu!”tutur namja itu sambil tersenyum lalu kembali memakan ice creamnya
“jangan bicara seperti itu! bagaimana jika ada
yang mendengar ucapanmu itu!”kata Nina mengingatkan sambil menatap sekitar
mereka
“itu salahmu!”kata namja itu acuh
“mwo? Kau bilang salahku?”seru Nina tak terima,
namja itupun menatap ke arahnya
“nde, bukannya sudah ku jelaskan tadi!”kata namja
itu, Nina mengepalkan kedua tangannya saat merasa emosinya memuncak
“terserah!”kata Nina memutuskan untuk tak
memperpanjang masalah karena dia terlalu lelah untuk beradu mulut sekarang. Namja
itu tersenyum kemenangan
“kenapa kau bisa duduk di sini hah? Ku rasa aku
tak melihat seorangpun duduk di bangku ini saat pertama kali aku duduk di
tempat ini!”kata tanya itu terlontar dari mulut Nina, dia bertanya dengan tidak
suka sambil mengangkat alis satu
“ini tempat umum nona, jadi aku berhak untuk duduk
di sini”jawab namja itu
“tapi kenapa harus di tempat ini?”tanya Nina lagi,
dia terlihat kurang senang dengan keberadaan namja itu
“aku bisa berada di mana saja aku mau nona!”jawab
namja itu lagi, dan itu membuat Nina kesal
“baiklah tuan, terserah kau saja!”ujar Nina lalu kembali
mengacuhkan namja itu. Sedangkan namja itu berlaku sama dengannya.
“apa yang sedangkan kau pikirkan?”tanya namja itu
setelah beberapa saat mereka terdiam
“bukan urusanmu!”jawab Nina sinis
“tsk, kau dingin sekali! Berbagilah, mungkin aku
bisa meringankan bebanmu”tutur namja itu sembari memakan ice cream, sedangkan
Nina hanya diam, tak berniat menanggapi perkataan namja itu
“siapa namamu?”tanya Nina sembari menoleh ke arah
namja itu. Namja itu menatap Nina, dengan perlahan dia mendekatkan wajahnya ke
wajah Nina. Melihat itu, reflex Nina memundurkan kepalanya
“apa kamu mau menjadi pacarku jika aku menjawab
pertanyaanmu itu?”bukannya menjawab, namja itu malah balik bertanya dengan
smirk
“dwaesseo!”kata Nina kemudian menggeser duduknya
sedangkan namja itu hanya terkekeh
“Oh Sehun”kata namja itu tiba-tiba tanpa menoleh ke
arah Nina, Nina menatap namja itu, mengerti akan maksud perkataan namja
tersebut, Ninapun kembali berkata:
“baiklah tuan Oh, bisakah kau diam sedikit?”tanya Nina
sambil menatap namja itu, namja yang biasa dipanggil dengan sebutan Sehun itu menjawab
dengan gelengan kepala. Melihat itu, Ninapun beranjak dari tempat duduknya lalu
berjalan meninggalkan namja tersebut
“mau kemana kau?”tanya Sehun saat melihat Nina beranjak
“pulang”jawab Nina singkat
“ireumi mwohaeyo?”tanya Sehun setengah berteriak,
mengingat posisi Nina sekarang agak jauh darinya
“Park Nina”jawab Nina setengah berteriak juga
tanpa menoleh ke arah Sehun
“Park Nina?”ujar Sehun terbelalak saat menyebutkan
nama yeoja yang olehnya dijuluki nona yadong itu. Dia menatap ke arah lain lalu
berkata:
“maldo andwe!”dia menggelengkan kepalanya
“kebetulan saja nama mereka sama! Mana mungkin dia
orangnya! Heih~ tak mungkin!”ujar Sehun setengah tersenyum. Ekspresinya berubah
saat dia menatap lurus ke depan sambil kembali berpikir tentang ‘nama’ yang
mengganggunya itu
***
TENG..NENG..NONG
jam pelajaranpun berakhir, murid-murid telihat keluar dari kelas mereka
termasuk kelas 1-2. Eyli berjalan bersama dengan ketiga sahabatnya.
“Eyli-ya”panggil Jimin, Eylipun menatap kepada
yang memanggil
“oppa!”jawab Eyli dengan senyum yang merekah
tentunya
“pulang bersama?”tawar Jimin, Eylipun mengangguk
“kami duluan nde?”pamit Eyli pada ketiga
sahabatnya
“nde”dengan kompak mereka membalas. Sepasang
kekasih itupun pergi. Dari arah belakang mereka, menyusul Taehyung dan
Jungkook. Fanny hanya diam saat dirinya dengan namja aneh nan tampan itu saling
pandang. Tak ingin berlama-lama, Fanny dengan cepat membuang tatapannya ke arah
lain
“aku duluan!”pamit Fanny kemudian berjalan
meninggalkan mereka
“Fanny-ah!”panggil Mona pada Fanny saat yeoja itu
berjalan meninggalkan mereka
“dia kenapa?”tanya Riri pada Mona
“dia mau pulang!”bukannya Mona yang menjawab,
malah Jungkook yang menjawab! Hal itu membuat ketiga orang itu menatap ke
arahnya
“bukan itu maksudku! Aku bertanya apa yang terjadi
dengannya? karena dari tadi pagi dia hanya diam dan murung, tak seceria
biasanya!”kata Riri menjelaskan, mendengar itu membuat Taehyung terdiam
“mana ku tahu!”ujar Jungkook, hal itu membuat
dirinya ditatap gemes oleh Riri, Mona dan Taehyung
“memangnya tadi aku bertanya padamu?”tanya Riri pada
Jungkook dengan ekspresi datar
“aku
bertanya apa yang terjadi dengannya? apa itu tak ditujukan padaku?”Jungkook
menjawab dengan pertanyaan sambil mengcopy gaya bicara Riri tadi
“bukan yang itu Jungkook-ah, aigoo~”ujar Riri
gemas dengan perkataan Jungkook itu
“terserah~ kajja hyung”ujar Jungkook lalu berjalan
meninggalkan mereka
“menyebalkan sekali! Memangnya aku bertanya
padanya? akukan tanya pada Mona!”kata Riri kesal sambil menatap Jungkook yang
semakin mejauh itu
“tak usah tanggapi perkataannya, dia sedang datang
bulan!”kata Taehyung pada Riri sebelum dia menyusul Jungkook
“sudahlah!
Lebih baik kita pulang”ajak Mona pada Riri, merekapun pulang ke rumah
masing-masing. Sedangkan di lain tempat lebih tepatnya di ruang teather, Chella, Lian dan Jin
terlihat sedang merapikan beberapa barang yang tidak teratur yang ada di
ruangan tersebut
“Chella-ya apa kau melihat kemoceng?”tanya Lian
sambil memperhatikan sekitarnya
“tidak”jawab Chella sambil terus merapihkan
beberapa barang
“kalau begitu coba kau lihat di belakang
Chella-ya!”perintah Lian, hal itu membuat Chella menatapnya dengan ekspresi datar
kemudian bertanya:
“apa kau sedang memerintahku eonni?
“aigoo, baiklah-baiklah aku yang akan
mengambilnya!”jawab Lian lalu melangkah pergi. Chella mengalihkan pandangannya pada
Jin yang juga sedang merapikan beberapa barang
“wait”seru Chella, hal itu membuat Lian memandang
ke arahnya
“apa sekarang huh?”tanya Lian malas
“biar aku saja, kau urus yang ini okay!”jawab
Chella kemudian berlari tanpa menunggu persetujuan dari Lian, hal itu membuat
Lian melongoh
“heol, kenapa dengannya? aneh skali!”kata Lian
sambil menatap Chella heran. Chella berpikir lebih baik dia yang mengambil
kemoceng dari pada harus berada di tempat yang sama dengan namja yang sudah
meremukkan hatinya itu
“di mana itu yah?”monolog Chella sambil
celingak-celinguk mencari keberadaan benda tersebut. Chella melangkah ke tengah
ruangan yang minim cahaya itu, maklum saja sekarang sudah sangat sore dan
ruangan itu tak memiliki lampu, entah kenapa alasannya yang pasti ruangan itu
tak ada lampu. Chella meraba-raba benda yang ada disekitarnya
“dapat”seru Chella kemudian berjalan ke arah
pintuh namun langkahnya terhenti saat Jin masuk keruangan itu dengan beberapa
barang ditangannya. Chella berusaha menetralisir jantungan yang mulai berdetak
tak karuan. Chella melangkah ke kiri bermaksud membiarkan namja itu lewat namun
sayangnnya Jin melangkah ke kanan membuat keduanya saling berhadapan, mereka
kembali melangkah kearah yang berlawanan, tapi malah membuat keduanya saling
berhadapan lagi, namun dengan cepat Chella melangkah ke arah berlawanan lalu
berkata:
“silahkan lewat”Jinpun berjalan tanpa mengatakan
apapun. Chella menghembuskan nafas lalu keluar dari tempat itu dan berjalan ke arah
Lian.
“eonni, igo!”kata Chella sambil memberikan
kemoceng pada Lian
“gumawo”balas Lian sambil tersenyum. Mereka berdua
kembali merapikan benda-benda yang ada di dalam ruangan itu. Chella meraih sapu
saat dirinya melihat jaring laba-laba yang ada di atas lemari ruangan itu. Dia mengambil
kursi lalu naik di atasnya. Chella berjinjit saat membersihkan jaring laba-laba
itu. Chella terlihat kesusahan, diapun sedikit melompat, dan lagi melompat lalu
BRUK
“ARGH”jeritnya saat dirinya mendarat di lantai
ruangan tersebut, mendengar Chella menjerit Lian dan Jin menoleh ke arahnya
“omo Chella-ya!”pekik Lian kaget, saat itu juga
mereka berdua berlari ke arah Chella
“gwenchana?”tanya Jin saat dirinya lebih dulu
sampai di tempat Chella. Jin terlihat panik, Chellapun mendongkak lalu menatap
namja itu
“gwenchana”jawab Chella mengernyit menahan sakit. Dia
berusaha berdiri, namun BRUK dia
kembali merosot ke lantai
“gwenchana apanya? berdiri saja tak bisa!”kata
Lian saat melihat Chella yang melantai itu, Chellapun menatap Lian kesal
“biar ku bantu”tawar Jin sambil mengulurkan
tangannya pada Chella
“ani, aku bisa sendiri!”tolak Chella, dia memegang
kursi yang dia naiki tadi, namun lagi-lagi dia merosot ke lantai
“keras kepala”kata Jin, tanpa aba-aba dia
mengangkat tubuh Chella sehingga gadis itu bisa berdiri lagi. Mereka berdua
saling bertatapan agak lama, namun diputuskan Chella secara sepihak, hal itu
membuat Jin mengerjap-ngerjapkan matanya, diapun berkata:
“duduk di situ”perntah Jin, Chellapun duduk di kursi
yang dimaksudkan oleh Jin itu. Lian hanya diam sambil terus memperhatikan kedua
orang itu. Jinpun berjongkok di hadapan Chella
“mau apa kau?”tanya Chella saat namja itu meraih
kakinya
“aku akan mengurut kakimu, jadi kumohon jangan
bertanya lagi”jawab Jin tegas, membuat kedua gadis itu terbelalak kaget
“tak usah nanti sembuh sendiri!”tolak Chella
sambil menarik kakinya
“apa kau ingin ini semakin parah?”tanya Jin sambil
menatap Chella dengan serius
“percayalah ini akan….AKH YAH APA YANG KAU LAKUKAN
HAH!”pekik Chella saat Jin menekan pergelangan kakinya, dia bahkan tak sadar
telah berteriak pada namja itu, hancur sudah imagenya di depan Jin! Lian yang
melihat itu hanya bisa menahan tawanya agar tak meledak
“kakimu terkilir! kalau kamu membiarkannnya nanti
kamu tak bisa berjalan dengan baik! Apa kamu mau seperti itu?”tanya Jin pada
Chella, Chella terlihat berpikir, dia menatap Lian yang berdiri di samping Jin
itu, Lianpun memberi kode agar Chella membiarkan Jin mengurut kakinya.
Chellapun menatap Jin yang dari tadi menatapnya
“baiklah”kata Chella hampir tak terdengar
“tapi pelan-pelan”tambahnya
“nde”Jin pun meraih kaki Chella kemudian mengurut
bagian yang sakit. Chella mengernyit menahan sakit sedangkan Lian lagi-lagi berusaha
menahan tawanya agar tak meledak. Beberapa menit kemudian akhirnya selesai
acara memijit kaki Chella.
“eottae? Masih sakitkah?”tanya Jin memastikan
“sedikit, gumawo”jawab Chella
“urwell”balas Jin dengan senyum ‘yah Tuhan dia
tampan sekali!’jerit batin Chella, setelah beberapa hari terakhir ini tak
melihat senyuman Jin itu, kini akhirnya dia bisa melihat senyum namja itu lagi.
Jin melirik ke belakang.
“sepertinya kita sudah selesai”ujar Jin saat
selesai menatap seluruh ruangan tersebut diikuti oleh Chella dan Lian
“sepertinya begitu”kata Lian menanggapi perkataan
Jin
“bagaimana kalau kita pulang?”kata Jin pada mereka
“setuju”jawab Lian, yeoja itu berjalan ke arah
tempat ranselnya. Jinpun berdiri lalu mengulurkan tangannya pada Chella. Chella
menatap tangan Jin yang terulur padanya, baru saja ingin meraih tangan itu tapi
bunyi hp sang namja berbunyi, mau tak mau Jin menarik tangannya kembali
“changkaman”ucap Jin kemudian mengangkat telfonnya,
Chella memayunkan bibirnya karena kesal tak jadi menggenggam tangan namja
tampan itu. Tanpa menunggu Jin kembali mengulurkan tangannya, Chella berusaha
berdiri
“ah Suzy-ah waeyo?”mendengar itu Chella terdiam di
tempat sedangkan Jin dengan perlahan berjalan agak menjauh dari Chella. Lian
yang melihat itu dengan cepat mendekati Chella
“Chella-ya”panggil Lian hati-hati, dia tahu apa
yang terjadi pada Chella waktu itu, Chella sudah menceritakannya dan mulai saat
itu Lian berusaha menghiburnya. Chella menatap Lian lalu berkata:
“eonni, kajja, kita pulang”ajak Chella, dia tak
mau terlihat menyedihkan
“nde”kata Lian meng-iya-kan ajakkan Chella tanpa
membantah ataupun berkata apa-apa
“mau pulang bersama?”tawar Jin pada mereka berdua
saat dirinya selesai berkomunikasi dengan Suzy lewat hp. Dengan cepat Chella
menggelengkan kepalanya
“kami bisa pulang sendiri”kata Chella menolak
ajakkan Jin itu, sedangkan Lian hanya diam
“tapi ini hampir malam, halte bus juga cukup jauh
dari sini!”tutur Jin
“don’t worry, kami bisa pulang dengan selamat! Tak
ada yang akan mengganggu kami kalau ada eonni, dia jago bela diri”kata Chella
memberi alasan sambil tersenyum
“tapi kal…”
“eum, kalau begitu kami pamit yah? Kajja eonni!”dengan
cepat Chella memotong perkataan Jin lalu menarik Lian untuk mengikutinya. Mereka
berduapun meninggalkan Jin yang diam di tempat sambil menatap kepergian mereka.
“aigoo, keras kepala sekali!”ujar Jin, diapun ikut
pergi dari tempat itu
To Be Continue :)
Kelar juga, fiuh~ Author ingin
bilang terimakasih untuk waktu yang diberikan reader’s untuk membaca FF ini.
Mohon maaf karena lama nge-post chapter ini dan mohon maaf juga jika ditemukan
kesalahan dalam FF ini. Silahkan jika reader’s ingin memberikan kritik dan
saran demi perkembangan kelanjutan dari FF ini J (author malah bakal senang sekali jika reader’s mau
memberi komentar :))
Pengennya author sih jangan hanya
jadi SILENT READER’S saja, beri komentarnya juga, kan enak kalau begitu :)
Sekali lagi terimakasih dan
sampai jumpa di chapter selanjutnya :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar