Jumat, 18 Mei 2018

Love You (Chapter 16)

Author                   :         Choi Im Kim ^^


Main Cast              :         Im Chella (Chella), Kang Lian (Lian), Park Nina (Nina)


Cast                       :         Park Fanny (Fanny), Kim Eyli (Eyli), Kwon Riri (Riri), Lee Mona (Mona)Bangtan Boys (BTS), EXO And other cast..


Genre                     :         School Life, Romance, Friendship, Drama, Sad


Length                   :         Chaptered


Disclaimer             :         THIS FANFICTION IS MINE. MOHON UNTUK TIDAK MENGCOPY / MENGGANDAKAN / ME-REMAKE / MENCONTEK FANFICTION INI. THANK YOU ^^






MOHON MAAF KALAU KETEMU TYPO’S  :D




~“kalau begitu aku pamit nde?”Chella mengangguk sebagai jawaban, yeoja itupun berjalan meninggalkan Chella. Chella menatap Suzy yang semakin menjauh itu kemudian berpikir

“aih, kenapa harus aku sih? Lagian kenapa juga aku mengiyakan permintaannya, jadinya kan gini! Padahal aku sedang tak ingin bertemu dengannya sekarang!”tutur Chella bersungut-sungut

“bertemu dengan siapa?”tiba-tiba seseorang bertanya dari arah belakang

omona!”seru Chella terlonjat kaget saat mendengar suara yang membuat jantungnya hampir melompat dari tempatnya itu

“ka..kau…”kata Chella terbata-bata saat menatap orang yang tiba-tiba bertanya itu~




- LOVE YOU CHAPTER 16 -




Chella terkejut namun detik kemudian yeoja itu menghembuskan nafas legah sekaligus melemaskan badannya yang sempat menegang tadi

“ku pikir siapa, mengagetkan saja!”ujar Chella saat menatap orang itu masih dengan mengelus dadanya mencoba menetralisir detak jantungnya

memangnya apa yang kulakukan sampai membuat eonni kaget? lagian aku hanya bertanya, eonni saja yang berlebihan!”orang itu menyuarakan protesnya atas perkataan Chella yang menurutnya berlebihan itu

“kamu sih tiba-tiba bertanya, tahu aku lagi berpikir!”kata Chella

“mana aku tahu kalau eonni sedang berpikir! Lagian aku kan dari sini, aku tak melihat wajahmu eonni!”seru orang itu gemas saat mendengar perkataan Chella yang menurutnya tak masuk diakal

“ish”Chella mendesis

sekarang jawab pertanyaanku, jangan diabaikan!”tuntut orang itu

“pertanyaan?”tanya Chella, dia terlihat berpikir

“bertemu dengan siapa? Pertanyaanku tadi eonni astaga!jawab orang itu sembari menyisipkan kalimat tanya yang dikatannya untuk kedua kali

“ah itu…”seru Chella saat mengingat pertanyaan yang membuatnya terlonjat kaget tadi, orang itu menunggu jawaban Chella, Chella mendekatkan kepalanya kearah orang tersebut kemudian berkata:

“urusan orang besar, anak kecil sepertimu tak boleh tahu, sana kembali ke kelasmu Park Fanny!”dia mendorong punggung orang itu yang ternyata adalah Fanny.

“yah yah kau menyebalkan eonni!”seru Fanny saat tubuhnya didorong secara perlahan oleh Chella. Chella menjulurkan lidahnya lalu berjalan melewati yeoja itu.

ish.. mentang-mentang tua, dasar!”Fanny mendumel saat menatap punggung Chella yang menjauh itu.

“tapi siapa sih yang tak ingin ditemuinya itu?”Fanny bertanya tanpa melepaskan pandangannya dari Chella yang semakin menjauh itu


***


Suasana di taman itu terlihat tenang atau lebih tepatnya sunyi. Riri yang tadinya menangis, sudah berhenti menangis. Dia duduk sambil menatap kosong ke depan, masih tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi. Rasanya seperti ditampar berulang kali. Chanyeol dari tadi hanya duduk diam di samping yeoja itu. Dia tak berniat mengeluarkan sepatah kata lagi mengingat tadi dia berujar dan membuat yeoja itu menangis, hal itu membuat kepalanya terasa pusing tujuh keliling.
Riri menghembuskan nafas beratnya entah sudah berapa kali dan itu membuat Chanyeol ingin menutup mulut yeoja itu. dia menggosok belakang kepalanya dengan gusar. Bagaimana tidak, ini sudah lewat dari setengah jam dan dia hanya duduk sambil menemani yeoja itu, sesuatu yang langkah, sungguh moment yang paling menyebalkan.

“bisakah kau berhenti melakukan itu, kau seperti orang yang sedang sekarat!”seru Chanyeol saat Riri kembali menghembuskan nafas beratnya. Riri memberi tatapan tajamnya pada Chanyeol.

“kau ingin mati dengan mulut dijahit atau tanpa lidah?”tanya Riri sadis. Chanyeol bahkan bergidik mendengar pertanyaan sadis yang diberikan yeoja itu.

“kau seperti pcychopat, mengerikan!”ujar Chanyeol menatap ngeri Riri. Riri hanya mencibir mendengar ujaran namja tampan itu

“kenapa orang aneh sepertimu bisa ada di sini ha?”tanya Riri mengubah topik pembicaraan masih dengan nada sinis.

“hei nona jaga ucapanmu, kau yang aneh!”Chanyeol menyuarakan protesnya saat mendengar pertanyaan yeoja cantik yang ada bersamanya itu

“berani sekali kau bilang aku aneh hah? Sepertinya kau benar-benar ingin dijahit mulutmu itu yah!”seru Riri tak terima, membuat Chanyeol bergidik

“okay okay aku yang aneh, puas!”kata Chanyeol, Riripun menatap kearah lain, Chanyeolpun bergumam:

“jelas-jelas dia yang aneh!”BUK Chanyeolpun mendapat nyeri yang lumayan dilengannya saat kepalan tangan Riri mendarat ditempat tersebut.

“kau ini yah benar-benar… kau yang aneh!”seru Riri gemas, dia masih tak terima membuat Chanyeol bertanya:

“aish appo, kau yeoja atau namja sih?”Chanyeol meringis sambil memegang lengannya.

memangnya aku terlihat seperti ladyboy hah? lagian tadi aku bertanya, seharusnya kau menjawab!”seru Riri

“memangnya kenapa kalau aku di sini, tidak boleh huh?”jawab serta tanya Chanyeol saat menangkap kemana maksud dari pertanyaan yeoja itu, hal tersebut rupanya membuat setan dalam diri Riri bangkit. Mungkin sekarang kepala yeoja itu sudah berasap.

“rasanya aku ingin mencakar wajahmu!”ujar Riri geram

“hei calm down nona! Aku di sini karena mulai hari ini aku bersekolah di sekolah ini arra!”kata Chanyeol menjelaskan, seketika itu juga mata Riri membulat sempurna.

“MWO? KAU BERSEKOLAH DI SINI?”seru Riri, dia sangat terkejut mendengar penjelasan dari Chanyeol itu, namja yang menjadi musuh bebuyutannya sejak SMP itu saat ini bersekolah di sekolah yang sama dengannya. Entah kenyataan buruk apa yang lebih buruk dari kenyataan kalau namja yang bernotabekan sebagai musuhnya itu kini satu sekolah dengannya. Rasanya dia ingin menenggelamkan dirinya di dasar lautan yang paling dalam.

“tentu saja”jawab Chanyeol dengan smirk di wajahnya saat melihat ekspresi Riri itu ‘ya Tuhan apa lagi ini?’Riri membatin. Sungguh hari ini hari yang sangat menyebalkan di sepanjang hidupnya, mengapa? Karena hari ini dia mengetahui pacarnya, tidak! Mantan pacarnya yang ternyata hanya mempermainkannya kemudian musuhnya kini satu sekolah dengannya dalam kurun waktu yang hampir bersamaan itu. rasanya seperti dunia akan kiamat saja!


***


Jungkook menyandarkan punggungnya di dinding toilet yeoja. Pasti kalian berpikir kenapa namja itu berada di tempat itu? Dia hanya sedang menunggu seseorang yang saat ini berada di dalam toilet tersebut. Sesekali namja itu menatap arloji yang melingkar ditangannya.

“lama sekali, dia ganti baju atau tidur sih?”monolog Jungkook saat menyadari kalau dia menghabiskan waktu hampir 20 menit untuk menunggu orang yang sedang membersihkan diri di dalam toilet itu, diapun mulai lelah. Beberapa menit kemudian yang ditunggu namja itupun keluar dari tempat tersebut. Yeoja yang adalah Lian itu keluar dengan baju olahraga miliknya.

“lama sekali”kata Jungkook saat menatap Lian yang memegang baju ditangannya.

“mian”sesal Lian, dia menunduk. Jungkook menatap Lian dari atas sampai bawah.

“ku pikir takkan pas!”ujar Jungkook sedikit legah, mendengar itu Lian hanya tersenyum canggung sambil mengelus tengkuknya.

“kalau begitu aku pergi!”kata Jungkook berpamitan lalu berjalan

“gumawo Jeon Jungkook dan mianhae telah merepotkanmu!”kata Lian membuat namja itu menghentikan langkahnya kemudian menengok ke belakang tepat di mana yeoja itu berada tanpa membalikan badannya sambil berkata:

“kau mengucapkan itu lebih dari 5x”

“mian”kata Lian sambil menggigit bibir bawahnya

“mian lagi, aigoo~”tutur Jungkook sambil menggelengkan kepalanya membuat Lian ingin berkata tapi ditahannya, yeoja itu tersenyum sambil menatap Jungkook dari belakang

“kenapa aku harus menolongnya?”gumam Jungkook sambil mengelus tengkuknya lalu kembali melanjutkan langkahnya. Lian dapat mendengar gumaman(?) namja tampan itu, dia sempat memayunkan bibirnya, namun kembali tersenyum


***


@tingkat 1-2... dari kelas itu terdengar keributan yang dikarenakan guru belum masuk, kelaspun ribut. Bukan hanya kelas itu, melainkan seluruh kelas yang ada di sekolah tersebut. Di bagian kelas itu, terlihat Riri sedang melamun sambil memainkan pulpennya. Mona yang duduk di samping Riri itu mengerutkan alisnya saat melihat keadaan sahabatnya itu.

“Riri-ya, neo waegurae?”tanya Mona

gwenchana”jawab Riri sambil tersenyum namun tidak dengan matanya. Yeoja itu kembali memainkan pulpennya dan mengalihkan perhatian ke lain tempat.

“jangan bohong, ku perhatikan dari tadi kamu hanya diam saja! Malhaebwa! Apa terjadi sesuatu?”tanya Mona lagi, dia mencoba menebak, mendengar itu Riri kembali menjawab tanpa menatap Mona:

“aniyo”dia masih menggerakan pulpen miliknya itu, dia melakukan itu untuk melampiaskan kegalauannya.

“tak mungkin tidak terjadi sesuatu jika kau berlaku seperti ini! Malhaebwa Riri-ya! Apa mungkin ini ada sangkut-pautnya dengan Bambam oppa?”kembali Mona bertanya dan hal itu sukses menghentikan gerakan Riri pada pulpennya. Yeoja itu menarik nafas dalam lalu menghembuskannya secara perlahan kemudian berkata:

“jangan sebut namanya, aku tak mau mendengar nama itu!”dingin! bukan hawa namun ekspresi dan nada suara yeoja cantik itu yang dirasakan oleh Mona saat mendengar perkataan yeoja itu yang memperingatkannya, Mona yang IQ diatas rata-rata itu dengan cepat mengerti maksud dari perkataan sahabatnya itu, diapun bertanya dengan hati-hati:

“ap..apa kau dan Bambam op..”

“SUDAHKU BILANG AKU TAK MAU MENDENGAR NAMA NAMJA SIALAN ITU!”belum juga selesai kalimat tanya yang dikatakan Mona dengan cepat disela Riri. Dia terlihat sangat marah sontak Mona terkejut dengan respon Riri yang seperti itu, pasalnya baru kali ini Riri membentaknya. Fanny dan Eyli yang berada tak jauh dari mereka berduapun menatap kearah Riri, bukan hanya mereka, yang lainpun ikut menatap Riri. Kelas yang tadinya ribut seketika itu juga berubah menjadi hening saat Riri berteriak –membentak- itu.

“Riri-ya!”Mona berkata sambil menatap Riri seakan tak percaya jika dia membentaknya.

“aku tak mau mendengar namanya, ku mohon jangan mengucapkan nama itu hiks..hiks”kata Riri detik berikutnya mulai terisak, melihat itu sontak membuat seluruh penghuni kelas itu mulai berbisik-bisik

“yah Riri-ya waegurae?”Mona, Fanny dan Eyli dengan serempak bertanya, ketiga yeoja itu mulai panik saat melihat Riri yang mulai terisak itu, namun Riri tak menjawab pertanyaan sahabatnya, dia memilih menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

“ada apa dengan Riri?”Taehyung bertanya pada Jimin saat melihat Riri yang terisak itu

“mollayo”jawab Jimin, mereka berdua dibuat bingung karena Riri yang tiba-tiba berteriak kemudian menangis itu. Bukan hanya mereka, bahkan yang lain ikut dibuat bingung. Sedangkan dari luar kelas itu terlihat Jungkook berjalan masuk ke dalam kelas tersebut ‘tumben sekali kelas ini sunyi!’batin Jungkook saat melihat situasi kelas itu. Dia menatap seluruh murid dan baru sadar jika pandangan mereka tertujuh pada sekelompok yeoja yang tak lain adalah Fanny cs.

“eih ada apa ini?”Jungkook bertanya entah pada siapa. Dengan perlahan dia berjalan kearah tempat duduknya namun tak melepas pandangannya dari Fanny cs itu. BUK

“akh!”Jungkook menjerit saat tak sengaja tubuhnya menyambar meja, membuat sebagian dari mereka menatap kearah Jungkook

“yah hati-hati”kata orang yang mejanya disambar Jungkook itu

“mian”kata Jungkook lalu kembali menatap kearah Fanny cs yang sibuk membujuk Riri itu.

“ada apa dengan mereka?”tanya Jungkook penasaran pada Taehyung dan Jimin saat dirinya tiba di tempatnya.

“entahlah, tiba-tiba saja dia berteriak dan menangis!”jawab Jimin masih menatap kearah yeoja-yeoja itu

“nde?”seru Jungkook terkejut saat mendengar jawaban Jimin itu lalu kembali menatap kearah Fanny cs.

“yah Riri-ya, waegurae?”tanya Fanny khawatir tapi tak ada jawaban.

“Riri-ya uljimayo. kau membuat kami khawatir, ceritakan pada kami apa yang sebenarnya terjadi, mungkin kami bisa bantu!”tutur Eyli memulai aksi membujuknya, sedangkan Mona tak berani  mengeluarkan kata-katanya lagi karena dia takut kalau Riri akan membentaknya lagi. Seluruh murid tak berhenti berbisik-bisik sambil terus menatap kearah mereka. Fanny menatap kearah mereka lalu kembali menatap kearah Riri yang masih menenggelamkan wajahnya pada kedua telapak tangannya itu.

“Riri-ya, uljima, jebalyo”pintah Fanny dengan wajah cemas.

selamat siang anak-anak”tiba-tiba guru masuk membuat seisi ruangan tersebut mengalihkan perhatian mereka dari Riri cs itu dan kelas tersebut kembali hening. Fanny dan Eyli kembali ke posisinya, sedangkan Riri mengusap air matanya lalu menundukan wajahnya.

selamat siang songsaenim”balas mereka. Sang guru menatap satu-persatu murid-murid itu sampai pandangannya berhenti pada yeoja yang sedang menunduk itu yang tak lain adalah Riri.

“nona Kwon kenapa kau menundukkan kepalamu?”tanya sang guru. Sontak Riri mengangkat kepalanya kemudian dengan cepat menjawab:

“tak ada apa-apa songsaenim”

“benarkah? Tapi kenapa matamu merah, apa kamu menangis?tanya guru mulai curiga dengan jawaban yang tak masuk dengan kondisi yang dilihatnya

“tak apa songsaenim, aku hanya kelilipan tadi!”Riri kembali menjawab dan tentu saja 100% bohong.

“baiklah kalau begitu, kita akan memulaikan pelajaran kita pada hari ini..”kata sang guru tak ingin mengorek lebih dalam lagi tentang kenapa mata Riri merah itu sambil mempersiapkan perlajaran, bukan tak peduli, hanya saja waktu pelajaran takan berlangsung lama dikarenakan hampir stengah jam molor –dikarenakan sesuatu dan lain hal-. Mona menatap Riri dalam diam. ‘ada apa sebenarnya? Kenapa dia sangat marah? Apa jangan-jangan sesuatu yang buruk telah terjadi diantara mereka berdua?’pikir Mona, dia menatap Riri sambil terus bertanya-tanya, dia masih bingung dengan apa yang terjadi pada sahabatnya itu


***


Chella berjalan masuk ke dalam kelasnya. Saat berdiri di depan kelas, matanya mencari sosok namja yang dicarinya. Pandangannyapun berhenti tepat di mana namja itu berada, namja itu sedang berbincang dengan murid baru –Park Nina- sekarang tentu dengan senyum diwajah tampannya. Rasanya seperti tertohok ‘menyebalkan sekali!’batin Chella. Dengan perlahan dia melangkah ke arah namja itu.

“permisi”dengan ragu Chella berkata kepada mereka berdua yang sedang berbincang-bincang itu. Keduanya menatap kearah Chella yang mencoba tersenyum itu.

oh Im Chella ada apa?”tanya namja itu

“tadi aku disuruh menyerahkan ini padamu ketuajawab Chella sambil memberikan buku bersampul merah itu. Namja tampan yang dipanggil dengan sebutan ketua oleh Chella yang tak lain adalah Kim Seok Jin itu menatap buku tersebut lalu meraihnya.

“bagaimana bisa ini ada padamu?”tanya Seokjin sambil kembali menatap Chella

“Sekertaris osis meminta agar aku menyerahkan itu padamu, katanya dia sudah mencarimu kemana-mana tapi tak bertemu denganmu jadi dia meminta bantuanku!”jawab Chella menjelaskan

ah seperti itu, gumawo”kata Seokjin sambil tersenyum, Chella sedikit menahan nafasnya ‘ya Tuhan, bahkan hanya dengan melihat senyumnya aku bisa melupakan amarahku!’batin Chella, jika saja dia lilin mungkin sekarang dia sudah meleleh

“nde, ceonmayo”balas Chella dengan senyum tentunya

“kalau begitu aku pergi dulu!”pamit Chella masih dengan senyum yang merekah diwajahnya hal itu membuat Nina menatapnya lama ‘apa dia menyukai Jin?’pikir Nina saat melihat senyum di wajah Chella. Chellapun berjalan meninggalkan kedua orang itu.

eum Chella!”panggil Seokjin, diapun menghentikan langkahnya saat mendengar namanya dipanggil dan membalikan badannya lalu menatap namja itu

“ku dengar kau pandai membuat naskah!”kata Seokjin membuat Chella terkejut

“hah? A..aniyo, aku masih harus banyak belajar”ujar Chella, dia sedikit malu sekarang

benarkah? Tapi ku dengar lumayan banyak yang memakai naskah yang kau buat untuk drama mereka dan kebetulan aku pernah membaca naskah drama yang kau buat untuk drama natal tahun lalu, naskahmu sungguh bagus!”kata Seokjin diakhiri kalimat memuji, hal itu tak dikarangnya karena dia memang mendengar dari beberapa sumber yang memakai naskah yang dibuat Chella

“i..itu hanya keberuntunganku saja”ujar Chella, dia tersipu sekarang dan tentu saja dia merasa sangat senang dan bangga karena secara langsung mendengar Seokjin memuji karyanya, dia bahkan tak berpikir jika Seokjin akan tahu kalau dia bisa membuat naskah yah walaupun kemungkinan besar namja itu akan tahu mengingat dia ketua osis, tanpa disadari dia meremas pinggiran roknya, mungkin untuk melampiaskan apa yang dirasakannya sekarang, jika dia sendiri sekarang dia mungkin sudah berteriak kegirangan. Nina yang merasa tak dianggap itu mulai merasa tak senang

tak perlu merendah, kau berbakat dan patut diberi pujian mengingat drama natal yang kau buat sukses, aku sebenarnya baru tahu beberapa waktu yang lalu padahal ini sudah lebih dari setengah tahun!”tutur Seokjin

“khamsahamnida”hanya kata itu yang bisa diucapkan Chella sekarang, dia tak tahu mau berkata apa lagi, dia terlampau senang sekarang, mengingat ini obrolan yang cukup panjang yang pernah mereka lakukan

“ceonmayo, eum apa kau berniat untuk menulis naskah drama tahun ini lagi?”kini Seokjin kembali bertanya

“untuk tahun ini Minhyuk sunbae yang akan membuatnya”jawab Chella

ah bagitu yah, ku pikir kau yang akan membuat naskah drama natal lagi tahun ini!”ujar Seokjin

bukan”kata Chella dengan senyum

“apa kamu berniat ikut drama natal tahun ini?”tanya Seokjin lagi

“nde?”seru Chella, dia sedikit terkejut mendengar pertanyaan namja itu seperti ingin memastikan

“ikut drama natal! apa kau berniat?”Seokjin mengulangi pertanyaannya

“ah itu, sepertinya tidak, aku tak pandai berakting!”jawab Chella dengan senyum canggung ‘biasanya mengarahkan masa harus di arahkan! lagian aku sudah biasa mengarahkan dari pada diarahkan’batin Chella

“ku pikir kau mau!”tutur Seokjin

aku tak pernah berpikir untuk ikut main dalam drama, mianhae”kata Chella meminta maaf, dia merasa ada yang mengganjal saat mendengar penuturan Seokjin jadi dia berpikir untuk meminta maaf

“gwenchana”kata Seokjin lalu tersenyum Oh My God his smile for me.. bisakah kau tak tersenyum semanis itu? aku bisa pingsang kalau begini!’batin Chella. Chellapun membalas senyum namja itu. Nina merasa tak suka melihat itu, diapun tak tahan lagi

“eum Kim Seok Jin, lain kali ajak aku keliling sekolah ini nde? Aku ingin tahu tempat-tempat yang ada di sekolah ini!”dia memotong pembicaraan kedua orang itu, walaupun sebenarnya keduanya tak lagi berbincang. Seokjin yang tadinya menatap kearah Chella kini menatap kearah Nina.

“ah, oo. Nde, akan ku ajak kau berkeliling nanti!”kata Seokjin menyetujui, Ninapun tersenyum mendengar persetujuan Jin itu. Chella menatap Nina kemudian berpikir ‘dia mengalihkan perhatian! Mengapa aku mulai merasa kesal yah?’ Ninapun menatap Chella yang juga menatap kearahnya. Ekspresi yeoja itu berubah! Nina menatap Chella tak suka, lalu kembali menatap Jin kemudian tersenyumcih~ dasar bermuka dua!’batin Chella, dia menghembuskan nafas kasar saat menatap Nina kemudian menatap ke arah lain, sepertinya dia mulai tak suka dengan murid baru itu. Tanpa berkata apapun Chella berjalan meninggalkan kedua orang itu ke tempat duduknya. Jin/Seokjin yang melihat itu ingin berkata tapi diurungkannya. Tak lama setelah itu Lian masuk dengan seragam olah raga, melihat itu seluruh murid di kelas itu menatap kearahnya. Chella bahkan melongoh saat menatap sahabatnya itu. yeoja-yeoja –mines Chella dan Nina- yang berada di dalam kelas itu mulai berbisik-bisik sambil melayangkan tatapan tak suka dengan Lian. Tentu saja, yeoja itu memakai seragam olah raga milik salah satu namja populer di sekolah tersebut. Yeoja-yeoja itu tahu betul siapa pemilik seragam tersebut. Jin yang juga melihat itu menajamkan penglihatannya pada seragam yang kini dikenakan Lian. Dengan perasaan yang mulai bercampur aduk, Lian berjalan kearah tempat duduknya ‘itu seragam milik Jungkook, bagaimana bisa dia memakainya?’pikir Jin

Kang Lian!”panggil Jin, Lian yang mendengar namanya dipanggil itu terpaksa menghentikan langkahnya lalu menatap ke arah Jin

“nde?”jawab serta tanya Lian

“mian, apa ini seragamnya Jungkook?”tanya Jin, Lian menatap seragam yang dikenakannya lalu kembali menatap kearah Jin

“nde, ini seragamnya, dia meminjamkan seragam ini padaku, bajuku kotor karena tertumpa minuman tadi di kantin!”jawab Lian terus terang

“jinchayo?”tanya Jin dengan ekspresi yang terkejut bukan main, dia hampir saja tak percaya dengan apa yang didengarnya. Pasalnya anak itu –Jungkook- tak mau berbagi bajunya dengan orang lain, bahkan hanya meminjamkannya saja, mengingat bagaimana dia menolak menatah-menatah permintaan Jimin yang ingin meminjam bajunya itu, dan baju seragam namja itu kini di kenakan yeoja, yang pasalnya masuk kategori orang yang dihindari namja itu –Jungkook- karena setahu Jin, namja itu tak suka dengan yeoja yang ada di hadapannya sekarang, mungkin bisa dikatakan membencinya, tapi sekarang?! Yah Tuhan ini memusingkanpikir Jin, sungguh keajaiban dunia!

“nde”jawab Lian, Jin masih menatap Lian dengan tatapan yang bercampur aduk, begitu pula Lian. Nina yang menatap kedua orang itu secara bergantian berpikir ‘apa dia juga menyukai Jin?’

Ki..Kim Seok Jin!”panggil Lian ragu-ragu, namun namja itu tak menjawab karena masih berkutat dengan pikirannya, mendengar itu Nina yang tadinya menatap Lian kini menatap ke arah Jin yang masih diam itu

“Jin-ah”panggil Nina sambil menyentuh lengan namja itu membuat dia tersadar dari pikirannya

“oo.. wae?”tanya Jin pada Nina

“dia memanggilmu, kenapa kau tak menjawab?”tanya Nina penasaran, Jinpun menatap ke arah Lian kemudian bertanya:

“mian karena mengabaikan panggilanmu, aku hanya sedang berpikir! Eum, ada yang ingin kau katakan?”tutur Jin diakhiri dengan kalimat tanya

gwenchana! Eum bisakah aku pergi ke tempatku sekarang?”jawab serta tanya Lian

“ah nde, silahkan!”jawab Jin memberi izin, Lianpun tersenyum –sedikit- lalu berjalan ke tempat duduknya. Nina menatap Lian lalu kembali menatap kearah Jin yang masih berpikir, bahkan alis namja itu sampai berkerut karena berpikir, yah walaupun begtu tak mengurangi kadar ketampanannya bagi Nina, bahkan dia terlihat lebih menawan, astaga Nina!

“Jin-ah!”panggil Nina, Jinpun menatap ke arahnya kemudian bertanya:

“nde?”

“kau kenapa?”tanya Nina masih penasaran

gwenchana”jawab Jin singkat lalu ternyum, Nina baru saja ingin bertanya namun Jin lebih dulu menyelah

eum nona Park aku kembali ke tempatku nde?”pamit Jin

“ah nde”jawab Nina, Jinpun berjalan ke tempatnya. ‘dia kenapa?’pikir Nina.


***


“kau tahu aku bahkan tak percaya dengan apa yang terjadi tadi!”ujar Chella sambil menatap Lian yang kini sudah duduk di sampingnya sambil menopang dagunya dengan satu tangan

“nado”balas Lian sambil senyam-senyum memikirkan kejadian tadi

“sepertinya dia tertarik padamu eonni!”tutur Chella tiba-tiba membuat Lian terbelalak kaget kemudian membantah:

“maldo andwe!”sebenarnya dia sempat berpikir seperti itu, tapi dengan cepat dihapusnya karena dia tak mau berharap yang lebih kalau nantinya kenyataan yang sebenarnya bertolak belakang, dia juga yang akan sakit hati, jadi dia berusaha menepis jauh-jauh pikiran itu

“bisa sajakan dia tiba-tiba berubah, buktinya dia membantuhmu tadi!”kata Chella menyampaikan opininya

“dia melakukan itu bukan berarti dia tertarik padaku”seru Lian kembali membantah

“nothing is impossible eonni!”kata Chella mulai dengan aksen kebarat-baratannya

“impossible jika itu Jungkook”balas Lian

“kau ini, cobalah berpikir positif, bahkan gedung semegah apapun bisa runtuh jika terjadi gempa yang dasyat, apa lagi namja itu!”ujar Chella

“jadi maksudmu Jungkook bisa berubah jika terjadi gempa yang dasyat gitu!”tanya Lian, penyakit lalodnya mulai kambuh, hal itu membuat Chella menatap Lian dengan ekspresi datar kemudian berseru:

“goodness, whatever!”masih dengan aksen kebarat-baratan lalu menatap kearah lain, hal itu membuat Lian tertawa. Beberapa menit kemudian pelajaranpun dimulai saat guru masuk. Seperti dejavu pada hari yang sama, kelas tersebut kedatangan murid baru, lagi!

“annyeong haseyo, jeonun Park Chanyeol imnida”kata murid baru nan tampan itu, semua yeoja yang ada di kelas itu berbinar-binar saat namja itu tersenyum.

“yah Tuhan dia tampan sekali!”pujian yang diungkapkan salah satu yeoja yang ada di kelas tersebut, bahkan Chella, Lian dan Ninapun dibuat terpesona.

“silahkan duduk di sebelah nona Jang”perintah sang guru pada Chanyeol, Chanyeolpun membungkuk

“KYAAA!!”yeoja yang marganya disebut oleh guru itu menjerit kesenangan, hal tersebut membuat seisi ruangan kacau, Chanyeol bahkan bergidik, dia tak bisa membayangkan hidupnya jika menghabiskan sisa waktunya di sekolah ini dengan duduk bersama yeoja itu ‘yah Tuhan tolong aku, ada sasaeng fans!’batin Chanyeol, dia menelan ludah sangking bergidik

“DIAM!!”seru sang guru, seketika itu juga kelas tersebut kembali hening

“nona Jang, jika kau seperti orang kesurupan lagi, saya tak akan membiarkan Park Chanyeol duduk bersamamu!”kata guru tersebut memperingati murid bermarga Jang itu

ANDWE, aku akan diam!”kata yeoja itu menolak

makanya jangan lakukan hal gila seperti tadi arraseo? silahkan duduk!”kata guru tersebut sambil memerintah, dengan perasaan enggan Chanyeol berjalan kearah tempat duduknya. Yeoja itu –Jung- menahan jeritannya saat Chanyeol berjalan kearahnya. Kini namja itu duduk di tempat duduknya. Jung melakukan aksi gilanya, dia dan temannya berpegang tangan melampiaskan kegembiraan mereka, Chanyeol yang melihat itu bergidik. Dia menatap kesebelah kiri tepat dimana Chella dan Lian duduk yang kini juga menatap ke arahnya

“cho..chogio, apa kau mau berpindah tempat denganku?”tanya Chanyeol pada Chella sedikit berbisik dengan tatapan memohon

“nde?”kata Chella terkejut sedangkan Lian hanya terbelalak tanpa mengeluarkan suaranya.



To Be Continue :)



Akhirnya selesai juga Chapter 16-nya. Mian jika tak sesuai dengan keinginan para readers, fellnya gak dapat maklum author masih dalam tahap belajar. Sekali lagi author minta maaf sekaligus terima kasih karena mau membaca FF aneh nan gaje ini. Harap tak bosan nde? kritik  dan saran sangat diperlukan demi kelanjutan FF ini, see you next chapter reader’s ;)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar