Main Cast : Im Chella (Chella), Kang Lian (Lian), Park Nina (Nina)
Cast : Park Fanny (Fanny), Kim Eyli (Eyli), Kwon Riri (Riri), Lee Mona (Mona), Bangtan Boys (BTS), EXO And other cast..
Genre : School Life, Romance, Friendship, Drama, Sad
Length : Chaptered
Disclaimer : THIS FANFICTION IS MINE. MOHON UNTUK TIDAK MENGCOPY / MENGGANDAKAN / ME-REMAKE / MENCONTEK FANFICTION INI. THANK YOU ^^
MOHON
MAAF KALAU KETEMU TYPO’S
:D
~“kalau begitu aku pamit nde?”Chella mengangguk sebagai jawaban, yeoja
itupun berjalan
meninggalkan Chella. Chella menatap Suzy yang semakin menjauh itu kemudian berpikir
“aih, kenapa harus aku sih? Lagian kenapa juga aku mengiyakan permintaannya, jadinya kan gini! Padahal aku sedang tak ingin bertemu dengannya sekarang!”tutur Chella bersungut-sungut
“bertemu dengan siapa?”tiba-tiba seseorang bertanya dari arah belakang
“omona!”seru Chella terlonjat kaget saat mendengar suara yang membuat jantungnya hampir melompat dari tempatnya itu
“ka..kau…”kata Chella terbata-bata saat menatap orang yang tiba-tiba bertanya itu~
-
LOVE YOU CHAPTER 16 -
Chella
terkejut namun detik kemudian yeoja itu menghembuskan nafas legah sekaligus
melemaskan badannya yang sempat menegang tadi
“ku
pikir siapa, mengagetkan saja!”ujar Chella saat menatap orang itu masih dengan
mengelus dadanya mencoba menetralisir detak jantungnya
“memangnya apa yang
kulakukan sampai membuat eonni kaget? lagian aku hanya bertanya, eonni saja yang
berlebihan!”orang itu menyuarakan protesnya atas perkataan
Chella yang menurutnya berlebihan itu
“kamu
sih tiba-tiba bertanya, tahu aku lagi berpikir!”kata Chella
“mana
aku tahu kalau eonni sedang berpikir! Lagian aku kan dari sini, aku tak melihat
wajahmu eonni!”seru
orang itu gemas saat mendengar perkataan Chella yang menurutnya tak masuk diakal
“ish”Chella
mendesis
“sekarang jawab pertanyaanku, jangan
diabaikan!”tuntut orang itu
“pertanyaan?”tanya Chella, dia terlihat berpikir
“bertemu dengan siapa? Pertanyaanku tadi
eonni astaga!”jawab orang itu sembari menyisipkan
kalimat tanya yang dikatannya untuk kedua kali
“ah itu…”seru Chella saat
mengingat pertanyaan yang membuatnya terlonjat kaget tadi, orang itu menunggu
jawaban Chella, Chella mendekatkan kepalanya kearah orang tersebut kemudian
berkata:
“urusan
orang besar, anak kecil sepertimu tak boleh tahu, sana kembali ke kelasmu Park Fanny!”dia mendorong punggung orang itu yang ternyata
adalah Fanny.
“yah yah kau menyebalkan eonni!”seru Fanny saat
tubuhnya didorong secara perlahan oleh Chella. Chella menjulurkan lidahnya lalu berjalan
melewati yeoja itu.
“ish.. mentang-mentang tua, dasar!”Fanny mendumel saat menatap punggung
Chella yang menjauh itu.
“tapi siapa sih yang tak ingin ditemuinya itu?”Fanny bertanya tanpa
melepaskan pandangannya dari Chella yang semakin menjauh itu
***
Suasana di taman itu terlihat
tenang atau lebih tepatnya sunyi. Riri yang tadinya menangis, sudah berhenti
menangis. Dia duduk sambil menatap kosong ke depan, masih tak percaya dengan apa yang baru saja
terjadi. Rasanya seperti ditampar berulang kali. Chanyeol dari tadi hanya duduk
diam di samping yeoja itu. Dia tak berniat mengeluarkan
sepatah kata lagi mengingat tadi dia berujar dan membuat yeoja itu menangis, hal itu
membuat kepalanya terasa pusing tujuh keliling.
Riri menghembuskan nafas beratnya entah sudah berapa kali
dan itu membuat Chanyeol ingin menutup mulut yeoja itu. dia menggosok belakang
kepalanya dengan gusar. Bagaimana tidak, ini sudah lewat dari setengah jam dan
dia hanya duduk sambil menemani yeoja itu, sesuatu yang langkah, sungguh moment yang paling menyebalkan.
“bisakah kau berhenti melakukan itu, kau seperti orang
yang sedang sekarat!”seru Chanyeol saat Riri kembali
menghembuskan nafas beratnya. Riri memberi tatapan tajamnya pada Chanyeol.
“kau ingin mati dengan mulut dijahit atau tanpa lidah?”tanya Riri sadis. Chanyeol bahkan bergidik mendengar pertanyaan sadis yang diberikan yeoja itu.
“kau seperti pcychopat, mengerikan!”ujar Chanyeol menatap ngeri Riri. Riri hanya mencibir mendengar ujaran namja tampan
itu
“kenapa orang aneh sepertimu bisa ada di sini ha?”tanya Riri mengubah topik
pembicaraan masih dengan nada sinis.
“hei nona jaga ucapanmu, kau yang aneh!”Chanyeol menyuarakan protesnya saat mendengar pertanyaan yeoja cantik yang ada bersamanya itu
“berani sekali kau bilang aku
aneh hah? Sepertinya kau benar-benar ingin dijahit mulutmu itu yah!”seru Riri
tak terima, membuat Chanyeol bergidik
“okay okay aku yang aneh,
puas!”kata Chanyeol, Riripun menatap kearah lain, Chanyeolpun bergumam:
“jelas-jelas dia yang aneh!”BUK Chanyeolpun mendapat nyeri
yang lumayan dilengannya saat kepalan tangan Riri mendarat
ditempat tersebut.
“kau ini yah benar-benar… kau yang
aneh!”seru Riri gemas, dia masih tak
terima membuat Chanyeol bertanya:
“aish appo, kau yeoja atau namja sih?”Chanyeol meringis sambil memegang lengannya.
“memangnya aku terlihat seperti
ladyboy hah? lagian tadi aku bertanya, seharusnya kau menjawab!”seru Riri
“memangnya kenapa kalau aku di sini, tidak boleh huh?”jawab serta tanya Chanyeol saat menangkap kemana maksud dari pertanyaan
yeoja itu, hal tersebut rupanya membuat setan dalam diri Riri
bangkit. Mungkin sekarang kepala
yeoja itu sudah berasap.
“rasanya aku ingin mencakar wajahmu!”ujar Riri geram
“hei calm down nona! Aku di sini karena mulai hari ini
aku bersekolah di sekolah ini arra!”kata Chanyeol menjelaskan, seketika itu juga
mata Riri membulat sempurna.
“MWO? KAU BERSEKOLAH
DI SINI?”seru Riri, dia sangat terkejut mendengar penjelasan dari Chanyeol itu, namja yang menjadi musuh bebuyutannya sejak SMP itu saat ini bersekolah di sekolah yang sama dengannya.
Entah kenyataan buruk apa yang lebih buruk dari kenyataan kalau namja yang
bernotabekan sebagai musuhnya itu kini satu sekolah dengannya. Rasanya dia
ingin menenggelamkan dirinya di dasar lautan yang paling dalam.
“tentu saja”jawab Chanyeol dengan smirk di wajahnya saat melihat ekspresi Riri itu ‘ya Tuhan apa lagi ini?’Riri membatin. Sungguh hari ini hari yang sangat menyebalkan di sepanjang hidupnya, mengapa? Karena hari ini dia mengetahui
pacarnya, tidak! Mantan pacarnya yang ternyata hanya mempermainkannya kemudian musuhnya kini satu sekolah
dengannya dalam kurun waktu
yang hampir bersamaan itu. rasanya seperti dunia akan kiamat saja!
***
Jungkook
menyandarkan punggungnya di dinding toilet yeoja. Pasti kalian berpikir kenapa
namja itu berada di tempat itu? Dia hanya sedang menunggu seseorang yang saat
ini berada di dalam toilet tersebut. Sesekali namja itu menatap arloji yang melingkar ditangannya.
“lama
sekali, dia ganti baju atau tidur sih?”monolog Jungkook saat menyadari kalau dia
menghabiskan waktu hampir 20 menit untuk menunggu orang yang sedang
membersihkan diri di dalam toilet itu, diapun mulai lelah. Beberapa menit kemudian yang ditunggu namja itupun keluar dari tempat
tersebut.
Yeoja yang adalah Lian
itu keluar dengan baju olahraga miliknya.
“lama
sekali”kata Jungkook saat menatap Lian yang memegang baju ditangannya.
“mian”sesal
Lian, dia menunduk. Jungkook menatap Lian dari atas sampai bawah.
“ku
pikir takkan pas!”ujar Jungkook sedikit legah, mendengar itu Lian hanya tersenyum canggung sambil
mengelus tengkuknya.
“kalau
begitu aku pergi!”kata Jungkook berpamitan lalu berjalan
“gumawo
Jeon Jungkook dan mianhae telah merepotkanmu!”kata Lian membuat namja itu menghentikan
langkahnya kemudian menengok ke belakang tepat di mana yeoja itu berada tanpa
membalikan badannya sambil berkata:
“kau
mengucapkan itu lebih dari 5x”
“mian”kata Lian sambil menggigit bibir bawahnya
“mian lagi, aigoo~”tutur Jungkook sambil menggelengkan kepalanya membuat
Lian ingin berkata tapi ditahannya, yeoja itu tersenyum sambil menatap Jungkook
dari belakang
“kenapa
aku harus menolongnya?”gumam Jungkook sambil mengelus tengkuknya lalu kembali
melanjutkan langkahnya. Lian dapat mendengar gumaman(?) namja tampan itu, dia sempat memayunkan bibirnya, namun kembali tersenyum
***
@tingkat 1-2... dari kelas itu terdengar keributan yang dikarenakan guru belum masuk, kelaspun ribut. Bukan hanya kelas itu,
melainkan seluruh kelas yang ada di sekolah tersebut. Di bagian kelas itu, terlihat Riri sedang melamun sambil memainkan pulpennya. Mona yang duduk di
samping Riri itu
mengerutkan alisnya saat melihat keadaan sahabatnya itu.
“Riri-ya, neo waegurae?”tanya Mona
“gwenchana”jawab Riri sambil tersenyum namun tidak
dengan matanya. Yeoja itu kembali memainkan pulpennya dan mengalihkan
perhatian ke lain tempat.
“jangan
bohong, ku perhatikan dari tadi kamu hanya diam saja! Malhaebwa! Apa terjadi sesuatu?”tanya Mona lagi, dia mencoba
menebak,
mendengar itu Riri kembali menjawab tanpa menatap Mona:
“aniyo”dia masih menggerakan pulpen miliknya itu, dia melakukan itu
untuk melampiaskan kegalauannya.
“tak mungkin tidak terjadi sesuatu jika kau berlaku seperti ini!
Malhaebwa Riri-ya! Apa mungkin ini ada sangkut-pautnya dengan Bambam
oppa?”kembali Mona bertanya dan hal itu sukses menghentikan gerakan Riri pada pulpennya. Yeoja itu menarik nafas dalam
lalu menghembuskannya secara perlahan kemudian berkata:
“jangan
sebut namanya, aku tak mau mendengar nama itu!”dingin! bukan hawa namun ekspresi
dan nada suara yeoja cantik itu yang dirasakan oleh Mona saat mendengar
perkataan yeoja itu yang memperingatkannya, Mona yang IQ diatas rata-rata itu dengan
cepat mengerti maksud dari perkataan sahabatnya itu, diapun bertanya dengan hati-hati:
“ap..apa
kau dan Bambam op..”
“SUDAHKU
BILANG AKU TAK MAU MENDENGAR NAMA NAMJA SIALAN ITU!”belum juga selesai
kalimat tanya yang dikatakan Mona dengan cepat disela Riri. Dia terlihat sangat marah sontak Mona
terkejut dengan respon Riri yang seperti itu, pasalnya baru kali ini Riri membentaknya. Fanny dan Eyli yang berada tak
jauh dari mereka berduapun menatap kearah Riri, bukan hanya mereka, yang
lainpun ikut menatap Riri. Kelas yang tadinya ribut seketika itu juga berubah menjadi
hening saat
Riri berteriak –membentak- itu.
“Riri-ya!”Mona
berkata sambil menatap Riri seakan tak percaya jika dia membentaknya.
“aku
tak mau mendengar namanya, ku mohon jangan mengucapkan nama itu hiks..hiks”kata
Riri detik berikutnya
mulai terisak, melihat itu
sontak membuat seluruh penghuni kelas itu mulai berbisik-bisik
“yah Riri-ya
waegurae?”Mona, Fanny dan Eyli dengan serempak bertanya, ketiga yeoja itu mulai panik saat melihat Riri yang mulai
terisak itu, namun
Riri tak menjawab pertanyaan sahabatnya, dia memilih menutup wajahnya dengan
kedua tangannya.
“ada
apa dengan Riri?”Taehyung bertanya pada Jimin saat melihat Riri yang terisak
itu
“mollayo”jawab
Jimin, mereka berdua dibuat bingung karena Riri yang tiba-tiba berteriak kemudian menangis itu. Bukan hanya mereka, bahkan yang lain ikut
dibuat bingung. Sedangkan dari luar kelas itu terlihat Jungkook berjalan masuk ke dalam kelas tersebut ‘tumben sekali kelas ini sunyi!’batin
Jungkook saat melihat situasi kelas itu. Dia menatap seluruh murid dan baru sadar jika pandangan mereka tertujuh pada sekelompok yeoja yang tak lain
adalah Fanny cs.
“eih
ada apa ini?”Jungkook bertanya entah pada siapa. Dengan perlahan dia berjalan
kearah tempat duduknya namun tak melepas pandangannya dari Fanny cs itu. BUK
“akh!”Jungkook
menjerit saat tak sengaja tubuhnya menyambar meja, membuat sebagian dari mereka
menatap kearah Jungkook
“yah
hati-hati”kata orang
yang mejanya disambar Jungkook itu
“mian”kata Jungkook lalu kembali menatap kearah Fanny
cs yang sibuk membujuk Riri itu.
“ada
apa dengan mereka?”tanya Jungkook penasaran pada Taehyung dan Jimin saat dirinya tiba di tempatnya.
“entahlah,
tiba-tiba saja dia berteriak dan menangis!”jawab Jimin masih menatap kearah
yeoja-yeoja itu
“nde?”seru Jungkook terkejut saat mendengar jawaban Jimin itu lalu kembali menatap kearah Fanny cs.
“yah Riri-ya,
waegurae?”tanya Fanny khawatir tapi tak ada jawaban.
“Riri-ya
uljimayo. kau membuat kami khawatir, ceritakan pada kami apa yang sebenarnya
terjadi, mungkin kami bisa bantu!”tutur Eyli memulai aksi
membujuknya, sedangkan Mona tak berani mengeluarkan
kata-katanya lagi karena dia takut kalau Riri akan membentaknya lagi. Seluruh murid tak berhenti berbisik-bisik sambil terus menatap kearah mereka. Fanny menatap
kearah mereka lalu kembali menatap kearah Riri yang
masih menenggelamkan wajahnya pada kedua telapak tangannya itu.
“Riri-ya,
uljima, jebalyo”pintah Fanny dengan wajah cemas.
“selamat siang anak-anak”tiba-tiba guru masuk membuat seisi
ruangan tersebut mengalihkan perhatian mereka dari Riri cs itu dan kelas tersebut kembali hening. Fanny dan Eyli kembali ke posisinya,
sedangkan Riri mengusap air matanya lalu menundukan wajahnya.
“selamat siang songsaenim”balas mereka. Sang guru menatap satu-persatu murid-murid itu sampai pandangannya berhenti pada yeoja
yang sedang menunduk itu yang tak lain adalah Riri.
“nona
Kwon kenapa kau menundukkan kepalamu?”tanya sang guru. Sontak Riri mengangkat kepalanya kemudian dengan
cepat menjawab:
“tak
ada apa-apa songsaenim”
“benarkah?
Tapi kenapa matamu merah, apa kamu menangis?”tanya guru mulai curiga dengan jawaban yang
tak masuk dengan kondisi yang dilihatnya
“tak
apa songsaenim, aku hanya kelilipan tadi!”Riri kembali menjawab
dan tentu saja 100%
bohong.
“baiklah
kalau begitu, kita akan memulaikan pelajaran kita pada hari ini..”kata sang
guru tak ingin mengorek
lebih dalam lagi tentang kenapa mata Riri merah itu sambil mempersiapkan perlajaran, bukan tak peduli,
hanya saja waktu pelajaran takan berlangsung lama dikarenakan hampir stengah
jam molor –dikarenakan sesuatu dan lain hal-. Mona menatap Riri dalam diam. ‘ada apa
sebenarnya? Kenapa dia sangat marah? Apa jangan-jangan sesuatu yang buruk telah
terjadi diantara mereka berdua?’pikir Mona, dia menatap Riri sambil terus
bertanya-tanya, dia masih bingung dengan apa yang terjadi pada sahabatnya itu
***
Chella
berjalan masuk ke dalam kelasnya. Saat berdiri di depan kelas, matanya mencari sosok namja yang dicarinya.
Pandangannyapun berhenti tepat di mana namja itu berada, namja itu sedang berbincang dengan murid baru –Park Nina- sekarang
tentu dengan senyum diwajah
tampannya. Rasanya seperti tertohok ‘menyebalkan sekali!’batin
Chella. Dengan perlahan dia melangkah ke arah namja itu.
“permisi”dengan ragu Chella berkata kepada mereka berdua yang sedang berbincang-bincang itu. Keduanya menatap kearah Chella yang mencoba
tersenyum itu.
“oh Im Chella ada apa?”tanya namja itu
“tadi
aku disuruh menyerahkan ini padamu ketua”jawab Chella sambil memberikan buku bersampul
merah itu. Namja tampan yang dipanggil dengan sebutan ketua oleh Chella yang
tak lain adalah Kim Seok Jin itu menatap buku tersebut lalu
meraihnya.
“bagaimana
bisa ini ada padamu?”tanya Seokjin sambil kembali menatap Chella
“Sekertaris osis meminta agar aku menyerahkan itu padamu, katanya dia sudah mencarimu
kemana-mana tapi tak bertemu denganmu jadi dia meminta bantuanku!”jawab Chella menjelaskan
“ah seperti itu, gumawo”kata Seokjin sambil tersenyum, Chella sedikit menahan
nafasnya ‘ya
Tuhan, bahkan hanya dengan melihat senyumnya aku bisa melupakan amarahku!’batin
Chella, jika saja dia
lilin mungkin sekarang dia sudah meleleh
“nde,
ceonmayo”balas Chella dengan senyum tentunya
“kalau
begitu aku pergi dulu!”pamit Chella masih dengan senyum yang merekah diwajahnya
hal itu membuat Nina menatapnya lama ‘apa dia menyukai Jin?’pikir Nina
saat melihat senyum di wajah Chella. Chellapun berjalan meninggalkan kedua orang itu.
“eum Chella!”panggil Seokjin, diapun menghentikan langkahnya saat mendengar
namanya dipanggil dan membalikan
badannya lalu menatap
namja itu
“ku
dengar kau pandai membuat naskah!”kata Seokjin membuat Chella terkejut
“hah?
A..aniyo, aku masih harus banyak belajar”ujar Chella, dia sedikit malu sekarang
“benarkah? Tapi ku
dengar lumayan banyak yang memakai naskah yang kau buat untuk drama mereka dan kebetulan aku pernah membaca naskah drama yang kau
buat untuk drama natal tahun lalu, naskahmu sungguh bagus!”kata Seokjin
diakhiri kalimat memuji, hal itu tak dikarangnya karena
dia memang mendengar dari beberapa sumber yang memakai naskah yang dibuat
Chella
“i..itu hanya keberuntunganku saja”ujar Chella, dia tersipu sekarang dan
tentu saja dia merasa sangat senang dan bangga karena secara langsung mendengar
Seokjin memuji karyanya, dia bahkan tak berpikir jika Seokjin akan tahu kalau
dia bisa membuat naskah yah walaupun kemungkinan besar namja itu akan tahu mengingat
dia ketua osis, tanpa disadari dia meremas pinggiran roknya, mungkin untuk
melampiaskan apa yang dirasakannya sekarang, jika dia sendiri sekarang dia
mungkin sudah berteriak kegirangan. Nina yang merasa tak dianggap itu mulai merasa tak senang
“tak perlu merendah, kau berbakat dan patut diberi
pujian mengingat drama natal yang kau buat sukses, aku sebenarnya baru tahu
beberapa waktu yang lalu padahal ini sudah lebih dari setengah tahun!”tutur
Seokjin
“khamsahamnida”hanya kata itu yang bisa diucapkan Chella sekarang, dia
tak tahu mau berkata apa lagi, dia terlampau senang sekarang, mengingat ini
obrolan yang cukup panjang yang pernah mereka lakukan
“ceonmayo, eum apa
kau berniat untuk menulis naskah drama tahun ini lagi?”kini Seokjin kembali bertanya
“untuk
tahun ini Minhyuk sunbae yang akan membuatnya”jawab Chella
“ah bagitu yah, ku pikir kau yang akan membuat naskah drama natal lagi tahun ini!”ujar Seokjin
“bukan”kata Chella dengan senyum
“apa
kamu berniat ikut drama natal tahun ini?”tanya Seokjin lagi
“nde?”seru Chella, dia sedikit terkejut mendengar
pertanyaan namja itu seperti ingin memastikan
“ikut
drama natal! apa
kau berniat?”Seokjin
mengulangi pertanyaannya
“ah
itu, sepertinya tidak, aku tak pandai berakting!”jawab Chella dengan senyum canggung ‘biasanya mengarahkan masa harus di arahkan! lagian aku sudah biasa mengarahkan dari pada diarahkan’batin
Chella
“ku
pikir kau mau!”tutur Seokjin
“aku tak pernah
berpikir untuk ikut main dalam drama, mianhae”kata Chella meminta maaf, dia merasa ada
yang mengganjal saat mendengar penuturan Seokjin jadi dia berpikir untuk
meminta maaf
“gwenchana”kata Seokjin lalu tersenyum ‘Oh My God his smile for me.. bisakah kau tak tersenyum semanis itu? aku
bisa pingsang kalau begini!’batin Chella. Chellapun membalas senyum namja itu. Nina merasa tak suka melihat itu, diapun tak tahan
lagi
“eum Kim Seok Jin, lain kali ajak aku keliling sekolah ini
nde? Aku ingin tahu tempat-tempat yang ada di sekolah ini!”dia memotong pembicaraan kedua orang itu,
walaupun sebenarnya keduanya tak lagi berbincang. Seokjin yang tadinya menatap kearah Chella kini
menatap kearah Nina.
“ah,
oo. Nde, akan ku ajak kau berkeliling nanti!”kata Seokjin menyetujui, Ninapun tersenyum mendengar
persetujuan Jin itu. Chella menatap Nina kemudian berpikir ‘dia mengalihkan perhatian! Mengapa aku mulai merasa
kesal yah?’
Ninapun menatap Chella yang juga menatap
kearahnya.
Ekspresi yeoja itu berubah! Nina menatap Chella tak suka, lalu kembali menatap Jin kemudian tersenyum ‘cih~ dasar bermuka dua!’batin Chella, dia menghembuskan nafas kasar
saat menatap Nina kemudian menatap ke arah lain, sepertinya dia mulai tak suka dengan murid baru itu. Tanpa berkata apapun Chella berjalan meninggalkan kedua
orang itu ke tempat duduknya. Jin/Seokjin yang melihat itu ingin berkata tapi diurungkannya. Tak lama setelah itu Lian masuk dengan
seragam olah raga, melihat itu seluruh murid di kelas itu menatap kearahnya. Chella bahkan melongoh
saat menatap sahabatnya itu. yeoja-yeoja –mines Chella dan Nina- yang berada di
dalam kelas itu mulai berbisik-bisik sambil melayangkan tatapan tak suka dengan
Lian. Tentu saja, yeoja itu memakai seragam olah raga milik salah satu namja populer di
sekolah tersebut. Yeoja-yeoja itu tahu betul siapa pemilik seragam tersebut. Jin yang juga melihat itu menajamkan penglihatannya pada seragam
yang kini dikenakan Lian. Dengan perasaan yang mulai bercampur aduk, Lian berjalan kearah tempat duduknya ‘itu
seragam milik Jungkook, bagaimana bisa dia memakainya?’pikir Jin
“Kang Lian!”panggil Jin, Lian yang mendengar namanya dipanggil
itu terpaksa
menghentikan langkahnya lalu menatap ke arah Jin
“nde?”jawab serta tanya
Lian
“mian,
apa ini seragamnya Jungkook?”tanya Jin, Lian menatap seragam yang dikenakannya lalu kembali menatap kearah Jin
“nde,
ini seragamnya, dia meminjamkan seragam ini padaku,
bajuku kotor karena tertumpa minuman tadi di kantin!”jawab Lian terus terang
“jinchayo?”tanya Jin dengan ekspresi yang terkejut
bukan main, dia hampir saja tak percaya dengan apa yang didengarnya. Pasalnya anak itu –Jungkook- tak mau
berbagi bajunya dengan orang lain, bahkan hanya meminjamkannya saja, mengingat bagaimana dia menolak
menatah-menatah permintaan Jimin yang ingin meminjam bajunya itu, dan baju
seragam namja itu kini di kenakan yeoja, yang pasalnya masuk kategori orang
yang di‘hindari’ namja itu –Jungkook- karena setahu Jin, namja itu tak suka dengan yeoja yang ada di hadapannya sekarang, mungkin bisa dikatakan membencinya, tapi
sekarang?! ‘Yah Tuhan ini memusingkan’pikir Jin, sungguh keajaiban dunia!
“nde”jawab
Lian, Jin masih menatap Lian dengan tatapan yang bercampur aduk, begitu pula Lian. Nina yang menatap kedua orang
itu secara bergantian berpikir ‘apa dia juga menyukai Jin?’
“Ki..Kim Seok Jin!”panggil Lian ragu-ragu, namun
namja itu tak menjawab karena masih berkutat dengan pikirannya, mendengar itu
Nina yang tadinya menatap Lian kini menatap ke arah Jin yang masih diam itu
“Jin-ah”panggil Nina sambil menyentuh lengan namja itu membuat dia
tersadar dari pikirannya
“oo.. wae?”tanya Jin pada Nina
“dia memanggilmu, kenapa kau tak menjawab?”tanya Nina penasaran, Jinpun
menatap ke arah Lian kemudian bertanya:
“mian karena mengabaikan panggilanmu, aku hanya sedang berpikir! Eum,
ada yang ingin kau katakan?”tutur Jin diakhiri dengan kalimat tanya
“gwenchana! Eum bisakah aku pergi ke tempatku sekarang?”jawab serta tanya Lian
“ah
nde, silahkan!”jawab Jin memberi izin, Lianpun tersenyum –sedikit- lalu
berjalan ke tempat duduknya. Nina menatap Lian lalu kembali menatap
kearah Jin yang masih berpikir, bahkan alis namja itu sampai berkerut karena berpikir, yah walaupun begtu tak mengurangi kadar ketampanannya bagi
Nina, bahkan dia
terlihat lebih menawan, astaga Nina!
“Jin-ah!”panggil Nina, Jinpun menatap ke
arahnya kemudian bertanya:
“nde?”
“kau
kenapa?”tanya Nina masih penasaran
“gwenchana”jawab Jin singkat lalu ternyum, Nina baru saja ingin bertanya
namun Jin lebih dulu menyelah
“eum nona Park aku kembali ke tempatku nde?”pamit Jin
“ah
nde”jawab Nina, Jinpun berjalan ke tempatnya. ‘dia kenapa?’pikir Nina.
***
“kau
tahu aku bahkan tak percaya dengan apa yang terjadi tadi!”ujar Chella sambil menatap
Lian yang kini sudah duduk di sampingnya sambil menopang dagunya dengan satu
tangan
“nado”balas
Lian sambil senyam-senyum memikirkan kejadian tadi
“sepertinya
dia tertarik padamu
eonni!”tutur Chella tiba-tiba membuat Lian terbelalak kaget
kemudian membantah:
“maldo
andwe!”sebenarnya dia sempat berpikir seperti itu, tapi dengan cepat
dihapusnya karena dia tak
mau berharap yang lebih kalau nantinya kenyataan yang sebenarnya bertolak
belakang, dia juga yang akan sakit hati, jadi dia berusaha menepis
jauh-jauh pikiran itu
“bisa
sajakan dia tiba-tiba berubah, buktinya dia membantuhmu tadi!”kata Chella menyampaikan opininya
“dia
melakukan itu bukan berarti dia tertarik padaku”seru Lian kembali membantah
“nothing
is impossible eonni!”kata Chella mulai dengan aksen
kebarat-baratannya
“impossible
jika itu Jungkook”balas Lian
“kau
ini, cobalah berpikir positif, bahkan gedung semegah apapun bisa runtuh jika
terjadi gempa yang dasyat,
apa lagi namja itu!”ujar Chella
“jadi
maksudmu Jungkook bisa berubah jika terjadi gempa yang dasyat gitu!”tanya Lian, penyakit lalodnya mulai kambuh,
hal itu membuat Chella menatap Lian dengan ekspresi datar kemudian berseru:
“goodness,
whatever!”masih dengan
aksen kebarat-baratan
lalu menatap kearah lain, hal itu membuat Lian tertawa. Beberapa menit kemudian pelajaranpun dimulai saat guru masuk. Seperti dejavu pada hari yang sama, kelas tersebut kedatangan murid baru,
lagi!
“annyeong
haseyo, jeonun Park Chanyeol imnida”kata murid baru nan tampan itu, semua yeoja
yang ada di kelas itu berbinar-binar saat namja itu
tersenyum.
“yah
Tuhan dia tampan sekali!”pujian yang diungkapkan salah satu yeoja yang ada di kelas
tersebut, bahkan
Chella, Lian dan Ninapun dibuat terpesona.
“silahkan
duduk di sebelah nona Jang”perintah sang guru pada Chanyeol, Chanyeolpun
membungkuk
“KYAAA!!”yeoja
yang marganya disebut oleh guru itu menjerit kesenangan, hal tersebut membuat seisi ruangan kacau, Chanyeol bahkan
bergidik, dia tak bisa membayangkan hidupnya jika menghabiskan sisa waktunya di
sekolah ini dengan duduk
bersama yeoja itu ‘yah Tuhan tolong aku, ada sasaeng fans!’batin Chanyeol, dia menelan ludah
sangking bergidik
“DIAM!!”seru sang guru, seketika itu juga kelas tersebut kembali hening
“nona
Jang, jika kau seperti orang kesurupan lagi, saya tak akan membiarkan Park Chanyeol duduk
bersamamu!”kata guru tersebut memperingati
murid bermarga Jang
itu
“ANDWE, aku akan diam!”kata yeoja itu menolak
“makanya jangan
lakukan hal gila seperti tadi arraseo? silahkan duduk!”kata guru tersebut sambil memerintah, dengan perasaan enggan Chanyeol berjalan kearah tempat
duduknya. Yeoja itu –Jung- menahan jeritannya saat Chanyeol berjalan kearahnya.
Kini namja itu duduk di tempat duduknya. Jung melakukan aksi gilanya, dia dan
temannya berpegang tangan melampiaskan kegembiraan mereka, Chanyeol yang
melihat itu bergidik. Dia menatap kesebelah kiri tepat dimana Chella dan Lian
duduk yang kini juga
menatap ke arahnya
“cho..chogio,
apa kau mau berpindah tempat denganku?”tanya Chanyeol pada Chella sedikit berbisik
dengan tatapan memohon
“nde?”kata Chella terkejut sedangkan Lian hanya terbelalak tanpa mengeluarkan suaranya.
To Be Continue :)
Akhirnya selesai juga Chapter 16-nya. Mian
jika tak sesuai dengan keinginan para readers, fellnya gak dapat maklum author
masih dalam tahap belajar. Sekali lagi author minta maaf sekaligus terima kasih karena mau membaca
FF aneh nan gaje ini. Harap tak bosan nde? kritik dan saran sangat diperlukan demi kelanjutan FF ini, see you next chapter
reader’s ;)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar