Author : Choi Im Kim
^^
Main
Cast : Im Chella (Chella),
Kang Lian (Lian), Park Nina (Nina)
Cast : Park Fanny (Fanny), Kim
Eyli (Eyli), Kwon Riri (Riri), Lee
Mona (Mona), Bangtan Boys (BTS),
EXO And other cast..
Genre : School Life, Romance,
Friendship, Drama, Sad
Length : Chaptered
Disclaimer : THIS FANFICTION IS MINE. MOHON UNTUK TIDAK MENGCOPY
/ MENGGANDAKAN / ME-REMAKE / MENCONTEK FANFICTION INI.
THANK YOU ^^
JENG..JENG..JENG..
akhirnya Chapter 14 selesai, mohon
maaf baru bisa post chapter ini sekarang karena ada beberapa hal yang harus
author selesaikan :)
langsung saja, happy reading readers-deul :)
Kritik dan saran sangat diperlukan ;)
Kritik dan saran sangat diperlukan ;)
MOHON
MAAF KALAU KETEMU TYPO’S
:D
- LOVE YOU CHAPTER
14 –
Riri senang bukan main saat membaca
percakapan antara dirinya dengan Eyli. Dia tersenyum, rasanya legah sekali, akhirnya masalah antara mereka berdua selesai
juga. KRIUK…KRIUK bunyi dari perutnya
melunturkan senyumnya, diapun memegang perutnya.
“baegopha!”serunya, tanpa
menunggu lama dengan cepat yeoja itu berlari keluar kamar menuju dapur. Setelah
mendapat apa yang dicarinya -makanan- dengan
cepat dia menyelesaikannya –makan-.
“kenyangnya”serunya saat
makanannya habis tak tersisa, mengingat dia
belum makan. Diapun bersandar pada sandaran kursi sambil mengelus
perut ratanya. DRRT DRRT tiba-tiba hpnya bergetar, dengan cepat dia meraih hpnya yang diletakkan di
atas meja makan.
From Bambam oppa :
Sedang apa?~
Sedang apa?~
Dia kembali tersenyum saat
membaca isi pesan dari namjanya itu. Dia menegakkan punggungnya kemudian membalas pesan
tersebut.
To Bambam oppa :
Sedang membalas pesanmu oppa~
Sedang membalas pesanmu oppa~
From Bambam oppa :
Selain itu?~
Selain itu?~
To Bambam oppa :
Memikirkanmu oppa~
Memikirkanmu oppa~
From Bambam oppa :
Aigoo, kau benar-benar sesuatu chagi~
Aigoo, kau benar-benar sesuatu chagi~
To Bambam oppa :
Sepertimu :p~
Sepertimu :p~
From Bambam oppa :
Ckck, kalau begitu, istirahatlah~
Ckck, kalau begitu, istirahatlah~
To Bambam oppa :
Arra, nado oppa, eumm saranghae~
Arra, nado oppa, eumm saranghae~
From Bambam oppa :
Nado saranghae chagi~
Nado saranghae chagi~
Saat membaca kalimat tersebut
dengan cepat Riri berdiri dari duduknya lalu melompat-lompat kegirangan karena kalimat namjachingunya itu. Dia mencium hpnya.
“KYA SARANGHAE
BAMBAM OPPA!”teriaknya riang, kemudian melakukan
beberapa gerakkan yang menggambarkan perasaannya
–senang- tahulah~ sampai akhirnya hpnya kembali bergetar. Dengan cepat dia
melihat kearah benda tersebut,
berharap itu dari namjachingunya.
Seketika ekspresinya berubah saat melihat nomor asing yang
menelponnya.
“heih kupikir Bambam oppa”cibirnya
“yeoboseyo”sapa Riri saat menempelkan
hpnya ketelinganya.
“...”
“yeoboseyo”lagi Riri menyapa
“...”untuk kedua kalinya tak
ada jawaban dari penelpon. Dia
menatap hpnya itu lalu kembali
menempelkan ketelinganya.
“yeoboseyo!”untuk kesekian kalinya Riri menyapa orang yang menelponnya
Tut…tut…tut bukannya menjawab malah dimatikan secara sepihak. Riri kembali menatap hpnya.
Tut…tut…tut bukannya menjawab malah dimatikan secara sepihak. Riri kembali menatap hpnya.
“siapa sih? bukannya menjawab
malah ditutup, aneh!”ujar Riri kemudian
meletakkan hpnya kembali keatas meja makan kemudian meneguk segelas air putih.
***
Mona, yeoja itu berjalan kaki menyusuri trotoar. Pasti
bertanya-tanya kenapa yeoja itu berjalan kaki padahal tadi dia dengan kedua sahabatnya baru saja naik bus. Kenapa dia berjalan kaki? Bukankah dia berhenti di alamat rumahnya? Tentu timbul banyak pertanyaan, yang
sebenarnya terjadi adalah yeoja itu hanya
naik bus saat bersama dengan sahabat-sahabatnya saja tapi jika berpisah maka yeoja itu akan kembali menjadi dirinya
yang sebenarnya. Kenapa bisa begitu? Sebenarnya Mona / Lee Mona menyembunyikan sebuah rahasia dari sahabat-sahabatnya.
“jemput aku di tempat biasa, sekarang!”kalimat perintah dilontarkan Mona saat orang yang ditelfonnya menjawab telfonnya. Tak butuh waktu
lama yang diperintahkan sudah sampai. Seseorang yang sudah berumur berbaju
serba hitam keluar dari mobil mewah berwarna
hitam, kemudian membukakan pintu mobil untuk yeoja itu.
“silahkan masuk nona”ujar
orang itu yang merupakan supir
pribadi yeoja manis berambut pendek itu. Monapun masuk ke dalam mobil hitam tersebut, setelah
itu mobil itu berjalan.
***
Mona memasuki sebuah rumah, rumah itu bak istana.
“selamat datang nona”ujar beberapa
pelayan saat dirinya masuk ke dalam rumah tersebut.
“eomma dimana?”tanya Mona langsung tanpa menjawab sapaan
mereka.
“nyonya baru saja berangkat ke Jepang nona”jawab salah
seorang pelayan
“appa?”tanya Mona lagi
“tuan masih di Paris nona, minggu depan tuan akan
kembali”jawab pelayan itu lagi. Mona menghembuskan nafas kasar ‘selalu saja’batin Mona. Sahabat-sahabatnya tahu kalau
Mona hanya orang biasa, namun yang sebenarnya dia merupakan putri tunggal dari keluarga
pengusaha. Mengapa dia tak memberitahukan rahasianya ini pada
sahabat-sahabatnya? Karena sesuatu hal terjadi sehingga dia harus
menyembunyikan identitas aslinya.
Mona berjalan kearah
kamarnya. Kini dia berdiri di depan
pintu kamarnya. Yeoja itu memutar kenop pintu kamar tersebut
setelah itu pintu tersebut terbuka, dia ingin masuk ke dalam ruangan tersebut namun diurungkannya saat
matanya menangkap sosok namja yang sedang tiduran di atas tempat tidurnya sambil
mengotak-atik gadget. Seketika mata yeoja itu membulat sempurna.
“APA YANG KAU LAKUKAN DI KAMARKU HAH?”detik itu juga Mona berteriak pada namja tersebut
***
Fanny berjalan ke arah
rumahnya. Dia membuka pintu pagar
rumahnya, kemudian masuk ke dalam area rumahnya. Sebelum masuk ke dalam
rumahnya, dia melepas sepatunya setelah itu meletakkan benda tersebut
ketempatnya kemudian mengetuk pintu rumahnya lalu membuka pintu tersebut dan
masuk ke dalamnya.
“aku pulang”seru Fanny tak bersemangat.
Dia berjalan dengan ekspresi lelah. Yah dia sangat lelah hari ini karena begitu
banyak hal yang terjadi hari ini yang menguras tenaga dan perasaannya. Dia
berjalan tanpa memperhatikan sekitarnya sampai sebuah suara menghentikan
langkahnya
“kau seperti orang yang menderita penyakit parah saja!”bunyi suara tersebut
‘suara ini!’batin Fanny, dengan
cepat Fanny menatap ke asal suara tersebut.
“OMO PARK NINA!”serunya. sedangkan yeoja bernama lengkap Park Nina itu hanya merespon dengan cara tersenyum
“lama tak jumpa sepupuku yang cantik!”ujar Nina tanpa mengurangi senyum diwajahnya, entah siapa yang
duluan kedua yeoja yang cukup lama tak bertemu itu, kini berpelukan.
“aigoo, kapan kau datang? kenapa tak menghubungiku dulu?”tanya Fanny, kini keduanya berjalan kearah ruang tamu lalu
duduk di sofa ruangan
tersebut.
“hari ini, mianhae, aku datang kesini tak memberitahu kamu terlebih dahulu!”sesal
Nina.
“ah, gwenchana, aku takkan kesepian kalau begini. Terus, berapa lama kau
disini? Kuharap sangat lama!”kata
Fanny menyisikan kalimat tanya.
“seperti yang kau katakan, aku akan sangat lama disini, karena
aku akan bersekolah disini, tepatnya di sekolah
yang sama dengamu!”jawab Nina, Fanny
sukses mengangah dengan jawaban Nina
“jeongmalyo?”tanya Fanny
memastikan apa yang didengarnya tak salah
“nde”jawab Nina sambil
menganggukkan kepalanya
“KYAAA NINA-YA!!”sangking senangnya Fanny sampai berseru dengan suara nyaring sambil memeluk erat
Nina, membuat Nina terkejut, sangking kuatnya
pelukan Fanny, Nina bahkan kesulitan bernafas
“Fa..Fanny-ah, aku
tak bisa nafas!!”ujar Nina
“ah mian, aku hanya senang
saja”kata Fanny saat melepaskan pelukkannya
“dasar!”seru Nina kemudian
tersenyum
“hehehehe”Fanny membalasnya
dengan terkekeh
***
Chella dan Lian masih diam di tempat mereka berdiri
dengan ekspresi terkejut sambil menatap orang
yang sedang duduk di kursi penumpang yang mereka maksud,
orang tersebut berjenis kelamin laki-laki/namja
“bukannya di...KYAAA!!”saat Chella berucap tiba-tiba saja
bus yang mereka tumpangi berjalan membuat
dirinya dan Lian terdorong kedepan, alhasilnya kedua yeoja itu tersungkur di lantai bus tersebut.
“ARGH APPO”jerit Chella
dan Lian. Lian menerima sakit dua kali ditubuhnya
akibat tertindih tubuh Chella. Semua orang di dalam bus itu menatap kearah
mereka. Sebagian tertawa, sebagian berbisik-bisik.
“Chella-ya berdiri sekarang,
kalau tidak sedikit lagi tubuhku akan mati rasa karena tubuhmu ini!”perintah
Lian sambil menepuk badan Chella.
“ah nde, mian eonni!”kata Chella
kemudian menyingkir dari tubuh Lian. Orang yang ditatap Chella dan Lianpun
menatap kearah mereka berdua.
“gwenchana?”tanya namja itu, Chella dan Lian secara bersamaan menatap kearah suara tersebut seketika itu juga namja tersebut terbelak kaget saat
melihat kedua yeoja yang sedang melantai itu.
“kalian”serunya, mereka bertiga saling pandang
***
@cafe.. Ketiga orang yang secara tidak
sengaja bertemu di bus tadi kini terlihat sedang
berbincang-bincang di tempat itu, mengingat tempat
itu merupakan tempat terdekat yang bisa mereka kunjungi.
“aku tak menyangka kita bisa bertemu seperti ini!”ucap namja itu pada Chella dan Lian.
“nado, kita juga”balas Lian masih dalam
keadaan terkejut, yah walaupun tak seperti tadi.
“ngomong-ngomong, oppa sekolah di SOPA high school?”tanya
Lian lagi pada namja yang dari tadi duduk di depannya
itu.
“oo, eottokhe arraseo?”jawab serta tanya namja yang dipanggil oppa oleh Lian itu, dia sedikit
terkejut saat mendengar pertanyaan tersebut
“baju seragammu oppa!”jawab yeoja itu sambil menunjuk seragam yang dipakai namja itu dengan dagunya.
“ah nde, aku lupa kalau aku
sekarang memakai seragam sekolah!”ucap namja itu sambil terkekeh.
“aigoo Luhan oppa, perasaan oppa masih high school kenapa
ingatan oppa seperti orangtua eoh!”ejek yeoja yang satunya yang tak lain adalah Chella dengan ekspresi heran.
“eish, Chella-ya, kau tak berubah sama sekali, ejekanmu masih setajam pisau!”ujar
namja yang disapa dengan sebutan
Luhan oleh Chella itu sambil menatap
yeoja tersebut.
“fakta membuktikan Luhan oppa!”balas Chella dengan ekspresi khas seorang Chella
“kau ini!”dengan cepat Luhan mengacak-ngacak rambut
Chella
“YAK!”seru yeoja itu sambil menepis tangan Luhan yang ada dikepalanya itu
“dia memang begitu oppa, tak ada yang berubah. Dia bisa
berubah hanya saat ada seseorang!”Lian mengangkat
suara dengan menatap Chella dengan tatapan mengejek.
“yah Lian eonni!”seru
Chella masih merapihkan rambutnya yang diacak oleh
Luhan. Tak lupa yeoja itu memberi tatapan tajam pada Lian, seakan tak takut, yeoja bernama lengkap Kang Lian itu hanya menjulurkan lidahnya.
“tsk”Chella berdecak dengan
ekspresi kesal yang dibuat-buat
“seseorang? Nugu?”tanya
Luhan dibuat penasaran oleh ucapan Lian barusan.
“orang yang membuat kehidupan Chella porak-poranda, bisa dibilang begitu”Lian menjawab pertanyaan Luhan sambil
menatap Chella.
“kau terlalu mendramatisir eonni, seharusnya kata-kata
‘porak-poranda’ itu untukmu bukan untukku!”tutur
Chella dengan ekspresi datar.
Luhan menatap kedua yeoja itu secara bergantian.
“kalian menyukai seseorang huh?”tanya Luhan, dengan
kompak kedua yeoja itu menatap kearah Luhan.
“bimil”jawab kedua yeoja itu secara bersamaan.
“eish kalian ini!”Luhan berdesis saat mendengar jawaban kedua yeoja itu. Luhan
menyandarkan punggungnya di sandaran kursi,
lalu menyeruput minumannya. Lian dan Chella hanya terkekeh. Kedua yeoja itu melakukan hal yang sama dengan yang dilakukan Luhan.
Lian menatap keluar jendela cafe tersebut. Dia memandangi jalanan yang lumayan ramai.
Dia terus memandangi pemandangan di luar café itu sampai matanya menangkap
sosok namja yang kini membuat jantungnya berdetak lebih cepat.
“Jungkook”gumamnya dengan ekspresi
terkejut, kedua sahabatnya tak mendengar gumamannya(?) itu karena mereka kembali berbincang-bincang.
Tiba-tiba senyuman Lian mengembang
saat melihat namja itu–Jungkook-
tersenyum, walaupun senyum itu bukan untuknya, tetap saja yeoja itu ikut tersenyum. DEG tiba-tiba namja itu membalikkan badannya dan tanpa disengaja dia menatap kearah Lian yang kebetulan menatap
kearahnya. Seperti sedang tertangkap basah, dengan susah payah Lian
menelan ludahnya ‘omona! dia menatap kearah ku sekarang!’batinnya
berteriak antara senang dan takut namun
detik kemudian namja itu mengalihkan tatapannya, membuat Lian kecewa ‘selalu
saja!’Lian membatin dengan perasaan sedih. Tak lama kemudian hpnya bergetar, dengan malas dia merogoh sakunya, lalu menatap hpnya dan suprise…. Nama namja yang sedang berdiri di luar sana tertera di layar
hpnya.
“Oh My GOD!!”Lian memekik kaget
membuat Chella dan Luhan seketika itu menatap
kearahnya.
“waeyo eonni?”tanya Chella, membuat Lian
menatap kearahnya.
“a..aniyo”jawab Lian sambil menggelengkan kepalanya, wajah yeoja itu sedikit memucat. Chella mengerutkan dahinya saat mendengar dan melihat jawaban serta ekspresi Lian itu.
“jeongmal?”tanya Chella memastikan,
Lian dengan cepat mengangguk sebagai jawaban.
Luhan hanya menatap kedua yeoja itu.
Lian kembali menatap kearah hpnya ‘Jungkook menelfonku? dari mana dia dapat nomorku? Bukannya dia tak
punya no kontakku?’pikir Lian sambil terus bertanya-tanya dan
akhirnya Lian memutuskan mengangkat telfon itu sebelum dimatikan dengan detak
jantung yang berdetak 2x lebih cepat, Lian
menempelkan hp itu ketelinganya.
“ye..yeoboseyo?”sapa Lian, Chella dan Luhan menatap Lian
penuh minat. Kedua orang itu penasaran siapa yang menelfon Lian, sampai membuat
yeoja itu pucat.
“keluarlah
sekarang”tanpa menjawab sapaan yeoja itu,
namja bernama Jungkook itu dengan to the point berkata dengan kalimat
memerintah
“nd..nde?”tuuttutt~ seletah
mengatakan itu, namja tersebut langsung mematikan telfonnya. Lian menatap hpnya ‘ya..yang tadi itu Jungkook? Tapi bagaimana bisa dia punya kontakku sedangkan
bertemu denganku saja tak mau!’pikir Lian lalu menatap tempat dimana namja itu berdiri dan kebetulan namja itu
menatap kearahnya.
“waeyo eonni?”tanya Chella lagi.
“a..aku harus
keluar sekarang”ujar Lian tanpa menjawab pertanyaan Chella, dia berdiri kemudian berjalan dengan cepat keluar
dari cafe itu. Membuat Chella
dan Luhan mengerutkan alis mereka.
“ada apa dengannya?”tanya Luhan tak mengerti.
“molla”jawab Chella yang juga tak
mengerti, pandangan kedua orang itu mengikuti Lian sampai yeoja
itu berhenti. Chella terbelalak kaget saat
melihat siapa yang Lian temui.
“Oh My God i..itu, bukannya itu Jungkook? sedang apa dia
disitu?!”seru Chella
sambil menatap keluar jendela tepat dimana Lian dan Jungkook berdiri sekarang dengan ekspresi kaget bukan main.
“Jungkook, siapa itu Jungkook?”tanya Luhan penasaran.
“ah, di..dia namja yang disukai Lian”jawab Chella sambil
menatap Luhan.
“mwo?”terkejut, itu yang sedang dirasakan Luhan sekarang.
Dengan cepat Luhan menatap kearah Lian dan Jungkook.
“aigoo, pantas saja dia seperti orang yang akan difonis mati tadi, ternyata karena itu!”seru Luhan tanpa melepas tatapannya dari Lian dan Jungkook
“berarti yang menelfon Lian tadi itu Jungkook?”Chella bertanya-tanya sambil menatap kedua
orang itu.
“sepertinya
begitu!”jawab Luhan.
“tapi bagaimana bisa?”Chella semakin dia buat heran
“tentu saja bisa, memangnya kenapa?”tanya Luhan tak mengerti sambil menatap Chella.
“huh, a..aniyo, aku hanya terkejut saja!”jawab Chella
dengan gelengan kepala. ‘bagaimana bisa Jungkook yang menelfon Lian, bukannya
namja itu tak menyukai Lian? Lalu?! Yah
Tuhan, aku bisa
gila!’pikir Chella.
Lian POV
Yah Tuhan, apa ini mimpi? Jungkook menelfonku, bukan hanya itu bahkan dia menyuruh aku untuk menemuinya! dari mana dia mendapat nomorku? Bagaimana bisa! Jantungku terus berdetak kencang. Bahkan sekarang lebih kencang. Entah gugup, senang atau takut, tapi yang pasti jantungku berdetak cepat sekarang dan tanganku bersuar dingin, kalian tak percaya, bisa pegang tanganku sekarang. Aku melangkahkan kaki ku keluar kafe ini. Itu dia, orang yang membuat jantungku hampir meloncat keluar
Yah Tuhan, apa ini mimpi? Jungkook menelfonku, bukan hanya itu bahkan dia menyuruh aku untuk menemuinya! dari mana dia mendapat nomorku? Bagaimana bisa! Jantungku terus berdetak kencang. Bahkan sekarang lebih kencang. Entah gugup, senang atau takut, tapi yang pasti jantungku berdetak cepat sekarang dan tanganku bersuar dingin, kalian tak percaya, bisa pegang tanganku sekarang. Aku melangkahkan kaki ku keluar kafe ini. Itu dia, orang yang membuat jantungku hampir meloncat keluar
Author POV
Lian dan Jungkook kini saling bertatapan. Dengan ragu Lian melangkah mendekati Jungkook yang menatapnya datar, seperti biasa. Masih Jungkook yang sama.
Lian dan Jungkook kini saling bertatapan. Dengan ragu Lian melangkah mendekati Jungkook yang menatapnya datar, seperti biasa. Masih Jungkook yang sama.
“a..ada apa?”tanya Lian saat berdiri tepat di hadapan Jungkook. Tanpa menjawab, namja itu mengeluarkan sesuatu
dari balik jas sekolahnya.
“aku menemukan ini di depan kelasmu!”jawab Jungkook seadanya sambil memberikan
kotak persegi panjang yang tak terlalu besar itu, berwarna kuning. Dia
menemukan benda itu saat mencari Seokjin, bukannya menemukan yang dicarinya,
malah benda itu yang ditemukannya. Lianpun meraih benda kecil itu.
“i..ini..”Lian terbata saat melihat benda kuning itu yang
bertuliskan Name Card.
“lain kali hati-hati, kau terlalu ceroboh”kata Jungkook mengingatkan, tak ada
nada tak suka. Lian tersenyum saat mendengar Jungkook mengingatkannya tanpa ada
kata dingin walaupun terdengar seperti sindiran, tapi yang ini sedikit lebih
tulus.
“gumawo Jungkook-ssi”ujar Lian sambil tersenyum
“hmmmm”balas Jungkook, staycool. Masih Jungkook yang
sama, dingin. Walaupun begitu tak mengurangi ketampanannya dimata Lian. Lian
bersyukur Jungkook mau berbicara dengannya bahkan rela menelfonnya, ah
ngomong-ngomong menelfon, Lian masih penasaran.
“aku pamit”pamit Jungkook lalu berbalik. Baru saja ingin
melangkah, Lian lebih dulu mengangkat suara sampai membuat langkahnya terhenti.
“Jungkook-ssi!”panggil Lian. Jungkook berhenti dan
menoleh kebelakang tanpa membalikkan badan.
“wae?”tanya Jungkook, Lian meremas pinggiran roknya sangking gugup.
“ba..bagai..bagaimana, maksudku dari mana kau men..mendapatkan
nomor hpku?”tanya Lian terbata-bata ‘yah Tuhan
susah sekali’batin Lian.
“dari kartu namamu!”jawab Jungkook singkat lalu kembali
berjalan (memangnya ada nomor hp terterah di kartu nama? Anggaplah ada :D). Lian menatap punggung Jungkook.
“ternyata dari sini”ujar Lian sambil menatap kartu
namanya, tatapannya berubah menjadi senduh.
“kau fikir apa sih Lian? kau
berharap dia akan mencari tahu nomormu dari teman-temannya hah? Bahkan
teman-temannya tak mungkin punya nomormu! Kau
terlalu berharap!”kata Lian pada dirinya sendiri. Chella dan Luhan menatap
kejadian itu.
“kasihan eonni!”ujar Chella menatap ibah Lian yang
berdiri di luar, Luhan hanya
diam dengan pikirannya, masih menatap Lian. Lian menarik nafas panjang lalu
menghembuskannya perlahan dengan mata tertutup. Dia kembali membuka kedua
matanya lalu menatap Jungkook yang semakin menjauh itu. Lian membalikkan
badannya.
“Lian-ssi”baru saja ingin melangkah, namun sebuah suara
menghentikan langkahnya, dia tahu siapa pemilik suara tersebut. Lian kembali
berbalik dan menatap namja yang tadinya berjalan meninggalkannya itu, namja itu berdiri di
tempatnya. Lian hanya menatapnya.
“Mianhae!”ujar namja itu, mata Lian perlahan-lahan
membulat.
“Mianatha!”lagi namja itu berujar lagi. Sangking tak percaya dengan apa yang didengarnya, Lian
hanya diam tak berbicara.
“waktu itu, aku tak bermaksud menariknya secara paksa
hingga kancing tangan jasmu terlepas”katanya, Lian masih mematung ‘ah kancing
tanganku’batin Lian
“aku hanya dalam keadaan mood yang tak baik waktu itu,
dan juga tentang waktu aku membentakmu saat mengantar buku. Mianhae, jeongmal mianhae”tutur Jungkook menjelaskan. Lian berkaca-kaca saat mendengar penuturan Jungkook, dia terharu,
entah mengapa, yang pasti dia tersentuh sekarang.
“gwenchana Jungkook-ssi”ujar Lian dengan senyum. Jungkook sedikit tersenyum sebagai balasan DEG
Jantung Lian kembali berdetak dengan cepat saat melihat Jungkook yang
sedikit tersenyum itu. Walaupun hanya sedikit dia tetap
sangat bersyukur, karena ini sesuatu yang sangat
langkah dan tak bisa dilewatkan begitu saja. Jungkook
kembali berbalik lalu melangkahkan kakinya. ‘ya Tuhan, apakah ini mimpi?
Jungkook meminta maaf, astaga ini keajaiban’batin Lian, senyum merekah dibibir
yeoja itu.
“dia tersenyum”ujar Luhan yang sedari tadi menyaksikan
Lian dan Jungkook, tentu saja dengan Chella. Seperti menyaksikan film tanpa
audio.
“nde, apa yang terjadi? Bukannya tadi dia hampir menangis?! Apa yang mereka bicarakan eoh? Apa Jungkook menyatakan
perasaan pada Lian eonni?”Chella berujar panjang lebar, membuat Luhan menatap
kearahnya.
“kau berlebihan”kata Luhan dengan ekspresi datar,
Chella memayunkan bibirnya.
“aku hanya mengutarakan pertanyaanku, memangnya apa yang
salah eoh?”Chella memberengut kesal. Dia menatap Lian yang masih senyam-senyum
seperti orang gila diluar sambil menopang dagunya dengan tangan
kirinya. Luhan menatap Chella.
“lihat, dia sekarang seperti orang gila berdiri disitu
sambil senyam-senyum tak jelas, ckck yeoja aneh!”tutur Chella masih menatap Lian yang ada di luar. Luhan masih
menatap Chella. tak mendengar
tanggapan Luhan, Chellapun menatap kearah Luhan.
“kenapa kau menatapku seperti itu?”tanya Chella dengan
dahi berkerut.
“memangnya kenapa?”bukannya menjawab Luhan
malah balik bertanya
“kau menatapku seperti menatap seseorang yang kau sukai,
apa jangan-jangan kau menyukaiku?”ujar Chella, dia menggoda namja tampan itu dengan tatapan menyelidik
“kalau benar aku menyukaimu bagaimana?”jawab serta tanya
Luhan. Dia menatap Chella
serius.
“mwo?”seru Chella terkejut mendengar jawaban Luhan itu, bahkan sekarang
matanya membulat sempurna karena terkejut
To Be Continue :)
Akhirnya selesai
juga \^0^/ Mohon maaf jika didapati keanehan dll dalam cerita ini yang kurang
berkenan bagi para reader’s. Author akan berusaha untuk membuat part berikutnya
lebih baik :) harap bersabar yah :D :) Thankyou sudah membaca, kritik dan saran sangat diperlukan ;)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar