Selasa, 13 Februari 2018

Love You (Chapter 13)

Author                   :         Choi Im Kim ^^


Main Cast              :         Im Chella (Chella), Kang Lian (Lian), Park Nina (Nina)


Cast                       :         Park Fanny (Fanny), Kim Eyli (Eyli), Kwon Riri (Riri), Lee Mona (Mona)Bangtan Boys (BTS), EXO And other cast..


Genre                     :         School Life, Romance, Friendship, Drama, Sad


Length                   :         Chaptered


Disclaimer             :         THIS FANFICTION IS MINE. MOHON UNTUK TIDAK MENGCOPY / MENGGANDAKAN / ME-REMAKE / MENCONTEK FANFICTION INI. THANK YOU ^^



JENG JENG JENG, Hello FF Lover’s, author comeback dengan FF LY Chapter 13 yuhuuu~ \^0^/ berbahagialah mereka yang menantikan chapter ini karena chapter ini sudah dipost di blog author, langsung saja… tapi ingat yah JANGAN MENCURI KARYA ORANG, JADILAH PEMBACA YANG MENGHARGAI KARYA PENULIS DENGAN TIDAK MENCONTEKNYA :) so happy reading FF Lover’s ;)


MAAF KALAU KETEMU TYPO’S  :D




-  LOVE YOU CHAPTER 13 –

TENG NENG NONG... Bel pertanda jam pelajaran berakhir. Semua siswa berhamburan keluar kelas, begitu pula dengan yeoja bernama lengkap Kim Eyli, dia meraih ranselnya kemudian berjalan dengan cepat keluar dari kelasnya.
 

“KIM EYLI”yeoja cantik yang biasa disapa Riri itu memanggil Eyli, yeoja yang telah lebih dulu keluar, namun Eyli tak menghiraukannya. Dia berniat menyusul sahabatnya itu namun sebuah tangan menahan lengannya, membuat dia menghentikan langkahnya. Riripun menatap orang yang mencegahnya itu.
 

“Jimin oppa!”ujar Riri saat mengetahui siapa yang mencegahnya itu
 

“jangan mengejarnya”kata Jimin memperingati, membuat Riri menatap Jimin dengan ekspresi bingung
 

“keundae ak..”kata-kata Riri tak dilanjutkan karena Jimin langsung menyelahnya.
 

“dia masih marah sekarang, kalau kamu terus memaksa yang ada dia akan bertambah marah! Biar aku yang menyusulnya!”kata Jimin menjelaskan, Riri melemaskan kedua bahunya saat mendengar saran namja tampan itu, mau tak mau diapun mengikuti saran namjachingunya sahabatnya itu. Tanpa menunggu lama Jiminpun berjalan keluar kelas menyusul yeojanya.
 

“Riri-ya, waegurae?”tanya Fanny, dia tak sengaja mendengar pembicaraan Riri & Jimin tadi.
 

aniyo”jawab Riri sambil tersenyum
 

benarkah?”Fanny kembali bertanya, memastikan
 

“hmm”Riri mengangguk tanpa menghilangkan senyum diwajahnya, ‘kamu berbohong Riri-ya!’batin Fanny, dia terus menatap Riri yang kini menatap keluar kelas dengan pandangan lirih.

“Riri-ya, kenapa tatapanmu itu seperti ingin menangis? sebenarnya apa yang sedang terjadi eoh?”tanya Fanny to the point saat melihat ekspresi sahabatnya itu

“a..aniyo Fanny-ah! Gwenchana, eum lebih baik kita pulang sekarang!”jawab Riri, dia berusaha untuk tidak menangis sekarang dan itu sangat terlihat oleh Fanny. Dia baru saja ingin melangkahkan kakinya namun kembali dicegah namun kini dengan orang yang berbeda yaitu Fanny

“bohong! Jangan mencoba untuk mengalihkan perhatian nona Kwon! aku tahu kalau ada yang tidak beres dengan tingkahmu! Kenapa Jimin oppa menyuruhmu untuk tidak mengejar Eyli huh? Sebenarnya apa yang sedang terjadi? Malhaebwa Kwon Riri!”tutur Fanny dengan ekspresi serius, dia meminta penjelasan dari sahabatnya itu.

“neo…”Riri berucap dengan ekspresi kaget

“nde, aku mendengar apa yang kalian bicarakan tadi! Jadi beritahu aku apa yang sedang terjadi!”tahu maksud dari ucapan Riri, Fannypun menjawab. Beberapa detik kemudian air mata Riri mengalir tanpa bisa dibendung lagi

“yah.. yah Riri-ya neo waegurae?”tanya Fanny panik saat melihat Riri yang mulai terisak

“Fanny-ah… Eyli… dia marah padaku hikss…hikss… dia sangat marah Fanny-ah.. eotteokhae?”ujar Riri terbata-bata karena tangisnya

“marah? Marah bagaimana maksudmu? Aku tak….”

“Fanny, Riri and Eyli kajj….. omo! Riri-ya neo..neo waegurae? Why you crying? Apa yang terjadi eoh? Terus Eyli dimana?”pekik seorang yeoja manis yang tiba-tiba masuk keruangan itu, membuat Fanny tak melanjutan perkataannya, dia dan Riri menoleh kearah yeoja tersebut

“molla Mona-ya! dia –Riri- belum menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi! Dia hanya bilang kalau Eyli marah padanya, sedangkan Eyli sudah pulang. Dowa juseyo! Aku tak tahu bagaimana cara membujuknya agar berhenti menangis”jawab Fanny, dia menjelaskan dengan ekspresi panik pada yeoja dengan yang disapa Mona itu, dia terlihat memohon. Monapun berjalan mendekati kedua sahabatnya itu

“Riri-ya, uljimayo nde?!”Mona mulai membujuk sedangkan Riri masih terus terisak

“bagaimana ini?”bisik Mona pada Fanny

“molla!”jawab Fanny sambil berbisik, tapi masih bisa didengar oleh Riri

“Riri-ya berhentilah menangis dan jelaskan pada kami apa yang sebenarnya terjadi, mungkin kami bisa membantu!”kata Mona dengan hati-hati, dia berharap agar yeoja cantik itu berhenti menangis, karena mereka berdua tahu akan memakan waktu yang lama untuk membuat Riri berhenti menangis.

“sebenarnya….(baca chapter 10)”Riri mulai menjelaskan sambil tersedu-sedu, sedangkan Mona dan Fanny bergantian mengelus punggung Riri saat tangisnya mulai terdengar lebih keras, terus berulang sampai akhir cerita.

“sekarang kamu tenang dulu, masalah kamu dan Eyli kami akan berusaha untuk membantu agar kalian bisa baikkan. Jadi bisakah sekarang kamu berhenti menangis?! Kecantikkanmu akan luntur jika terus menangis tahu!”kata Mona sedikit menggoda diakhir kalimat yang diucapkannya.

“yah, kecantikkanku takkan luntur hanya karena aku menangis!”kata Riri merespon dengan mem’pout’kan(?) bibirnya

“akhirnya”,“fuhhhh~”Mona dan Fanny akhirnya bisa bernapas lega saat mendengar kata-kata Riri. Riri menghapus jejak air matanya kemudian tersenyum.

“begitu dong, kan kalau tersenyum kamu lebih cantik!”ujar Fanny memuji, dan perkataan itu jujur tak bohong, karena pada kenyataan dia–Riri- memang cantik

“aku tahu kok kalau aku cantik, tapi terima kasih sudah memujiku”ujar Riri, membuat Fanny dan Mona mengubah ekspresi wajah mereka menjadi datar

“kembali deh narsisnya, yah walaupun dia memang cantik!”bisik Mona, Fanny hanya mengganguk sebagai respon

“aku pikir kita akan bertahan disini sampai besok pagi karena anak ini!”balas Fanny berbisik pada Mona, Monapun mengangguk sebagai balasan

“cha~ lebih baik sekarang kita pulang, mengingat sekarang hampir jam 6 sore mungkin tinggal kita bertiga yang ada di sekolah ini!”usul Mona saat melirik arloji yang melingkar ditangannya

“omo jam 6 sore? pantas saja di luar mulai gelap!”seru Fanny terkejut

“yah apa kalian tahu?”kini Riri yang berkata dengan kalimat tanya

“apa?”tanya kedua sahabatnya itu

“katanya di perpus ada hantunya!”jawab Riri dengan ekspresi yang berbeda

“YAH kamu ini kalau ngomong jangan asal! Kamu pikir aku berani huh?!”seru Mona yang mulai terbawa suasana yang mulai horror

“Riri-ya jangan ngomong gitu dong, masalahmu tadi saja sudah horror kenapa sekarang kamu bilang sesuatu yang membuat suasana lebih horror lagi eoh? Keumanhae, nde?”kata Fanny mulai merinding

“aku tidak ingin menakuti kalian, hanya saja aku teringat cerita itu saat mendengar kalau ini sudah jam 6 sore”kata Riri menjelaskan

“tapi tak perlu memberitahu kami diwaktu yang tidak tepat ini juga, kamukan bisa bilang dilain waktu dan kesempatan”kata Mona juga menjelaskan

“ak…”PRANGG -bunyi benda jatuh-

“KYAAAA”ketiga yeoja itu terlonjat kaget sambil berteriak saat mendengar sesuatu jatuh di belakang ruangan yang kini mereka berada, tanpa menunggu lama ketiga yeoja cantik itu berlari keluar dari ruangan tersebut.

“kok ada suara yang berteriak? Apa masih ada siswa di ruangan ini? Bukannya jam pulang sudah lama lewat!”seseorang berkata sambil menengok ruangan yang tadi di tempati oleh ketiga yeoja cantik itu.

“aigoo moli-ya kenapa kamu lewat situ huh? Benda ini jatuh gara-gara kamu, mana bising sekali bunyinya!”kata orang tersebut sambil meraih kucing yang dipanggilnya dengan sebutan moli itu, orang itu tak lain adalah penjaga sekolah yang sedang berkeliling sekolah itu.

***

Chella dan Lian berdiri di halte bus sambil menunggu bus datang. Beberapa detik kemudian yang bus yang ditunggupun akhirnya tiba.
 

“kajja”entah siapa yang mengajak, keduanyapun berjalan memasuki bus tersebut.
 

“omo eonni, busnya full”ujar Chella sambil menatap isi bus yang dipenuhi orang-orang itu.
 

“aniya, itu sana sepertinya ada tempat yang kosong, kajja!”kata Lian sambil menunjuk kearah tempat kosong yang berada di bagian tengah kemudian melangkahkan kaki menujuh tempat yang dimaksudnya itu, diikuti Chella. Saat sampai keduanya terlihat kecewa.
 

“hanya 1 yang kosong”ujar Chella. Detik berikutnya mata kedua yeoja itu terbelalak saat melihat siapa orang yang duduk di samping tempat duduk yang mereka maksud tadi.

***

Eyli, yeoja itu berbaring di tempat tidurnya sambil menutup seluruh tubuhnya dengan blanket biru miliknya. Eyli sedang memikirkan kejadian tadi di sekolahnya, dari kesalah-pahaman dirinya pada Jimin & Riri sampai pertemuannya dengan Jimin tadi sepulang sekolah.

~Flashback~
“sudah ku katakan aku tak mau bicara denganmu ataupun dengan Riri, sekarang jangan mengikutiku arra!”seru Eyli kemudiani kembali melangkahkan kakinya
 

“Eyli-ya, apa kamu akan terus marah seperti ini? Bukannya aku sudah menjelaskan semuanya tadi!ujar Jimin, Eyli menghentikan langkahnya lalu berbalik menatap Jimin sinis.
 

dan kamu pikir aku akan percaya begitu saja setelah aku melihat apa yang kalian lakukan huh? Pembohong!seru Eyli lalu kembali melangkahkan kakinya. Melihat itu Jimin dengan cepat berlari dan berhenti di depan Eyli, membuat yeoja itu mau tak mau menghentikan langkahnya lalu menatap Jimin tajam. Dia melangkah ke kiri, Jimin melangkah kekanan, dia melangkah kearah yang berlawanan Jiminpun ikut melangkah kearah yang berlawanan, membuat Eyli tak bisa berjalan karena terhalang oleh tubuh namja tampan itu.
 

pikkeo!”perintah Eyli dengan suara & tatapan yang tajam namun itu tak membuat Jimin menyerah, namja itu menggelengkan kepalanya sebagai jawaban. Membuat Eyli semakin naik pitam.
 

“ku bilang minggir, apa kau tuli huh?”seru Eyli penuh emosi, Jimin dibuat terbelalak olehnya, pasalnya yeoja itu tak pernah membentaknya seperti ini & dia baru sadar tak ada kata oppa yang dilontarkan yeoja itu dari tadi. Yeoja itu benar-benar marah sekarang. Melihat kesempatan, Eyli dengan cepat berjalan meninggalkan namja itu yang sedang memasang ekspresi terkejut. Beberapa detik kemudian Jimin sadar, dengan cepat dia berbalik.
 

“KIM EYLI APA KAU MASIH TAK MAU MENGERTI HUH?”tanya Jimin dengan teriakan, namun Eyli terus saja melangkah.
 

“BERHENTILAH BERSIKAP KEKANAK-KANAKKAN!”nihil tak ada respon dari Eyli. Jimin mulai terpancing emosi.
 

“BERHENTI DISITU KIM EYLI!”teriak Jimin memerintah. Namun seakan tuli yeoja itu mengabaikan perintah Jimin.
 

“JIKA KAU TAK BERHENTI MAKA HUBUNGAN KITA SAMPAI DISINI!”bagaikan disambar petir Eyli menghentikan langkahnya, mata yeoja itu membulat sempurna karena perkataan namjanya yang kurang-ajar itu. Melihat yeojanya menghentikan langkahnya Jimin sedikit bernafas legah ‘berhasil’batin Jimin. Seperti menelan bom yang dirancangnya sendiri, Jimin melihat Eyli kembali melangkahkan kakinya.
 

“YA.. YAH KIM EYLI, APA KAU TAK MENDENGAR KATA-KATAKU BARUSAN EOH?”teriak Jimin mulai panik, namun tak membuat yeoja itu menghentikan langkahnya.
 

“APA KAU BENAR-BENAR INGIN HUBUNGAN KITA SAMPAI DISINI EOH?”Jimin kembali berteriak, nihil! Eyli sama sekali tak menghentikan langkahnya.
 

“ya Tuhan Eyli”seru Jimin lirih sambil menatap Eyli yang semakin menjauh

jadi ini benar-benar berakhir?!”tutur Jimi seakan tak mempunyai tenaga, Jimin terduduk. “Park Jimin neo paboya, jeongmal pabo!”seru Jimin sambil memukul kepalanya. Dia mempertahankan posisi seperti itu lumayan lama.
 

“ARGHHHHH”jerit namja itu
 

“ARGH APPO, YAH KEUMANHAE!”jerit Jimin lagi, namja itu menjerit saat merasakan sesuatu yang lumayan keras menghantam punggungnya berulang-ulang.
 

“NEO MICHISSEO? BERANINYA KAU MENGELUARKAN KATA-KATA SEPERTI ITU PADAKU HAH? SIALAN KAU, RASAKAN INI, RASAKAN!”teriak orang yang memukul Jimin itu. orang itu memukul Jimin tanpa ampun.
 

“KUMOHON HENTIKAN, INI BENAR-BENAR SAKIT! HENTIKAN, YAH TUHAN PUNGGUNGKU!”jerit Jimin menahan sakit dipunggungnya, Jimin berusaha menangkis pukulan dari orang tersebut dan akhirnya orang itu menghentikan aksi membabi-butanya itu sambil menghirup oksigen sebanyak-banyaknya.
 

“KAU KETERLALUAN HIKS...HIKS..HIKS”seru orang itu sambil terisak, Jimin sambil menahan sakit mencoba berdiri.
 

“yah Eyli-ya uljima, jebal, aku tak bermaksud mengatakan itu padamu, aku hanya ingin menghentikan langkahmu saja, sungguh!”kata Jimin berusaha membujuk orang yang memukulnya itu yang tak lain Eyli. Eyli tak menjawab dia terus menangis.
 

“Eyli-ya, jebalyo, uljima nde..”kata Jimin lagi, dia terus membujuk agar yeojanya itu berhenti menangis.

***

“minumlah”kata Jimin sambil menyodorkan sebotol air mineral pada Eyli, Eyli meraih minuman yang disodorkan kepadanya, diapun meneguk minuman tersebut. Eyli tak lagi menangis sekarang. Mereka berdua sekarang sedang duduk di sebuah taman. Keadaan tiba-tiba hening. Eyli hanya memegang botol sambil menatap kearah depan.
 

“mianhae”ujar Jimin memecahkan keheningan diantara keduanya.
 

“arra”jawab Eyli, membuat Jimin tersenyum, dia menatap kearah Eyli
 

“aku juga ingin minta maaf, seharusnya aku tak bersikap kekanak-kanakan! Aku seharusnya percaya padamu juga pada Riri, tapi aku malah menuduh kalian tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi”balas Eyli, membuat senyum diwajah Jimin semakin merekah.
 

wooo~ uri Eyli bisa juga berkata bijak, aku senang mendengarnya!”tutur Jimin kemudian mengelus kepala Eyli sambil tersenyum

“yah, rambutku!”seru Eyli sambil menepis tangan Jimin dengan halus sambil merapikan rambutnya yang sedikit berantakan itu.

“eish!”Jimin berdesis kemudian tersenyum, membuat giginya nampak, Eyli hanya membalas dengan senyum. Eyli menatap kearah depan, Jiminpun menyandarkan punggungnya di sandaran kursi taman tersebut. Jimin menatap kearah Eyli sampai tatapannya berhenti ditangan yeoja itu. tangan itu nampak sedikit memar dengan cepat Jimin kembali menegakkan duduknya.
 

“ini kenapa?”tanya Jimin sambil memegang tangan Eyli yang memar itu.
 

“ini bekas cengkramanmu”jawab Eyli sambil memayunkan bibirnya
 

“jeongmal? aigoo pasti sakit!”ujar Jimin sambil mengernyit
 

“tentu saja sakit, oppa pikir saja masa sampai memar begini masa tidak sakit!tutur Eyli
 

“tapi kapan aku mencengkram tanganmu?”tanya Jimin sambil menatap wajah Eyli, membuat Eyli memutar bola matanya.
 

“saat kau menarik paksa aku tadi dan menciumku tiba-tiba”jawab Eyli sedikit emosi, membuat Jimin mengedip-ngedipkan matanya berkali-kalia. Menyadari akan ucapannya barusan Eyli membulatkan matanya, dengan cepat yeoja itu menarik tangannya kemudian berdiri.
 

“ak..aku harus pulang sekarang!”ujar Eyli kemudian berlari meninggalkan Jimin yang masih terkejut.

“yah KIM EYLI changkaman!”seru Jimin saat yeojanya mulai menjauh. Dia tersenyum geli melihat tingkah yeojanya yang menurutnya itu manis.

“YAH KAU BILANG APA TADI?”Jimin berseru, menggoda yeojanya itu

“LUPAKAN!”Eyli membalasnya dengan berteriak sambil mempercepat langkahnya. Jimin terkekeh lalu ikut mempercepat langkahnya, menyusul Eyli.
~Flashback END~

“memalukan sekali”seru Eyli. Yeoja itu memutar bdannya kekiri dan kekanan.
 

aigooserunya DRRT DRRT tiba-tiba aktivitasnya yang ‘gila’ itu terhenti saat hpnya bergetar. Dengan cepat yeoja itu meraih hpnya lalu membuka isi pesan yang masuk.
 

From Riri :
Mianhae Eyli-ya, jeongmal mianhae~ 

Eyli menatap isi pesan tersebut, lalu dengan cepat membalasnya.
 

To Riri :
Gwenchana, seharusnya aku yang minta maaf, mianhae Riri-ya, aku membentakmu tadi~
Eyli tersenyum saat membalas pesan Riri
 

From Riri :
Jeongmalyo Eyli-ya?~
 

To Riri :
Nde
, aku minta maaf yah~
 

From Riri :
Gwenchana, seharusnya aku yang minta maaf~
 

To Riri :
Aku yang harus minta maaf bukan kamu, kamu tak salah, aku malah menuduh kamu~
 

From Riri :
Sudahlah, lebih baik kita melupakan masalah ini Eily-ah ^^~
 

To Riri :
nde~
 

From Riri :
Sampai jumpa besok ~
 

To Riri :
sampai jumpa besok~
Eyli mengakhiri pesan diantara dia dan Riri. Yeoja itu tersenyum.





To Be Continue :)


AKHIRNYA~~~ bagaimana reader’s-deul? Apakah aneh, gaje atau sedikit ngawur? Mohon maaf jika masih banyak kesalahan dalam penulisan, kedepannya author akan berusaha untuk mengurangi kesalahan dalam penulisan atau dalam cerita. Kritik dan saran sangat diperlukan ;) Terima kasih sudah membaca :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar